2 Pemain yang tidak dapat anda tolak dalam tim |
Apakah yang ada dalam benak anda ketika saya menyebut nama
David Ginola dan Faustino Asprilla? Dua jagoan tahun 90an? Dua pemain
kontroverisial? Atau anda dengan dangkal menyebut saya tua padahal sebetulnya anda lah yang tidak
beruntung karena tidak pernah menyaksikan kedua pemain tadi bermain.
Jika anda belum pernah melihat gol-gol yang mereka ciptakan,
coba saja buka situs youtube untuk melihat kompilasi gol-gol cantik yang pernah
mereka ciptakan.
Menyebut dua nama itu mewakili perasaan terdalam saya
terhadap jenis-jenis gol yang kerap mereka ciptakan, yaitu gol tendangan 1st
time yang keras menghujam dan tak terhentikan oleh kiper lawan. Kemampuan melakukan
tendangan 1st time yang baik adalah kombinasi dari timing,
kepercayaan diri dan naluri yang kuat. Anda tidak perlu mengukur di mana posisi
gawang lawan, di mana penjaga gawang berdiri, di mana bek lawan berada. Anda tinggal
menghantamkannya saja sesuka hati.
Mencetak gol lewat tendangan 1st time adalah
salah satu perasaan terhebat di muka bumi. Seperti seluruh alam semesta
berkonspirasi untuk mengizinkan gol tercipta, seperti ada kekuatan lain yang
merasuki tubuh anda dan ini bukanlah kebetulan kosmik semata. Sesuatu yang mungkin tidak dapat anda lakukan di situasi
normal.
Mencetak gol lewat sepakan tanpa mengontrol lebih dulu
selalu istimewa. Ada kegembiraan membuncah ketika tendangan itu menembus gawang
lawan, mendengar bunyi jala gawang berkoyak, melihat teman-teman menghampiri
dan memberi selamat, dan mendengarkan riuh penonton yang berdecak kagum.
Tendangan ini seperti tidak direncanakan. Ia seperti tidak
memiliki rumus, tidak memiliki skema, dan tidak ada dalam rancangan pelatih
sedetil Jose Mourinho sekalipun. Ini murni kehebatan pemain. Dalam final Liga Champions tahun 2002, Zinedine Zidane
tidak pernah diinstruksikan oleh Vicente Del Bosque untuk melakukan tendangan
voli surgawi itu. Tendangan dengan cara mengangkat kaki kiri hingga di atas
kepala ketika menerima crossing lambung Roberto Carlos saat menghadapi Bayer
Leverkusen, tim kuda hitam Liga Champions saat Michael Ballack
mulai angkat nama itu adalah sebuah kesuksesan tiada tara dari sang maestro.
Anda mungkin harus mencobanya sendiri di lapangan untuk
mengetahui sensasinya. Tendangan 1st time itu hanya bisa anda
lakukan ketika jiwa dan raga anda sudah menyatu dengan permainan, alam bawah
sadar anda sudah berpikir sepak bola setiap saat, dan salah satu tujuan anda
hidup di dunia ini adalah untuk setidaknya menjadi penggemar sepak bola, jika
memang gagal menjadi pesepakbola. Menciptakan gol semacam itu memberi ekstasi
berlebih karena anda berhasil menggabungkan unsur-unsur yang terukur dan tidak terukur sekaligus: perjudian, spekulasi,
presisi, keyakinan, dan kelenturan fisik.
Tidak peduli apakah anda sedang lelah-lelahnya di lapangan,
langit sedang mendung dan petir menyambar-nyambar, atau pemain lawan
mengintimidasi tiada henti. Jika momen itu datang, sebuah kekuatan yang lebih
dahsyat daripada Pil NZT akan merasuki tubuh anda. Anda akan menghitung langkah
lebih tepat, mengambil ancang-ancang lebih pasti, menyelaraskan gerak pinggul
dan pundak, lalu mengangkat kaki dengan presisi 100% mengayunkannya tanpa ragu
lalu jebol sudah gawang lawan. Tenaga dari tendangan seolah sudah ter-setting
secara otomatis dan posisi gawang lawan sudah terekam di otak anda, dan bola tidak
akan nyasar. Voila. Sebuah magis baru saja
anda ciptakan di atas hamparan rumput hijau.
Terkadang, pemain dengan skill seperti ini bukanlah pemain
terbaik, bukanlah pemain terhebat. Baik Ginola maupun Asprilla memang pemain
hebat di masa mereka, namun mereka bukan yang terbaik. Ginola dan Asprilla lebih dikenal sebagai pemain flamboyan, seniman lapangan yang berbuat semaunya, contoh pemain yang hampir pasti tidak akan mendapat tempat di kompetisi level tinggi jaman sekarang.
Namun kedua pemain ini adalah cermin sejati seseorang yang
sangat passionate terhadap permainan sederhana yang tujuannya hanya mencetak
gol ke gawang lawan dan memenangkan pertandingan. Keduanya selalu menyatu
dengan permainan ini di manapun mereka bermain, dan keduanya adalah contoh
sempurna pelampiasan sukacita yang sempurna di lapangan hijau.
Mereka tidak meminum Pil NZT untuk melakukannya, mereka
hanya bermodalkan kecintaan pada permainan dan hanya menggunakan keterampilan
alami yang merupakan hadiah dari Sang Pencipta.
Jika anda ingin menjadi penghibur sejati di lapangan
sekaligus mimpi buruk bagi lawan, silahkan rajin berlatih dengan meminta teman
anda mengirim umpan dengan variasi ketinggian dan kecepatan agar alam bawah
sadar anda selalu menyadarkan otak dan saraf untuk selalu responsif akan
datangnya sebuah magis.
No comments:
Post a Comment