Henrik Mkhitaryan, orang Armenia yang bukan personel System of a Down |
Euro 2012 sudah semakin mendekat, dan para
kontestan sudah banyak yang bersolek. Training
camp telah ditentukan, uji coba terakhir untuk menentukan skuad final juga
sudah dipersiapkan. Pengecualian terjadi pada Roy Hodgson yang sudah jauh-jauh
hari menentukan armadanya. Entah karena sudah kadung yakin atau sekedar
menghindari polemik dan konflik berkepanjangan.
Namun tidak banyak yang peduli apa yang
dilakukan oleh para pemain dari negara-negara yang tidak lolos ke putaran
final. Saya sudah pernah membahas dan menyayangkan betapa tim penuh pemain
bagus seperti Belgia tidak lolos kesini, dan kita gagal menyaksikan penampilan
dari Eden Hazard dan kawan-kawan. Tidak hanya Belgia sebenarnya yang membuat
kita merasa kehilangan. Bosnia, Swis, Norwegia yang penampilannya bagus di
babak kualifikasi juga patut kita sayangkan ketidakhadirannya.
Begitu pula Armenia. Kita mungkin lebih
mengenal milisi musik metal Daron Malakiyan dan Serj Tankian, ataupun Youri
Djorkaeff, sang legenda Prancis keturunan negara ini. Mereka lebih terkenal
daripada seorang Henrik Mkhitaryan, pemain yang tampil konsisten sehingga
membawa negara yang tidak punya pantai ini menduduki peringkat 3 babak
kualifikasi diatas Slovakia, yang dua tahun lalu lolos ke babak knock-out Piala Dunia di Afrika Selatan.
Setelah berdiskusi rekan twelveyardbox, saya coba
menyusun starting line-up para pemain
yang negaranya absen di putaran Euro 2012. Satu negara satu pemain. Dijamin
tidak jelek-jelek amat dibanding Euro
dream team nanti deh. Bahkan setelah membaca ini, Anda mungkin berpikir
penyusunan tim ini akan sama sulitnya dengan menyusun Euro dream team nanti. Dengan formasi 4-2-3-1, berikut susunan dan
profil singkat para pemainnya:
Kiper: Diego Benaglio (Swis – Vfl Wolfsburg)
Penjaga gawang 28 tahun meteroseksual ini
tampil bagus di Euro 2008 dan Piala Dunia 2010. Penyelamatan-penyelamatan hebatannya
mampu menghadirkan satu-satunya kekalahan bagi juara dunia Spanyol dalam partai
pembuka mereka di Piala Dunia 2010.
Bek kanan: Branislav Ivanovic (Serbia –
Chelsea)
Tidak diragukan lagi, Ivanovic adalah salah
satu bek paling berkembang musim ini. Kebisaannya main di posisi bek tengah dan
bek kanan membantu klubnya Chelsea menjuarai Piala FA dan Liga Champions.
Pemain ini juga piawai mencetak gol lewat sundulan dalam situasi set-piece.
Bek tengah: Jonny Evans (Irlandia Utara –
Manchester United)
Tidak banyak yang mengakui kehebatannya
karena musim-musim sebelumnya lebih dikenal lewat blunder dan penampilan buruk
di laga menentukan. Namun musim ini Evans menunjukkan kepada semua orang bahwa
dia mampu menjaga stabilitas lini belakang United yang ditinggal cedera kapten
Nemanja Vidic dan penurunan performa Rio Ferdinand.
Bek tengah: Brede Hangeland (Norwegia –
Fulham)
Bek jangkung yang kokoh di udara dan memiliki
tehnik bagus ini tampil 53 kali bersama Fulham musim ini. Konsistensi
permainannya membuat bek 31 tahun ini mapan di klub dan tim nasional.
Bek kiri: Gareth Bale (Wales – Tottenham Hotspurs)
Tidak ada yang meragukan permainan pemuda
Wales ini. Cepat, kuat dan memiliki tendangan keras adalah kelebihannya. Naluri
ofensifnya membuatnya dipasang sebagai sayap kiri oleh Harry Redknapp walaupun
bek kiri adalah posisi naturalnya. Sayangnya seperti George Best dan Ryan
Giggs, dia berasal dari negara yang tidak memiliki prestasi sepakbola mentereng
dan tradisi lolos ke turnamen besar.
Gelandang bertahan: Henrik Mkhitaryan
(Armenia – Shakhtar Donetsk)
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya,
pemain ini membuat negara Armenia menjadi tidak sekadar negara asal System of a Down saja. Penampilan
konsistennya di lini tengah tim yang secara mengejutkan menduduki posisi ketiga
babak kualifikasi –terbaik untuk mereka sepanjang sejarah- ini membuatnya
sempat diincar Arsenal. Tidak salah memang, karena selain masih muda (23
tahun), pemain ini terpilih sebagai pemain terbaik Shakhtar Donestsk musim ini
dimata pendukung tim.
Deep-lying Playmaker: Gylfi Sigurdsson (Islandia
– Swansea City)
Dia adalah loan-sensation musim ini. Tampil hanya 9 kali namun mampu mencetak
5 gol untuk membawa Swansea nyaman di papan tengah setelah diawal musim
dijagokan kembali turun kasta ke Championship Division. Pemain ini sebenarnya
menempati posisi nomor 10 di belakang striker, namun visi bermain dan kemampuan
passing serta tendangan-tendangan
jarak jauhnya membuat saya tidak ragu untuk memberinya peran Pirlo-esque dalam tim saya ini.
Gelandang serang kanan: Eden Hazard (Belgia –
Lille)
Dialah alasan mengapa saya sampai tidak
menempatkan Vincent Kompany di sentral pertahanan tim saya. Meraih gelar pemain
terbaik Ligue 1 tiga musim beruntun bukanlah pencapaian sembarangan. Eden
Hazard adalah pemain yang namanya akan menghiasi headline koran-koran Eropa dalam tajuk transfer pemain. Klub
manapun tidak akan melewatkan talenta besarnya.
Gelandang serang tengah: Stevan Jovetic
(Montenegro – Fiorentina)
Pemain yang akrab dipanggil Jojo ini adalah penerus sejati legenda
Montenegro dan AC Milan, Dejan Savicevic. Kelihaiannya bermain di posisi
gelandang serang adalah anugerah bagi Fiorentina yang berkat penampilan
bagusnya mampu selamat dari jeratan degradasi. Hanya butuh pindah klub saja
untuk menjadi seorang bintang besar.
Gelandang serang kiri: Marek Hamsik (Slovakia
– Napoli)
Sang Jenderal telah membuktikan kapasitasnya
sebagai pemain terbaik Slovakia sejak merdekanya negara ini tahun 1990.
Permainannya mampu mengangkat Napoli sebagai klub elit Seri a. Sempat santer
akan bergabung dengan AC Milan musim panas lalu, kini Hamsik akan semakin
diburu oleh para klub besar Eropa setelah kegagalan Napoli lolos ke Liga
Champions.
Penyerang tengah: Edin Dzeko (Bosnia –
Manchester City)
Keberhasilan City menjuarai EPL turut
ditentukan oleh kontribusi pemain jangkung ini. Gol penyama kedudukan saat
melawan Queens Park Rangers di partai penentuan melecut semangat The Eastlands untuk mencetak gol penentu,
yang akhirnya berhasil mereka buat. Tampil kurang impresif musim lalu karena
faktor adaptasi, kini Dzeko mampu mencetak 15 gol walaupun tidak menjadi
pilihan utama Roberto Mancini. Jangan lupakan pula kontribusinya untuk tim
nasional Bosnia yang dibawanya hingga ke babak play-off sebelum disingkirkan Portugal.Punya susunan berbeda? Silahkan buat versi Anda sendiri.
Zapraszamy do Euro 2012! Stwórzmy historię razem!
hehehe kebetulan ga punya versi sendiri, ga sempet buat bikin ginian dan udah terwakili pula di sini. Semuanya pantas, tapi saya lebih suka Kompany masuk di posisi Evans.
ReplyDeleteEvans bagus, tapi Kompany lebih bagus. Minimal catatan musim ini.
Dilema memang mas, mau pilih Kompany atau Hazard, soalnya biar seru satu negara kirim satu pemain. Hehehe Cheers.
ReplyDeletesaya lebih prefer Nuri Sahin di Deep Lying Playmaker, Sigurdsson cenderung box-to-box
ReplyDeleteemang agak maksa sih, tapi ini subjektif karena Sigurdsson favorit saya :D
Delete