Skuat 2012/2013 sebelum Cassano hengkang: Atas ki-ka: Constant, El Sha, Acerbi, Bonera, Amelia Bawah ki-ka: Nocerino, (Internisti) Cassano, Montolivo, Robinho, Abate, Antonini |
“Uang memang bukan segalanya,
tapi segalanya butuh uang.”
“Uang bukanlah tujuan, tapi
hanya alat untuk mencapai tujuan.”
Berbagai frase tentang uang
tentu sering kita dengar, dari percakapan sehari-hari, acara talk show di televisi hingga bacaan
literatur-literatur ekonomi yang dijadikan sumber untuk penelitian skripsi
mahasiswa fakultas ekonomi. Hal yang hanya menunjukkan bahwa uang memang
berbicara.
Karena kesulitan keuangan, Milan
membuat (mantan) calon kapten masa depannya, Thiago Silva hengkang dari kota
mode satu di peninsula ke kota mode lainnya di Normandia. Uang juga membuat Zlatan
Ibrahimovic, pemain yang semula berniat mengakhiri di Milan menjadi tak ubahnya
seperti pemain mata duitan yang tidak tahan melihat kibasan euro.
Uang juga alasan Adriano
Galliani menjadi bahan olok-olok Louis Micollin, Presiden klub “kemaren sore” Montpellier
terkait transfer bek Mapou Yanga-Mbiwa. Dan yang paling menyakitkan, uang
membelokkan persepsi pemain yang mereka selamatkan karir dan nyawanya, Antonio
Cassano. The maverick menganggap
Milan kehilangan ambisi untuk memenangi piala karena menjual Thiago Silva dan
Zlatan Ibrahimovic.
Skuat Musim lalu: atas: ki-ka: Abbiati, Thiago, Ibra, MvB, Mexes, Seedorf Bawah ki-ka: Boateng, Nocerino, Abate, Antonini, Robinho |
Belakangan, Cassano
mengeluarkan pernyataan yang benar-benar melukai tifosi Milan dengan pengakuan
bahwa Inter, klub barunya kini, adalah klub favoritnya di masa kanak-kanak. Jadilah
Fantanito menyebrang ke Appiano Gentile untuk ditukar dengan penyerang
Nerazzuri yang juga sahabat karibnya, Gianpaolo Pazzini.
Tunggu dulu, transfer ini
bukanlah tukar guling tanpa biaya, karena Milan harus membayar ekstra 7,5 juta
euro. Entah apa yang ada di benak Galliani. Dia menukar tambah Cassano, penyerang
penyumbang assist terbanyak dalam dua
musim terakhir dan penghuni starting lineup Italia di Euro 2012 dengan Pazzini,
penyerang yang ditinggalkan tim nasional Italia yang hanya mencetak 5 gol dari
33 pertandingan seri a musim lalu.
Sudahlah, tidak perlu berlebihan
menghakimi Cassano dengan sikap tidak tahu terimakasihnya. Itu hanyalah sedikit
dari contoh kenyataan money talks di industri
sepak bola profesional. Lihatlah kebelakang saat Ronaldo (yang botak, bukan
yang model iklan shampoo) pindah ke Real Madrid dari Inter Milan setelah Inter susah
payah menyembuhkan cidera lututnya.
Sayangnya, masalah Milan
bukanlah sekadar uang atau melodrama pemain macam Cassano saja.
Lihatlah pula sudut pandang
pelatih Max Allegri. Sedari awal sudah jelas terlihat bahwa dia tidaklah
menyukai pemain kreatif, apalagi yang banyak tingkah. Dibuangnya Ronaldinho,
Andrea Pirlo, Alberto Aquilani dan kini Antonio Cassano semakin jelas
menunjukkan hal itu. Milan kini bukanlah tim pengumpul pemain kreatif layaknya
era 2000an awal hingga pertengahan, melainkan pengumpul pemain pekerja.
Skuat 2002/2003 (one of the greatest): Atas ki-ka: Maldini, Abbiati, Nesta, Sheva, Kaladze, Seedorf Bawah ki-ka: Cafu, Pippo, Gattuso, Pirlo, Rui Costa |
Milan sekarang dihuni oleh
pemian-pemain medioker. Mereka hanya berharap Kaka, jagoan lamanya kembali ke
San Siro layaknya penggemar film action 90an menanti-nanti sekuel film The
Expendables, yang tidak lupa memanggil Chuck Norris kembali ke dunia yang
membesarkannya.
Kaka bisa saja mulai merasa terpanggil
ketika dia memberikan 3 assist yang
membantu timnya Real Madrid membantai Milan pada laga pre-season. Mungkin saja inilah percakapan Kaka dengan Jose
Mourinho setelah pertandingan.
“Lihatlah bos, mereka butuh
saya. Yeah, saya sadar kok kalau saya bukanlah pemain yang sama ketika mengobrak-abrik Manchester United di San Siro lima tahun lalu. Tapi mereka tetap butuh saya!” Ujar Kaka, yang menemuinya langsung usai pertandingan itu.
“Tidak, kau lebih baik pergi ke
setan merah dari Inggris. Setan merah Italia itu bahkan tidak mau membayar
penuh gajimu. Mereka terlalu banyak alasan. Cukup.” Tegas Mou, yang kemudian
dia respon dengan mengganti bio twitter-nya
dengan menghapus klub Real Madrid. Hal yang membuat sekelompok Milanisti
ke-geeran.
Kaka makin miris menyaksikan
bagaimana klub yang dicintainya dikalahkan oleh tim promosi Sampdoria di
kandang sendiri pada pembukaan Seri a musim 2012/2013. Memang Milan
mendominasi, tiang gawang juga kurang bersahabat, kiper Sampdoria juga tampil
gemilang. Memang begini, memang begitu.
Tapi, kalah tetaplah kalah. Lihatlah
lini tengah Milan yang miskin kreasi karena sedikitnya pemain kreatif. Antonio
Nocerino memang jago, namun dia bukanlah pembagi bola yang membuat Milan mampu
mengontrol permainan. Kevin-Prince Boateng memang eksplosif, namun sang trequartista bukanlah seorang pemain
yang konsisten memberi perbedaan. Dia sedang berjuang untuk naik kelas dari
sekadar pemain bagus menjadi pemain “berkelas”.
Lini tengah Milan jelas butuh peningkatan
“kelas”, entah Allegri menyadarinya atau tidak.
Kekalahan di partai perdana
jelas memaksa Galliani menekan panic
button. Belum lagi masalah kebugaran Pato yang kembali merepotkan, memaksa
Galliani sempat berniat melakukan panic
buying atas seorang penyerang medioker bernama Ze Eduardo. Galliani jelas
menunjukkan bahwa dia bukanlah pecinta game Football Manager.
Apakah Milanisti patut berharap
adanya sweet surprise dari sang bos? Janganlah
banyak berharap, karena yang dia anggap kejutan besar hanyalah sosok Kaka,
sosok mantan pemain terbaik dunia yang kini sudah menua, menghuni bangku cadangan Real Madrid dan rentan cidera, yang dia anggap mampu membuat Milanisti kembali merasa pantas
untuk berbicara scudetto.
Well
glory hunters, ini bukanlah tim yang Anda cari. Musim ini, mereka
punya semua recipe for disaster. Pantaskah
gelar scudetto diimpikan oleh tim yang tengah mengalami kesulitan keuangan,
pertahanannya lemah, lini tengah miskin kreasi, lini depan miskin ketajaman dan
pelatih yang tidak cocok dengan pemain kreatif?
Milanisti, inilah saat-saat
pengujian seberapa setia Anda mendukung Milan. Jika tidak kuat, silahkan dukung
Chelsea, Manchester City, Juventus atau Barcelona saja.
Secara manajerial, apalagi strategi, Galliani adalah titik nadir. Seakan ga punya keahlian dia.
ReplyDeleteTapi Allegri, dia pelatih bagus.
Mulai berpikir kalo Galliani aneh nih mas.. hehehe.. Allegri emang hebat, tapi kok pemain2 senior kaya kurang ngedukung dia ya..
Deletesaya harap manajemen AC Milan tidak panik dengan memecat Allegri di tengah kompetisi. kalau memang mereka mau membangun sebuah dinasti baru maka mereka membutuhkan cetak biru yang jelas dan pelatih yang juga terlibat dalam pembuatan cetak biru tersebut. ambil contoh Arsenal. walaupun tidak menjuarai apapun sejak 2008 (kalo gak salah), tapi mereka tidak mau mengganti Wenger. "In Wenger we trust" kata pendukung dan manajemen Arsenal. kalimat tersebut tidak hanya diucapkan tetapi juga dilakukan. Wenger mendapat kepercayaan penuh atas transfer pemain Arsenal. tidak ada pemain yang ditransfer keluar atau masuk tanpa sepengetahuan Wenger. saya harap manajemen dan Milanisti bisa berkata "in Allegri ci fidiamo" dan bukan hanya sekedar ucapan.
Deletetentu aja Allegri gak usah digoyang jabatannya. Positifnya, dia berani turunin pemain-pemain muda. Mudah2an dia keluarin kehebatannya di Cagliari.
Delete"Milanisti, inilah saat-saat pengujian seberapa setia Anda mendukung Milan. Jika tidak kuat, silahkan dukung Chelsea, Manchester City, Juventus atau Barcelona saja."
ReplyDeleteno, bro... dukung Juve perlu kekuatan juga untuk menghadapi rekayasa & konspirasi yang bertubi-tubi. Meskipun Juve baru scudetto, saya masih nggak nemu ada fans yang mendadak muncul jadi suporter Juve karena faktor nama baik yang terlanjur tercemar :D
sori agak OOT, just my 2 cent :D
kalo soal penjaringan fans baru, apalagi yg baru kenal sepak bola, kemungkinan besar dia tuh fans Barcelona, Madrid atau klub2 EPL. Klub2 seri a emang lagi kalah pamor secara keseluruhan.
DeleteNah kasus Juve juga menarik tuh ditunggu perkembangannya, sayang kalo Conte terhukum..
mas,kalo boleh diulas juga tuh arsenal musim ini kondisinya rada rada mirip juga
ReplyDeleteBoleh juga, nanti ya.. Soalnya gak begitu familiar.. hehe
Deletekeren om ulasannya :)
ReplyDeleteCTRL+D.
ReplyDeletemari kita bahas lagi di akhir musim... ;)