Pages

Sunday, March 17, 2013

Magis dalam sepak bola: Tendangan 1st time

2 Pemain yang tidak dapat anda tolak dalam tim

Apakah yang ada dalam benak anda ketika saya menyebut nama David Ginola dan Faustino Asprilla? Dua jagoan tahun 90an? Dua pemain kontroverisial? Atau anda dengan dangkal menyebut saya tua padahal sebetulnya anda lah yang tidak beruntung karena tidak pernah menyaksikan kedua pemain tadi bermain.

Jika anda belum pernah melihat gol-gol yang mereka ciptakan, coba saja buka situs youtube untuk melihat kompilasi gol-gol cantik yang pernah mereka ciptakan.

Menyebut dua nama itu mewakili perasaan terdalam saya terhadap jenis-jenis gol yang kerap mereka ciptakan, yaitu gol tendangan 1st time yang keras menghujam dan tak terhentikan oleh kiper lawan. Kemampuan melakukan tendangan 1st time yang baik adalah kombinasi dari timing, kepercayaan diri dan naluri yang kuat. Anda tidak perlu mengukur di mana posisi gawang lawan, di mana penjaga gawang berdiri, di mana bek lawan berada. Anda tinggal menghantamkannya saja sesuka hati.

Mencetak gol lewat tendangan 1st time adalah salah satu perasaan terhebat di muka bumi. Seperti seluruh alam semesta berkonspirasi untuk mengizinkan gol tercipta, seperti ada kekuatan lain yang merasuki tubuh anda dan ini bukanlah kebetulan kosmik semata. Sesuatu yang mungkin tidak dapat anda lakukan di situasi normal.

Mencetak gol lewat sepakan tanpa mengontrol lebih dulu selalu istimewa. Ada kegembiraan membuncah ketika tendangan itu menembus gawang lawan, mendengar bunyi jala gawang berkoyak, melihat teman-teman menghampiri dan memberi selamat, dan mendengarkan riuh penonton yang berdecak kagum.

Tendangan ini seperti tidak direncanakan. Ia seperti tidak memiliki rumus, tidak memiliki skema, dan tidak ada dalam rancangan pelatih sedetil Jose Mourinho sekalipun. Ini murni kehebatan pemain. Dalam final Liga Champions tahun 2002, Zinedine Zidane tidak pernah diinstruksikan oleh Vicente Del Bosque untuk melakukan tendangan voli surgawi itu. Tendangan dengan cara mengangkat kaki kiri hingga di atas kepala ketika menerima crossing lambung Roberto Carlos saat menghadapi Bayer Leverkusen, tim kuda hitam Liga Champions saat Michael Ballack mulai angkat nama itu adalah sebuah kesuksesan tiada tara dari sang maestro.

Anda mungkin harus mencobanya sendiri di lapangan untuk mengetahui sensasinya. Tendangan 1st time itu hanya bisa anda lakukan ketika jiwa dan raga anda sudah menyatu dengan permainan, alam bawah sadar anda sudah berpikir sepak bola setiap saat, dan salah satu tujuan anda hidup di dunia ini adalah untuk setidaknya menjadi penggemar sepak bola, jika memang gagal menjadi pesepakbola. Menciptakan gol semacam itu memberi ekstasi berlebih karena anda berhasil menggabungkan unsur-unsur yang terukur dan tidak terukur sekaligus: perjudian, spekulasi, presisi, keyakinan, dan kelenturan fisik.

Tidak peduli apakah anda sedang lelah-lelahnya di lapangan, langit sedang mendung dan petir menyambar-nyambar, atau pemain lawan mengintimidasi tiada henti. Jika momen itu datang, sebuah kekuatan yang lebih dahsyat daripada Pil NZT akan merasuki tubuh anda. Anda akan menghitung langkah lebih tepat, mengambil ancang-ancang lebih pasti, menyelaraskan gerak pinggul dan pundak, lalu mengangkat kaki dengan presisi 100% mengayunkannya tanpa ragu lalu jebol sudah gawang lawan. Tenaga dari tendangan seolah sudah ter-setting secara otomatis dan posisi gawang lawan sudah terekam di otak anda, dan bola tidak akan nyasar. Voila. Sebuah magis baru saja anda ciptakan di atas hamparan rumput hijau.

Terkadang, pemain dengan skill seperti ini bukanlah pemain terbaik, bukanlah pemain terhebat. Baik Ginola maupun Asprilla memang pemain hebat di masa mereka, namun mereka bukan yang terbaik. Ginola dan Asprilla lebih dikenal sebagai pemain flamboyan, seniman lapangan yang berbuat semaunya, contoh pemain yang hampir pasti tidak akan mendapat tempat di kompetisi level tinggi jaman sekarang.

Namun kedua pemain ini adalah cermin sejati seseorang yang sangat passionate terhadap permainan sederhana yang tujuannya hanya mencetak gol ke gawang lawan dan memenangkan pertandingan. Keduanya selalu menyatu dengan permainan ini di manapun mereka bermain, dan keduanya adalah contoh sempurna pelampiasan sukacita yang sempurna di lapangan hijau.

Mereka tidak meminum Pil NZT untuk melakukannya, mereka hanya bermodalkan kecintaan pada permainan dan hanya menggunakan keterampilan alami yang merupakan hadiah dari Sang Pencipta.

Jika anda ingin menjadi penghibur sejati di lapangan sekaligus mimpi buruk bagi lawan, silahkan rajin berlatih dengan meminta teman anda mengirim umpan dengan variasi ketinggian dan kecepatan agar alam bawah sadar anda selalu menyadarkan otak dan saraf untuk selalu responsif akan datangnya sebuah magis.

No comments:

Post a Comment