Galliani dan Braida, tugas maha berat menanti |
Keputusan tidak populer akhirnya
diambil oleh para petinggi Milan. Setelah kontraknya sempat diperpanjang hingga
2016, Thiago Silva akhirnya dilepas ke klub kaya baru, Paris Saint Germain
dengan nilai transfer 45 juta euro. Tidak berhenti sampai disitu, Zlatan
Ibrahimovic akan menyusul dengan nilai transfer 20 juta euro.
Keputusan menjual kedua
bintang utamanya membuat Milan kini dipandang sebagai tim medioker. Cesare
Maldini mengatakan bahwa penjualan bek yang berusia 27 tahun ini adalah langkah
blunder. “Penjualan Ibra bisa diterima karena dia sudah berumur 30 tahun. Namun
menjual bek terbaik dunia yang merupakan kapten masa depan sama sekali tidak
bisa dimengerti.” Demikian komentar ayah dari Paolo Maldini tersebut.
Kini bukan hanya Thiago yang
dijual, tetapi juga Zlatan Ibrahimovic, penyerang yang menjadi sumber gol dan kreativitas
Milan musim lalu. Belum lagi ditambah hengkangnya para old guard seperti Alessandro Nesta, Gennaro Gattuso, Clarence
Seedorf, Mark Van Bommel, Gianluca Zambrotta dan Filippo Inzaghi. Akan seperti
apa Milan musim depan? Sebelum ke topik itu, tidak ada salahnya jika kita melihat
lebih dalam mengapa Milan akhirnya harus menjual kedua pemain kunci mereka
sekaligus para pemain senior yang selama ini berpengaruh di ruang ganti.
Seperti yang bisa dilihat
dari catatan
keuangan Milan, situasi keuangan klub yang bermarkas di Milanello ini
memang tidak bisa dibilang menggembirakan. Pendapatan stagnan Rossoneri yang
setia di kisaran angka 200an juta euro kontradiktif dengan tradisi mereka
mengumpulkan 2-3 pemain bintang dalam tim. Biaya gaji yang besar membuat posisi
akhir keuangan tim ini selalu berada dalam kerugian. Dalam dua musim terakhir,
kerugian Milan bahkan menyentuh 60 juta euro, nilai yang musim ini sudah tidak
bisa ditolerir lagi oleh kebijakan Financial Fair Play (FFP).
Prioritas selamat dari
monitoring FFP menjadi agenda teratas klub sekota Internazionale ini. Penjualan
dua bintang sekaligus yang menghasilkan uang 65 juta euro serta melepas para
senior akan menolong penerimaan tim secara signifikan. Masalah bagi Milan adalah
mereka tidak memiliki faktor dasar untuk menjadi klub kaya. Sisi penerimaan
Milan menunjukkan stagnansi karena pertumbuhan mereka hanyalah 9% selama kurun
waktu 2005 hingga 2011. Bandingkan dengan Barcelona yang tumbuh 117% dengan
kurun waktu yang sama. Pembagian hak siar secara kolektif, tidak punya stadion
sendiri, rendahnya rataan penonton adalah faktor-faktor yang membuat Milan
harus puas dengan rapor keuangan yang selalu merah setiap tahunnya.
Penjualan bintang memang
tidak secara otomatis “menghijaukan” laporan keuangan Milan. tapi kerugian
mereka akan menurun secara signifikan. Silvio Berlusconi menyatakan bahwa Milan
bisa menghemat 150 juta euro dari penerimaan transfer Thiago dan Ibra plus
biaya gaji mereka. Ditambah hengkangnya para senior, Milan bisa menurunkan
biaya gaji mereka hingga 30%.
Lalu kembali lagi ke
pertanyaan apakah rencana Milan selanjutnya?
Adriano Galliani dan Ariedo Braida harus bergerak cepat. Lubang menganga sudah
tercipta di lini belakang. Musim lalu, absennya Thiago Silva di pekan-pekan terakhir
membuat Milan kehilangan poin-poin penting yang membuat scudetto mereka lepas
ke tangan Juventus. Bek yang ada sekarang jelas tidak cukup untuk mengawal lini
pertahanan Milan dalam upaya mereka merebut kembali scudetto dan melangkah jauh
di Liga Champions.
Melihat komposisi lini
belakang, terlihat betapa rentannya Milan. Rekrutan baru Francesco Acerbi
mungkin potensial, tapi pemain ini baru 17 kali bermain di seri a bersama
Chievo musim lalu. Philippe Mexes juga belum kembali ke performa terbaiknya
kala memperkuat AS Roma, dan musim lalu pemain asal Prancis ini kerap cedera.
Di sektor pelapis lebih
rentan lagi. Milan hanya tinggal memiliki dua pemain senior yang berposisi
natural sebagai bek tengah yaitu Mario Yepes dan Daniele Bonera. Lamban dan
rentan cederanya Yepes serta sering blundernya Bonera menambah keraguan karena
mereka harus kerap mengcover posisi bek sayap yang sering ditinggalkan oleh duo
fullback ofensif, Ignazio Abate dan
Luca Antonini.
Pemain yang menarik
perhatian justru dua pelapis fullback yaitu Didac Vila di kiri dan Mattia De
Sciglio di kanan. Kedua pemain muda ini tampil baik musim lalu. Didac Vila
adalah andalan tim nasional junior Spanyol sementara De Sciglio adalah produk
binaan asli yang sempat bermain apik ketika beberapa kali dipercaya mengisi
posisi yang ditinggalkan para seniornya yang absen.
Jika kita melihat ke tengah,
akan lebih banyak lagi perubahan komposisi pemain di lini penggerak tersebut. Jika
biasanya Mark Van Bommel diapit Antonio Nocerino, Clarence Seedorf dan Kevin
Prince Boateng, kini posisi Van Bommel diisi oleh satu-satunya old guard tersisa yaitu Massimo
Ambrosini. Ambrosini akan ditemani Nocerino, Montolivo dan Boateng. Kuartet ini
akan dilapis oleh Kevin Constant, Bakeye Traore, Sulley Muntari, Mathieu
Flamini, Rodney Strasser dan Urby Emanuelson.
Dengan banyaknya amunisi
baru, perubahan pola amat mungkin terjadi pada rossoneri. Allegri bisa mengandalkan
Montolivo sebagai gelandang modern yang mampu memainkan berbagai peran di lini
tengah. Montolivo dapat ditempatkan di posisi deep-lying playmaker, defensive playmaker, gelandang tengah
atau bahkan trequartista. Kehadiran Montolivo adalah berkah luar biasa
bagi Milan karena selain didapatkan secara gratis, Montolivo memiliki kapasitas dan kualitas
untuk menjadi katalis bagi tim yang diperkuatnya.
Lini depan adalah lini yang
harus dipikirkan matang-matang selain lini belakang. Kepergian Ibra akan
mengubah secara drastis wajah serangan Milan. Jika awalnya bertumpu pada pemain
jangkung ini, kini Milan harus menyerang secara lebih kolektif lagi. Pemain
seperti Cassano adalah pemain yang cocok menerapkan pola permainan kolektif karena
si bengal ini sejatinya adalah seorang team
player yang kerap melakukan kombinasi dengan para rekan duetnya.
Lalu,
siapa yang sebaiknya didatangkan Milan?
Milan Channel pernah merilis
bahwa Milan akan melakukan penghematan di bursa transfer dan akan menyisakan
dana segar 25 juta euro untuk membantu posisi mereka dalam melewati fase
monitoring FFP. Jika mereka menerima 65 juta euro dari penjualan Thiago dan
Ibra, rossoneri dapat melakukan pembelian pemain hingga 40 juta euro untuk penambahan
pemain sesuai dengan kebutuhan.
Untuk lini belakang, Milan
disebut-sebut mengincar beberapa nama. Dari negeri sendiri, Davide Astori dan
Angelo Ogbonna menjadi kandidat terdepan. Harga yang lumayan tinggi dari kedua
pemain ini masih menjadi ganjalan para petinggi Milan untuk melakukan
penawaran. Dari Portugal, Milan dikabarkan serius mengincar Rolando, bek tengah
berusia 26 tahun asal Porto dan Ezequiel Garay, mantan bek Real Madrid yang
bermain di Benfica. Nama Bruno Alves (Zenit St. Petersburg) juga masuk bursa.
Satu lagi pemain belakang yang
diincar rossoneri adalah Dede. Bek muda Brasil yang bermain di Vasco Da Gama
ini adalah talenta besar yang dianggap pas sebagai suksesor Thiago. Namun harga
30 juta euro yang menjadi buy-out clause
yang ditetapkan Vasco terlalu mahal buat Milan.
Milan juga membutuhkan
pelapis Massimo Ambrosini sebagai gelandang bertahan. Usia yang sudah mencapai
35 tahun diyakini akan menghambat sang kapten dari sisi kebugaran. Nama Lassana
Diarra, yang jarang dimainkan Madrid diapungkan sebagai kandidat, selain Axel
Witsel punggawa Benfica. Namun kedua klub tidak akan melepas mereka dengan
harga murah.
Dan di lini depan, Milan
membutuhkan pemain yang bisa menjadi penentu hasil pertandingan sebaik Ibra. Ada
empat kandidat untuk mengisi posisi ini. Yang terdepan adalah Edin Dzeko. Pemain
ini secara fisik dan karakter paling mirip Ibra, Dzeko juga disukai pelatih Max
Allegri. Carlos Tevez menjadi kandidat berikutnya mengingat pemain ini nyaris
bergabung dengan rossoneri pada musim dingin lalu. Nasib kedua pemain ini akan
banyak bergantung pada keberhasilan Manchester City dalam mendatangkan Robin
Van Persie.
Dua kandidat lainnya adalah double d, Mattia Destro dan Leandro
Damiao. Keduanya adalah penyerang muda potensial yang sedang menanjak
permainannya. Harga Destro lebih murah mengingat dia bermain di Genoa, klub
yang sering menjadi mitra transfer Milan. Untuk Damiao, Milan nampaknya harus
mempertimbangkan buy-out clause 50
juta euro yang menempel pada penyerang Internacional ini.
Keadaan ini sebenarnya bisa menjadi
blessing in disguise bagi Milan. Keterbatasan
untuk bergerak di bursa transfer akan memaksa Milan untuk memaksimalkan para
youngster binaan akademi mereka. Semoga akan muncul Paolo Maldini atau Franco
Baresi baru.
No comments:
Post a Comment