Pages

Tuesday, July 17, 2012

Menebak rencana AC Milan

Galliani dan Braida, tugas maha berat menanti

Keputusan tidak populer akhirnya diambil oleh para petinggi Milan. Setelah kontraknya sempat diperpanjang hingga 2016, Thiago Silva akhirnya dilepas ke klub kaya baru, Paris Saint Germain dengan nilai transfer 45 juta euro. Tidak berhenti sampai disitu, Zlatan Ibrahimovic akan menyusul dengan nilai transfer 20 juta euro.

Keputusan menjual kedua bintang utamanya membuat Milan kini dipandang sebagai tim medioker. Cesare Maldini mengatakan bahwa penjualan bek yang berusia 27 tahun ini adalah langkah blunder. “Penjualan Ibra bisa diterima karena dia sudah berumur 30 tahun. Namun menjual bek terbaik dunia yang merupakan kapten masa depan sama sekali tidak bisa dimengerti.” Demikian komentar ayah dari Paolo Maldini tersebut.

Kini bukan hanya Thiago yang dijual, tetapi juga Zlatan Ibrahimovic, penyerang yang menjadi sumber gol dan kreativitas Milan musim lalu. Belum lagi ditambah hengkangnya para old guard seperti Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, Clarence Seedorf, Mark Van Bommel, Gianluca Zambrotta dan Filippo Inzaghi. Akan seperti apa Milan musim depan? Sebelum ke topik itu, tidak ada salahnya jika kita melihat lebih dalam mengapa Milan akhirnya harus menjual kedua pemain kunci mereka sekaligus para pemain senior yang selama ini berpengaruh di ruang ganti.

Seperti yang bisa dilihat dari catatan keuangan Milan, situasi keuangan klub yang bermarkas di Milanello ini memang tidak bisa dibilang menggembirakan. Pendapatan stagnan Rossoneri yang setia di kisaran angka 200an juta euro kontradiktif dengan tradisi mereka mengumpulkan 2-3 pemain bintang dalam tim. Biaya gaji yang besar membuat posisi akhir keuangan tim ini selalu berada dalam kerugian. Dalam dua musim terakhir, kerugian Milan bahkan menyentuh 60 juta euro, nilai yang musim ini sudah tidak bisa ditolerir lagi oleh kebijakan Financial Fair Play (FFP).

Prioritas selamat dari monitoring FFP menjadi agenda teratas klub sekota Internazionale ini. Penjualan dua bintang sekaligus yang menghasilkan uang 65 juta euro serta melepas para senior akan menolong penerimaan tim secara signifikan. Masalah bagi Milan adalah mereka tidak memiliki faktor dasar untuk menjadi klub kaya. Sisi penerimaan Milan menunjukkan stagnansi karena pertumbuhan mereka hanyalah 9% selama kurun waktu 2005 hingga 2011. Bandingkan dengan Barcelona yang tumbuh 117% dengan kurun waktu yang sama. Pembagian hak siar secara kolektif, tidak punya stadion sendiri, rendahnya rataan penonton adalah faktor-faktor yang membuat Milan harus puas dengan rapor keuangan yang selalu merah setiap tahunnya.

Penjualan bintang memang tidak secara otomatis “menghijaukan” laporan keuangan Milan. tapi kerugian mereka akan menurun secara signifikan. Silvio Berlusconi menyatakan bahwa Milan bisa menghemat 150 juta euro dari penerimaan transfer Thiago dan Ibra plus biaya gaji mereka. Ditambah hengkangnya para senior, Milan bisa menurunkan biaya gaji mereka hingga 30%.

Lalu kembali lagi ke pertanyaan apakah rencana Milan selanjutnya?

Adriano Galliani dan Ariedo Braida harus bergerak cepat. Lubang menganga sudah tercipta di lini belakang. Musim lalu, absennya Thiago Silva di pekan-pekan terakhir membuat Milan kehilangan poin-poin penting yang membuat scudetto mereka lepas ke tangan Juventus. Bek yang ada sekarang jelas tidak cukup untuk mengawal lini pertahanan Milan dalam upaya mereka merebut kembali scudetto dan melangkah jauh di Liga Champions.

Melihat komposisi lini belakang, terlihat betapa rentannya Milan. Rekrutan baru Francesco Acerbi mungkin potensial, tapi pemain ini baru 17 kali bermain di seri a bersama Chievo musim lalu. Philippe Mexes juga belum kembali ke performa terbaiknya kala memperkuat AS Roma, dan musim lalu pemain asal Prancis ini kerap cedera.

Di sektor pelapis lebih rentan lagi. Milan hanya tinggal memiliki dua pemain senior yang berposisi natural sebagai bek tengah yaitu Mario Yepes dan Daniele Bonera. Lamban dan rentan cederanya Yepes serta sering blundernya Bonera menambah keraguan karena mereka harus kerap mengcover posisi bek sayap yang sering ditinggalkan oleh duo fullback ofensif, Ignazio Abate dan Luca Antonini.

Pemain yang menarik perhatian justru dua pelapis fullback yaitu Didac Vila di kiri dan Mattia De Sciglio di kanan. Kedua pemain muda ini tampil baik musim lalu. Didac Vila adalah andalan tim nasional junior Spanyol sementara De Sciglio adalah produk binaan asli yang sempat bermain apik ketika beberapa kali dipercaya mengisi posisi yang ditinggalkan para seniornya yang absen.

Jika kita melihat ke tengah, akan lebih banyak lagi perubahan komposisi pemain di lini penggerak tersebut. Jika biasanya Mark Van Bommel diapit Antonio Nocerino, Clarence Seedorf dan Kevin Prince Boateng, kini posisi Van Bommel diisi oleh satu-satunya old guard tersisa yaitu Massimo Ambrosini. Ambrosini akan ditemani Nocerino, Montolivo dan Boateng. Kuartet ini akan dilapis oleh Kevin Constant, Bakeye Traore, Sulley Muntari, Mathieu Flamini, Rodney Strasser dan Urby Emanuelson.

Dengan banyaknya amunisi baru, perubahan pola amat mungkin terjadi pada rossoneri. Allegri bisa mengandalkan Montolivo sebagai gelandang modern yang mampu memainkan berbagai peran di lini tengah. Montolivo dapat ditempatkan di posisi deep-lying playmaker, defensive playmaker, gelandang tengah atau bahkan trequartista. Kehadiran Montolivo adalah berkah luar biasa bagi Milan karena selain didapatkan secara gratis, Montolivo memiliki kapasitas dan kualitas untuk menjadi katalis bagi tim yang diperkuatnya.

Lini depan adalah lini yang harus dipikirkan matang-matang selain lini belakang. Kepergian Ibra akan mengubah secara drastis wajah serangan Milan. Jika awalnya bertumpu pada pemain jangkung ini, kini Milan harus menyerang secara lebih kolektif lagi. Pemain seperti Cassano adalah pemain yang cocok menerapkan pola permainan kolektif karena si bengal ini sejatinya adalah seorang team player yang kerap melakukan kombinasi dengan para rekan duetnya.

Lalu, siapa yang sebaiknya didatangkan Milan?
Milan Channel pernah merilis bahwa Milan akan melakukan penghematan di bursa transfer dan akan menyisakan dana segar 25 juta euro untuk membantu posisi mereka dalam melewati fase monitoring FFP. Jika mereka menerima 65 juta euro dari penjualan Thiago dan Ibra, rossoneri dapat melakukan pembelian pemain hingga 40 juta euro untuk penambahan pemain sesuai dengan kebutuhan.

Untuk lini belakang, Milan disebut-sebut mengincar beberapa nama. Dari negeri sendiri, Davide Astori dan Angelo Ogbonna menjadi kandidat terdepan. Harga yang lumayan tinggi dari kedua pemain ini masih menjadi ganjalan para petinggi Milan untuk melakukan penawaran. Dari Portugal, Milan dikabarkan serius mengincar Rolando, bek tengah berusia 26 tahun asal Porto dan Ezequiel Garay, mantan bek Real Madrid yang bermain di Benfica. Nama Bruno Alves (Zenit St. Petersburg) juga masuk bursa.

Satu lagi pemain belakang yang diincar rossoneri adalah Dede. Bek muda Brasil yang bermain di Vasco Da Gama ini adalah talenta besar yang dianggap pas sebagai suksesor Thiago. Namun harga 30 juta euro yang menjadi buy-out clause yang ditetapkan Vasco terlalu mahal buat Milan.

Milan juga membutuhkan pelapis Massimo Ambrosini sebagai gelandang bertahan. Usia yang sudah mencapai 35 tahun diyakini akan menghambat sang kapten dari sisi kebugaran. Nama Lassana Diarra, yang jarang dimainkan Madrid diapungkan sebagai kandidat, selain Axel Witsel punggawa Benfica. Namun kedua klub tidak akan melepas mereka dengan harga murah.

Dan di lini depan, Milan membutuhkan pemain yang bisa menjadi penentu hasil pertandingan sebaik Ibra. Ada empat kandidat untuk mengisi posisi ini. Yang terdepan adalah Edin Dzeko. Pemain ini secara fisik dan karakter paling mirip Ibra, Dzeko juga disukai pelatih Max Allegri. Carlos Tevez menjadi kandidat berikutnya mengingat pemain ini nyaris bergabung dengan rossoneri pada musim dingin lalu. Nasib kedua pemain ini akan banyak bergantung pada keberhasilan Manchester City dalam mendatangkan Robin Van Persie.

Dua kandidat lainnya adalah double d, Mattia Destro dan Leandro Damiao. Keduanya adalah penyerang muda potensial yang sedang menanjak permainannya. Harga Destro lebih murah mengingat dia bermain di Genoa, klub yang sering menjadi mitra transfer Milan. Untuk Damiao, Milan nampaknya harus mempertimbangkan buy-out clause 50 juta euro yang menempel pada penyerang Internacional ini.

Keadaan ini sebenarnya bisa menjadi blessing in disguise bagi Milan. Keterbatasan untuk bergerak di bursa transfer akan memaksa Milan untuk memaksimalkan para youngster binaan akademi mereka. Semoga akan muncul Paolo Maldini atau Franco Baresi baru.

No comments:

Post a Comment