The Debut |
Siapakah bek kiri timnas Italia di Piala Dunia 2006? Fabio
Grosso. Euro 2008? Fabio Grosso bergantian dengan Gianluca Zambrotta. Piala
Dunia 2010? Domenico Criscito. Euro 2012? Federico Balzaretti atau Giorgio
Chiellini atau Emanuele Giaccherini sekali melakoninya di partai pembuka kontra
Spanyol.
Lalu bagaimana dengan Piala Dunia 2014?
Paolo Maldini mapan menghuni posisi bek kiri sejak Euro 1988.
Sejak Maldini bergeser ke posisi bek tengah di Piala Dunia 2002, posisi
bek kiri Italia terus berganti pada nama-nama yang telah disebutkan di atas. Di Piala
Dunia 2014 nanti, Prandelli dihadapkan pada beberapa pilihan.
Giorgio Chiellini adalah bek kiri natural, sebelum potensi
terbaiknya ditemukan di sentral pertahanan. Chiello bisa saja dimainkan sebagai
bek kiri, dengan menempatkan Andrea Barzagli-Leonardo Bonucci di sentral
pertahanan. Federico Balzaretti bermain apik di Euro 2012 lalu, namun tahun
depan ia sudah berusia 33 tahun. Oke, usia 33 tidak terlalu masalah, namun
melihat performa kurang konsisten Balza di AS Roma musim ini, rasanya Prandelli
perlu mencari calon lain.
Domenico Criscito sebenarnya berpotensi besar. Ia mencicipi
kompetisi Rusia bersama Zenit St. Petersburg, dan bersama Zenit, ia tampil
reguler di Liga Champions, hal yang membuatnya matang. Namun karena tersangkut
skandal, karir Criscito di level tinggi agak terancam. Prandelli semula akan
menempatkannya sebagai pemain inti di Euro 2012 lalu sebelum kasus ini mencuat.
Kini Criscito dilanda cedera lutut yang mengharuskannya
dioperasi. Bek berusia 26 tahun ini harus menepi beberapa bulan. Butuh waktu
untuk mengembalikan performa terbaik sekaligus “memutihkan” nama di mata
pelatih Cesare Prandelli.
Rangkaian cerita dekadensi bek kiri ini seperti menyeret
seorang pemua asli Milan bernama Mattia De Sciglio ke tim nasional. Hidup itu
seperti menyusuri jalan penuh persimpangan, kita tidak tahu ada apa di balik
belokan kanan atau kiri kita. Begitu pula De Sciglio, perjalanannya begitu berwarna
dalam dua tahun ke belakang.
Di Milan, De Sciglio juga mendapat kesempatan unjuk
kemampuan setelah menurunnya performa Luca Antonini dan menuanya Gianluca
Zambrotta. Di musim ini kala performa Ignazio Abate juga sempat menukik, De
Sciglio memberi rasa aman bagi lini belakang Rossoneri, sekaligus memberi warna
serangan Milan lewat kemampuan crossing apiknya.
De Sciglio kemudian mendapat berkah seiring peremajaan
Milan. Ia diberi kostum bernomor punggung 2, nomor yang dipakai Cafu, bek kanan
terbaik Milan dalam sepuluh tahun terakhir yang juga idola De Sciglio. De Sciglio
adalah produk akademi Milan terakhir yang langsung “dijebloskan” ke tim inti,
dan bermain secara reguler. Perjalanan karirnya sungguh mirip Paolo Maldini
yang langsung paten di musim keduanya.
De Sciglio menjadi figur yang “dijual” Milan dalam profil
akademi mereka. Milan seperti melupakan peran akademi ini sejak angkatan
Maldini. Sebelumnya ada Michelangelo Albertazzi yang disebut-sebut berbakat,
namun hingga kini masih belum mendapat kesempatan. Sejak De Sciglio menembus
tim inti, Milan memang memebenahi betul sektor akademinya, ditambah fakta bahwa
Milan bukanlah klub yang mampu membeli dan menggaji pemain mahal kini.
De Sciglio effect ini membuat publik mulai menyebut-nyebut
Cristian Maldini, Hachim Mastour, Bryan Cristante, Simone Andrea Ganz dan juga
Mattia Valoti. Mereka menanti kesempatan yang diberikan Max Allegri untuk
mengenakan kostum merah-hitam.
Setelah hanya dipandang biasa saja, kini publik melihat De
Sciglio secara utuh, meski kadang dengan kritikan. Debut De Sciglio di tim
Azzuri akhirnya terjadi lawan Brazil (21/3) lalu setelah namanya hanya
dimasukkan dalam skuat pada friendly game kontra Inggris, Agustus lalu. De Sciglio
menjadi starter bersama Cristian Maggio, Barzagli dan Bonucci dalam empat bek
sejajar Italia. Sebuah debut yang mungkin sulit ia lupakan.
Italia tertinggal 0-2 setelah Fred dan Oscar membobol gawang
Gigi Buffon. Ironisnya, kedua gol berada di posisi kiri pertahanan, yang dihuni
De Sciglio. Gol pertama memang kesalahan kolektif, namun gol kedua adalah
kombinasi skill inidividu Neymar dan terlambatnya De Sciglio menutup ruang
gerak Oscar.
De Sciglio akhirnya diganti Luca Antonelli di menit 74. Debut
yang cukup mengesankan meski salah satu kekhilafannya berbuah gol bagi lawan. Tidak
ada yang perlu dibesar-besarkan dari kesalahan itu, toh itu hanya pertandingan
uji coba. Italia telah menemukan calon bek kiri handal dalam diri pemuda ini. Bek
kiri handal yang berposisi natural bek kanan. Kehadirannya di sebuah turnamen
seperti membawa dua pemain saja.
De Sciglio memiliki identitas Milan dalam permainannya. Ia
banyak tersenyum, banyak belajar, banyak berguru. Ia juga memiliki
sentuhan-sentuhan elegan khas defender Milan, seperti Maldini. Ia rendah hati
dan terlihat hanya ingin fokus pada sepak bola. Ia berbadan kurus sehingga
memudahkannya untuk bergerak menyusur lapangan. Badan kurusnya itu bahkan
sempat menimbulkan cerita bahwa ia pernah ditolak masuk akademi Inter Milan.
Betapa ruginya mereka.
Ah sudahlah, laga debut De Sciglio tetaplah fenomenal. Tidak
mudah menghadang negara yang akan sangat berambisi memenangi Piala Dunia tahun
depan, tidak mudah meladeni kecerdikan Neymar dan Oscar. Pelajaran langka
didapat De Sciglio yang pastinya akan memekarkan karirnya bersama Italia
ataupun Milan. Meski posisi starter belum dalam genggaman, pencapaian De
Sciglio sejauh ini jelas sebuah cerita epik yang memang patut dijadikan contoh
bagi siapapun.
Sekarang ini, nikmati saja De Sciglio effect!
No comments:
Post a Comment