Saya sih tidak heran ketika
banyak akun twitter baru bermunculan
yang menamakan diri sebagai suporter klub asal ibukota Prancis ini, begitu pula
banyaknya orang yang tiba-tiba memakai jersey biru tua tim yang baru berdiri di
tahun 1970 ini. Thanks to QSI (Qatar Sports Investment) atas kucuran dananya,
yang membuat ratusan ribu, mungkin jutaan pemuda di dunia berpaling kepada
rival abadi Olympique Marseille ini.
Sebagai “anak baru” di
kompetisi Ligue 1, PSG memiliki prestasi biasa-biasa saja, namun memiliki basis
fans yang luar biasa. Mereka memang tidak pernah terdegradasi, namun gelar
juara liga mereka dapatkan terakhir 18 tahun lalu, saat wonderkid mereka Adrien Rabiot baru lahir ke dunia. PSG bisa
dibilang sendirian menguasai Paris, kota dengan penduduk kosmopolitan berjumlah
10 juta jiwa. Paris FC, rival mereka lainnya tidak masuk hitungan karena mereka
bermain di liga semi profesional. Dengan fanbase
yang luar biasa ini plus bakat-bakat yang bisa dihimpun dari jutaan penduduk
ini, PSG memang tinggal membutuhkan uang banyak untuk memperluas kerajaan
mereka. Dan itu semua kini sudah terhampar di hadapan.
Leonardo, direktur olahraga
mereka, mungkin setengah berbual saat berkata bahwa “kita tidak bisa sekaligus
mendatangkan 10 orang Lionel Messi, bukan itu cara membangun klub.” Namun apa
yang terjadi sungguh berbeda. Tidak lama setelah penunjukan Leo, pelatih
Antoine Komboure dipecat. Padahal mantan pemain tim nasional Prancis ini baru
saja membawa PSG menjadi juara paruh musim. Nama yang kurang populer di
kalangan pelatih membuatnya harus merelakan posisinya ke tangan pelatih high profile, Carlo Ancelotti.
Benar saja, nama besar Carletto
memang menjadi magnet bagi para pemain bintang. Berturut-turut Jeremy Menez, Javier
Pastore, Thago Motta, Alex, dan Maxwell didatangkan di bursa transfer musim
dingin. Lalu di musim panas, datanglah tiga pemain bintang lainnya yang lebih
sangar, Ezequiel Lavezzi, Thiago Silva dan Zlatan Ibrahimovic. Kedatangan rombongan
pemain bintang yang menguras 200 juta euro belum termasuk gaji hanya dalam
waktu dua tahun itu sontak membuat Liga Prancis diselimuti euforia. Kompetisi ini
akan semakin semarak dan berpotensi menyodok Liga-liga terkenal lainnya seperti
La Liga, English Premier League maupun Seri a.
Lihatlah komposisi skuad
mereka saat ini.
Dengan skuad seperti ini,
mereka harus juara. Kehadiran pemain penentu seperti Ibra akan benar-benar
dimaksimalkan Carlo Ancelotti. Ibra adalah jaminan juara liga, yang baru sekali
gagal musim lalu setelah delapan musim berturut-turut membawa klubnya menjuarai
tiga liga berbeda. Kemewahan skuad yang dimiliki membuatnya leluasa memainkan
taktik dan melakukan rotasi pemain. Tinggal bagaimana dia mengendalikan ruang
ganti dan mengayomi perilaku para superstar
jika beberapa pemain tidak puas dengan sistem rotasi. Potensi terciptanya Ibra and friends dan Rabiot and friends memang besar,
mengulangi cerita di ruang ganti Real Madrid era Galacticos jilid 1, yang
terkenal dengan konflik dressing room antara Zidanes dan Pavones,
menunjuk pada grup bintang Zinedine Zidane dan grup pemain akademi Francisco
Pavon.
Bagaimanapun, perjalanan PSG
dapat dihantui oleh kerugian yang tidak bisa ditolerir oleh UEFA. Financial
Fair Play (FFP) mensyaratkan minimal kerugian 45 juta euro di akhir musim
2012/2013, dimana di 2014/2015 klub tidak boleh dalam posisi merugi. Dengan transfer
yang besar plus biaya gaji tinggi, Swiss
Ramble memperkirakan PSG akan merugi sekitar 92 juta euro.
Hitungan tersebut sebenarnya sudah berada pada
tahap optimistis dimana sudah menghitung pencapaian PSG musim depan. Let’s say,
mereka akan menjuarai liga dan mencapai babak perempat final Liga Champions,
yang akan membuat posisi penerimaan mereka menjadi 88 juta euro, namun dengan
pengeluaran yang mencapai 180 juta euro akan mengakibatkan mereka berada pada
posisi rugi 92 juta euro (perhatikan tabel diatas).
Hal ini tentu melewati
ambang batas toleransi UEFA. Namun jika mereka mampu menyiapkan proyeksi
penerimaan yang menunjukkan bahwa trend profit PSG akan dimulai, mereka akan
mampu melewati tahap monitoring ini dan berharap untuk menapaki kejayaan. Hal yang
bisa digenjot PSG tentunya dari sisi hak siar televisi. Dengan semakin
banyaknya pemain bintang yang mereka kumpulkan, musim depan tentu mereka bisa
mendapatkan lebih banyak lagi, terlebih jika banyak stasiun TV seluruh dunia
turut membeli hak siar pertandingan mereka. Ditambah lagi dengan penerimaan
sisi komersial yang akan terus melebarkan brand, mereka bisa berharap untuk
menyejajarkan diri dengan para raksasa macam Real Madrid, Barcelona, Manchester
United maupun Chelsea.
Dengan liga Prancis yang
akan bergulir akhir pekan ini, marilah kita sambut calon penguasa baru.