Robin Van Persie, yang ditunggu akhirnya datang |
Saga transfer paling dinanti di
musim baru 2012/2013 ini tidak lain adalah saga transfer penyerang asal
Belanda, Robin Van Persie. Striker 29 tahun yang musim lalu menjadi pencetak
gol terbanyak Liga Primer Inggris ini pada akhirnya berlabuh di klub rival,
Manchester United dengan nilai transfer 24 juta poundsterling.
Van Persie mendapat gaji 200
ribu pound per minggu, ada pula yang menyebut 250 ribu, dan akan mengenakan
kostum bernomor 20 yang terakhir digunakan oleh striker legendaris United, Ole
Gunnar Solksjaer.
Setelah melalui saga yang
melelahkan, Manchester United akhirnya yang menjadi pilihan sang penyerang
mengalahkan Juventus dan Manchester City sebagai pesaing mereka. Dalam
wawancaranya pasca perkenalan dengan tim barunya itu, Van Persie menyebut bahwa
dia membutuhkan tantangan baru dari karirnya. “Tantangan” yang dapat juga
diartikan sebagai trofi, sesuatu yang sulit ia dapatkan bersama Arsenal.
Bukannya mengikuti eksodus
pemain Arsenal ke Manchester City, Van Persie justru memilih United. Sempat pula
terdengar kabar bahwa sang pemain tertarik bergabung dengan Juventus, namun dengan
situasi Juventus yang tengah kisruh akibat skandal pengaturan skor yang menimpa
pelatih Antonio Conte, Van Persie akhirnya urung bergabung ke klub tersukses
Italia asal kota Turin tersebut.
Tidak ada yang tahu apakah
keputusan Van Persie benar atau salah sebelum musim 2012/2013 berakhir, tetapi
memilih Manchester United adalah pilihan logis bagi sang striker yang kini
dianggap sebagai pemain “nomor sembilan” terbaik dunia saat ini. Manchester
City mungkin tim yang komplet, namun lini depan yang telah sesak dengan pemain
bintang akan sangat membatasi peran the
Dutchman. Selain itu tanpa mengecilkan pelatih lainnya, Sir Alex Ferguson
adalah salah satu pelatih tersukses di Eropa yang telah teruji berkali-kali
mampu mengeluarkan sisi terbaik anak asuhannya.
Ferguson pasti sadar sepenuhnya
saat menyebut Van Persie adalah pemain yang akan menjadi penerus Eric Cantona, mantan
anak emasnya yang mampu menjadi penyelesai serangan dengan kemampuan kelas
dunia yang sekaligus menjadi katalis tim yang dibelanya.
Fergie juga menyebut bahwa
kedatangan Van Persie akan menghindarkan United dari kegagalan pahit musim lalu
saat hanya kalah selisih gol dari rival sekota Manchester City. Gol-gol sang
penyerang akan mengubah peruntungan United. Kehadiran Van Persie juga diyakini
akan membuat suksesi United berjalan mulus. Sudah veterannya Paul Scholes dan Ryan
Giggs tentu memberikan lubang regenerasi yang menganga bagi United, dan Fergie
menilai bahwa Van Persie siap mengemban harapan tersebut.
Bagaimana Van Persie bisa
menyatu dengan taktik United? Mengingat potensi terbaik Van Persie keluar saat
dimainkan sebagai ujung tombak, Fergie bisa dengan leluasa menempatkannya
didepan Wayne Rooney atau Danny Welbeck, dengan Javier Hernandez sebagai
pelapisnya. Dukungan dari Shinji Kagawa, Nani, Antonio Valencia, Tom Cleverley
atau Paul Scholes juga siap didapatkannya.
Fergie perlu mencermati bahwa
musim lalu banyak gol Van Persie berasal dari umpan terobosan brilian dari Alex
Song. Untuk itu, Fergie perlu memaksimalkan peran pemain-pemain kreatif macam
Kagawa, Scholes maupun Cleverley dengan kombinasi tusukan dari kedua sayap yang
menjadi ciri khas serangan Manchester United selama ini. Tambahan
lagi, kedatangan Van Persie kini membuat United memiliki dua striker yang
menempati pos dua besar pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris musim lalu.
Hal lain yang perlu
diperhatikan Fergie adalah Wayne Rooney. Keberadaan Van Persie-Rooney di lini
depan United memang akan menggelorakan harapan para suporter akan terciptanya
duet penyerang super, seperti yang terjalin pada Andy Cole-Dwight Yorke yang
membawa United memenangi treble winner tahun 1999. Namun, Wayne Rooney bukanlah
tipe penyerang yang “klik” dengan duetnya jika dilihat dari sepak terjangnya
bersama United selama ini.
Rooney berkali-kali dikorbankan
menjadi “orang kedua” saat Ruud Van Nistelrooy dan Cristiano Ronaldo masih
bercokol di Old Trafford. Selepas kedua orang itu pergi, Rooney menjadi
“bintang utama” United yang cenderung tidak dapat berbagi peran dengan rekan
duetnya. Kombinasinya dengan Dimitar Berbatov, Danny Welbeck maupun Javier Hernandez
memang tidaklah buruk, namun hanya Rooney yang terlihat paling bersinar
ketimbang mereka. The Shrek
sepertinya sulit untuk dikorbankan lagi.
Dilain pihak, Van Persie juga
terbiasa dengan status bintang utama di Arsenal. Dengan reputasi sebagai pencetak
gol terbanyak plus permainan yang sedang berada pada puncaknya, Van Persie
boleh jadi tidak akan terima menjadi “pemain kedua” dibelakang Rooney. Adalah
PR terbesar Fergie untuk mengatasi persoalan ini. Ditangannya kini telah
terhampar dua senjata termutakhir di liga yang boleh jadi bagai pisau bermata
dua. Boleh jadi membuat timnya semakin kuat, atau sebaliknya akan membuat
kekuatan timnya terkikis karena ego kebintangan yang sulit dihilangkan dari
keduanya.
Well, Van
Persie tentu telah mempertimbangkan hal ini sebelum memutuskan pindah ke
United. Peluang meraih gelar yang lebih besar bersama klub sesukses Manchester
United membuatnya berani menerima segala beban dan menjawab segala tantangan
yang kini berada dihadapannya, termasuk mengenai pembagian perannya dengan
Wayne Rooney, partnernya kini. Dan melihat gol setengah volinya ke gawang Fulham minggu lalu, banyak suporter United yang pasti berpikir "Harusnya dari dulu punya yang begini."
tulisannya bagus.. suka^^ hihihi.. cos gak menghakimi satu pihak..
ReplyDeletebener bgt RvP akan dilayani gelandang MU yg hobi ngumpan.. smangat RvP!!!