Tahun baru ini dibuka EPL melalui kekalahan duo Manchester penguasa klasemen EPL, Manchester City dan Manchester United. City sebenarnya memiliki keuntungan karena sehari sebelumnya di Old Trafford, United menyerah 2-3 atas Blackburn Rovers, si juru kunci klasemen. Tapi, City tidak mampu memanfaatkan momen berharga tersebut.
Life is not fair for Citizen
Di Stadium of Light, City memiliki keuntungan dengan cederanya pilar-pilar lini belakang The Black Cats. Mereka kehilangan Kieran Richardson, Phil Bardsley dan Titus Bramble. Sementara City memamerkan kedalaman skuadnya dengan mencadangkan Marion Balotelli, Sergio Aguero, David Silva dan Joleon Lescott. Mereka memainkan Edin Dzeko, Adam Johnson, Nigel de Jong dan Aleksandar Kolarov di starting eleven.
Pertandingan sebenarnya berlangsung seimbang dengan kedua kubu saling melancarkan serangan. City lewat Edin Dzeko berkali-kali memaksa pendukung Sunderland berdebar-debar dengan peluang-peluangnya. Sayangnya penyelesaian akhir yang kurang mantap dari The Bosnian masih belum bisa membawa City unggul. Justru di menit-menit akhir pertandingan saat City gencar menyerang, Sunderland mampu mencuri gol. Menit 93, gol offside dari penyerang asal Cina, Ji Dong Woon mampu membuat City menjalani 4 laga tanpa kemenangan di EPL. Smells crisis, Roberto?
Berba-Top
Sebelumnya, United gagal memanfaatkan momen bagus mereka saat menjamu Blackburn Rovers. Pemain under-rated seperti Yakubu Aiyegbeni dan Christopher Samba menunjukkan kepantasan mereka bermain di klub besar. Strategi Steve Kean kali ini patut diacungi jempol karena mampu bertahan dengan baik dan menyerang dengan efektif.
Poros Ruben Rochina, Mauro Formica, Yakubu dan Morten Gamst-Pedersen cukup ampuh merepotkan barisan pertahanan United. Percobaan Fergie dengan menempatkan banyak pemain sayap di lini tengah kali ini kurang sukses. Nani, Danny Welbeck, Rafael dan Carrick di babak pertama kalah dominan dari lini tengah Rovers yang diperkuat dengan kehadiran Steven N'zonzi yang bermain taktis di posisi holding midfielder. United juga kurang memperlihatkan kreativitas dalam membongkar pertahanan Rovers, ditambah Nani yang sedang off-day, mereka beruntung Dimitar Berba-top sedang top form, walaupun di "filter" dengan baik oleh Chris Samba.
Baik Sunderland maupun Blackburn menunjukkan bahwa posisi di klasemen tidak menjamin hasil akhir di EPL. Pendapat yang dilontarkan oleh CEO pengelola EPL, Richard Scudamore mengenai EPL yang memang sulit ditebak menjadi sebuah hipotesa masuk akal melihat hasil pekan ini. Konstelasi klasemen menjadi makin menarik karena jarak yang memisahkan the big 4 makin tipis. Belum lagi kebangkitan Liverpool sekembalinya the skipper Steven Gerrard, yang mengalahkan pesaing langsung mereka, Newcastle United 3-1 di Anfield.
Robin Van Persie, currently the best striker in the world
Kekalahan Chelsea di Stamford Bridge melawan Aston Villa lebih tidak bisa diterima lagi. Inkonsistensi permainan dan hasil the blues akan semakin menyulitkan langkah mereka menuju singgasana juara. Gol ke 150 Didier Drogba menjadi penghibur bagi skuad Andres Villas Boas. Sementara Spurs ditahan tim jago kandang Wales, Swansea dengan skor 1-1. Hasil-hasil ini tentu membuat bos Arsenal, Arsene Wenger sumringah, pasalnya hanya timnya, anggota papan atas yang mampu memetik kemenangan di pekan ini berkat gol The only player in Arsenal, Robin Van Persie.
@aditchenko
Padahal musim lalu Rovers di permak 7-1 di OT dan Berba nyetak 5 Gol, sekaraaang apaaah :)
ReplyDeleteWell this is EPL the most unpredictable League aniway Ji Dong has won it :p
Cheers
Berba masih bagus nyetak 2 gol brur, sayang yg lain lg off day..
ReplyDeleteSemua liga punya daya tarik sih, seri a juga menarik klo diliat dari wasit dan catenaccionya, skor 0-0 makin buanyak..
Tapi gak ada yg lebih menarik selain Liga Indonesia, iya gak sih? :D (Liga yg mana coba)