Dalam permainan sepakbola,
ide-ide kreatif banyak digunakan dalam upaya memenangkan pertandingan. Terutama
jika menghadapi lawan yang super defensif, perlu dilakukan upaya yang diluar kebiasaan,
karena upaya-upaya serangan yang sudah menjadi ciri khas tim akan mudah terbaca
dan sudah pasti mudah diantisipasi. Dan upaya tersebut harus dicoba tanpa kenal
lelah hingga pertandingan benar-benar berakhir.
Adanya pertaruhan menang dan
kalah akan membuat sebuah pertandingan menjadi seru, ketimbang tidak ada
pertaruhan sama sekali, yang justru akan membuat kita berpuas diri dan
menanggalkan tanggung jawab.
Sebuah terobosan dilakukan
oleh salah satu klub besar sepakbola Indonesia, Persib Bandung. Persib
melangkah maju dibanding klub lainnya dengan rencana Go Public mereka. Dengan demikian, Persib menjadi klub pertama yang
memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di Indonesia, dunia olahraga
secara umum dan bisnis selama ini belumlah menjadi sahabat karib. Olahraga
hanyalah dipandang sebagai kegiatan pengisi waktu luang. Begitupun pelaku
olahraga, mereka belum mendapatkan pengakuan yang sepantasnya mereka dapatkan.
Prestasi? Anda semua lebih tahu tentang hal ini. Tidak salah jika dunia bisnis
memandang penuh keraguan saat Persib mengumumkan rencana besar ini.
Entah bagaimana mekanisme Initial Public Offering (IPO) yang akan
terjadi jika rencana ini menjadi kenyataan. Siapa yang berminat membeli saham
sebuah klub sepakbola? Para loyalis Persib yang memiliki kekayaan sekaligus
kecintaan terhadap klub berjulukan Maung Bandung ini pasti tidaklah keberatan
untuk membeli sahamnya. Namun bagaimana pelaku pasar modal akan memandang
fenomena ini?
Saya bukanlah orang yang
ahli di bidang pasar modal. Namun para pelaku perdagangan surat berharga ini
memiliki banyak pertimbangan dalam menginvestasikan uang mereka. Mereka tidak
akan sembarangan membeli saham. Apakah parameter kesuksesan sebuh klub
sepakbola dari kacamata bisnis? Apakah posisi laba/rugi dalam laporan keuangan?
Apakah cash-flow? Belum jelas. Para
pelaku pasar modal umumnya tertarik dengan dinamika tinggi (volatility) yang terjadi di perdagangan saham. Analisa pasar modal
yang kompleks menemukan median penyalurnya dalam bentuk volatilitas sebuah
harga saham.
Bagaimana dengan sepakbola?
Sepakbola bukanlah komoditi yang nilainya fluktuatif layaknya barang tambang.
Tidak ada tolok ukur yang jelas dalam mengukur profitabilitas sebuah klub
sepakbola, terutama jika berbicara tentang sepakbola Indonesia.
Kondisi sepakbola Indonesia
yang masih carut marut, tentunya akan menambah keraguan para pelaku bisnis
untuk melirik dunia mereka. Lain halnya dengan klub-klub sepakbola eropa yang
memiliki penghasilan sangat tinggi dan reputasi yang mendunia, serta ditopang
sistem persepakbolaan yang sudah rapi dan sehat.
Namun apresiasi tinggi patut
kita tujukan kepada Persib. Jika mereka memang lolos verifikasi dan akhirnya
mampu menjadi klub sepakbola Indonesia pertama yang listed di BEI, mereka telah lulus tes sebagai klub yang
pengelolaannya profesional.
Persyaratan yang tidak mudah
seperti penggunaan sistem akuntansi yang sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan) plus audit dari kantor akuntan publik, pemenuhan kewajiban
perpajakan yang sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan, proses audit dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan lembaga keuangan (BAPEPAM-LK) dan lain-lain akan
menguji kepantasan mereka untuk memperdagangkan sahamnya di BEI.
Langkah maju ini tentu harus
didukung oleh semua kalangan. Dapat dikatakan bahwa inilah salah satu cara
terbaik untuk memasukkan sepakbola ke koridor profesionalisme. Langkah Persib
jika sukses akan diikuti klub lainnya, sehingga sepakbola dan bisnis dapat
bersinergi untuk membentuk industrialisasi sepakbola yang akan menguntungkan
sepakbola itu sendiri.
Dengan menjadi perusahaan
terbuka, tentunya ada tanggung jawab besar bagi stakeholder klub, bukan hanya pengurus atau pelatih dan pemain,
tapi juga suporter. Pengurus tentu akan makin cermat dalam pengambilan keputusan
menyangkut klub, karena ada unsur kepemilikan publik yang harus mereka jaga disana.
Penggemar juga akan ikut
memiliki klub kesayangan mereka. Dengan demikian, mereka juga akan bertindak
secara positif agar harga saham tidak jatuh. Ada pertaruhan yang akan memaksa
mereka untuk taat pada aturan main. Bisa menjadi solusi yang produktif dalam
rangka pengembangan peran dari suporter.
Semoga hal ini bisa menjadi
gerbang bagi peletakan sepakbola Indonesia di koridor profesionalisme yang
tidak hanya sekedar menjadi slogan. Suporter, kini Anda bisa menjadi bagian
langsung dari klub favorit Anda.
bagus mas tulisannya. orang depok juga ya? gw juga pengen banget nonton persikad maen di merpati cuma belom kesampean. kalo ada tanding lagi kabar2in ya. salam kenal
ReplyDeletesalam kenal juga mas, iya nih udah 20 taun di depok tapi baru sekarang2 ini aja merhatiin Persikad. Oke sampe ketemu di Merpati.
Delete