Pages

Friday, July 13, 2012

The Beckham Law Series (end): Atletico Madrid, berjalan di tepi jurang

Radamel Falcao, pemain kunci sekaligus komoditas paling berharga Atletico Madrid

Valencia adalah klub yang selalu stabil menguntit duopoli Real Madrid-Barcelona. Si kelelawar ini stabil menguntit duo raksasa dengan konsisten menduduki posisi zona Liga Champions. Walaupun kekuatan mereka kerap dilucuti, namun pemilihan entrenador yang tepat, kemampuan negosiasi handal dari presiden klub serta harapan dari stadion baru membuat sang kelelawar hitam terus memelihara asa untuk sewaktu-waktu menggulingkan singgasana dari duo Barcelona-Real Madrid dan menyelamatkan kompetisi La Liga dari the Scottish Premier League syndrome.
Selain Valencia, satu klub lagi siap meramaikan persaingan papan atas La Liga. Klub sekota Real Madrid ini merupakan pemenang Liga Europa dua kali dalam tiga tahun terakhir. Mereka adalah Los Colchoneros, Atletico Madrid. Namun dibalik mengkilapnya prestasi mereka, ada potensi bahaya besar menyangkut masalah financial yang sewaktu-waktu bisa menjadi bom waktu bagi mereka.
Atletico Madrid adalah skuad pemenang Liga Europa sebanyak dua kali dalam rentang hanya tiga tahun. Penampilan spektakuler mereka di Eropa tersebut adalah buntut dari kebijakan transfer tepat dengan pembelian pemain-pemain yang berkontribusi penting dalam sukses mereka. Namun semua orang tau bahwa mereka beroperasi dibawah lilitan hutang yang sangat besar.
Sejak akhir 90an, Los Rojiblancos termasuk penantang serius duopoli Madrid dan Barcelona. Mereka dibawah Radomir Antic bahkan mampu menjuarai La Liga pada musim 1996/1997. Skuad yang kala itu dihuni Toni Jimenez, Roberto Solzabal, Delfi Geli, Jose Luis Caminero yang bersinergi apik dengan Milinko Pantic, Lyuboslav Penev dan Jose Fransisco Molina menghasilkan gelar ke 9 mereka sepanjang sejarah.
Namun Atletico yang saat itu masih diketuai oleh Jesus Gil juga menyimpan banyak cerita kontroversi. Gil pernah memecat berbagai pelatih hebat yang pernah menjadi juru strategi mereka, termasuk Cesar Luis Menotti, Ron Atkinson, Javier Clemente, Tomislav Ivic, Francisco Maturana, Alfio Basile dan legenda klub Luis Aragonez. Manajemen yang buruk membuat klub ini memiliki hutang yang menumpuk. Selain mengalami demosi pada tahun 2000, Gil juga pernah membuat keputusan sangat aneh yaitu menutup akademi pemain muda mereka. Salah satu dampak bagi kebijakan ini pada tahun 1992 adalah menyebrangnya seorang pemain yang kelak akan menjadi legenda, sayangnya legenda klub tetangga kaya yaitu Real Madrid. Pemain itu bernama Raul Gonzalez.
Skuad dari tim yang kini diasuh Diego Simeone ini boleh jadi merupakan salah satu yang terbaik di La Liga, tentu tanpa menghitung Madrid dan Barcelona. Permainan melebar memanfaatkan kelincahan Arda Turan dan Adrian Lopez dan kelihaian Diego Ribas dalam membagi bola membuat serangan Atleti berbahaya. Ditambah lagi mereka diperkuat salah satu striker terbaik Eropa, Radamel Falcao, yang akan menjadi el pichichi jika di La Liga tidak ada Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, dua orang alien itu.
Lini belakang juga patut diperhitungkan dengan kehadiran Diego Godin dan Miranda di posisi sentral pertahanan, yang diapit Filipe dan Juanfran di posisi full back. Diego memang kembali ke Wolfsburg tahun ini, walaupun Simeone masih mencoba meminjamnya lagi. Namun demikian, Emre Belozoglu telah didatangkan dengan free transfer untuk memberikan pengalaman bagi lini tengah Atleti.
Dengan skuad ini, Atleti berhasil melaju ke final Liga Europa 2011/2012 dengan menantang sesama wakil Spanyol, Athletic Bilbao. All Spanish final di Liga Europa, dan masuknya Real Madrid dan Barcelona di semifinal Liga Champions ini memberikan kesan bahwa sepakbola Spanyol sedang berada dalam track yang benar. Spanyol semakin menancapkan kuku kekuasaan mereka di sepakbola dengan menjuarai Euro 2012, melengkapi dua gelar sebelumnya, Euro 2008 dan Piala Dunia 2010.
Formasi Atletico 2011/2012
Aspek finansial adalah salah satu aspek menarik klub berbaju merah strip putih ini. Apa lagi kalau bukan hutang mereka. Hutang Atleti adalah nomor tiga terbesar setelah Real Madrid dan Barcelona dengan nilai 514 juta euro. Jumlah besar ini bahkan jauh melebihi Valencia yang berutang “hanya” 382 juta euro. Beckham Law turut berperan atas membengkaknya hutang ini. Kebijakan ini melenakan Atletico dalam pasar transfer pemain. Bukti dari manajemen yang buruk ini tersaji dari dari jumlah defisit keuangan klub akibat kebijakan transfer pemain.

Transfer Atletico sejak Beckham Law

Hutang Atleti di kisaran 500 juta adalah jumlah yang sangat mengkhawatirkan, hanya selisih 76 juta dari hutang Real Madrid. Salah satu sumber dari hutang Atleti adalah hutang pajak. Atleti menghutang kepada otoritas pajak dengan jumlah sebesar 155 juta euro, lebih besar 100 juta daripada Barcelona yang berutang 48 juta euro.



Daftar hutang klub La Liga


Sumber: Swiss Ramble
Hal ini memang diamini oleh Miguel Angel Gil, General Manager Atletico. “Skema ini telah dijalankan bertahun-tahun. Jika tim lain berutang kepada bank, maka kami kepada pajak.” Dengan kata lain, mereka memilih untuk tidak membayar pajak, ketimbang meminjam uang dari bank. Banyak klub La Liga maupun Segunda Division melakukan praktek ini, tidak heran utang pajak dua liga tersebut mencapai lebih dari 1 miliar euro.
Mereka melakukan perjanjian dengan pihak pajak bahwa mereka akan menyetor hutang tersebut 15 juta per tahun. Namun hal itu belum termasuk hutang pajak pada tahun berjalan. Skema ini tetap akan membuat pelunasan berlangsung hingga bertahun-tahun karena adanya denda keterlambatan pembayaran pajak.
Kisah pajak ini sedikit serupa dengan cerita lain di Skotlandia yang menimpa Glasgow Rangers. Gers dipaksa oleh HMRC untuk melunasi tunggakan pajaknya selama bertahun-tahun senilai total 75 juta euro. Namun di Spanyol, Atleti masih bisa melenggang bebas karena proteksi berbagai kalangan yang tidak ingin klub sepakbolanya dilanda kebangkrutan. “Pemerintah tidak bisa memaksakan pembayaran pajak dan memaksa klub masuk administrasi. Sepakbola lebih dari sekedar entitas bisnis, ada suporter dan kepentingan besar dalam klub.” Tegas Jose Maria Gay, ekonom olahraga dari Universitas Barcelona.
Sebuah bom waktu telah ditanam oleh tim yang bermarkas di Vicente Calderon ini. Menunggak pajak bukanlah hal yang bijak. Denda keterlambatan menyetor pajak boleh jadi sama besarnya dengan nilai bunga bank. Menumpuk hutang pajak juga boleh jadi akan membuat otoritas pengumpul uang negara itu memiliki hak untuk menagih, yang jika terus ditindaklanjuti bisa berujung pada penagihan secara paksa yang berujung pada penyitaan aset.
Jika pada era Beckham Law banyak klub yang memanfaatkan kelonggaran pajak guna mengimpor pemain mahal, kini sebuah penangkal telah disiapkan UEFA, yaitu Financial Fair Play (FFP). Sudah terlalu banyak yang mengulas hal ini, namun menurut pandangan saya, FFP memang sudah menyelesaikan polemik transfer berlebihan, terbukti dari sepinya aktivitas transfer pemain belakangan ini. Namun FFP tetap tidak mampu menghilangkan ketimpangan pendapatan klub. Hal ini terlihat jelas dari pembagian hak siar La Liga, yang masih saja dimonopoli Madrid dan Barcelona.
Jika kita tanyakan kepada klub macam Granada, Getafe ataupun Osasuna soal FFP atau Beckham Law, mereka akan serentak menjawab: Gak ngaruh!
Kembali ke Atleti, mereka mungkin survive dari Beckham Law, namun FFP akan menyeret mereka ke tepi jurang. Bisakah mereka selamat dari tuntutan minimum kerugian 45 juta euro? Jadi jangan kaget jika melihat Radamel Falcao berganti kostum dalam beberapa pekan kedepan.

1 comment:

  1. Klub spt Atletico Madrid ini memang serba salah ada di lingkungan La Liga dgn pengelolanya yg memble hehehehe

    ReplyDelete