Tulisan ini saya buat sembari meneduh di warung bakso. Gak bawa payung, padahal rumah udah deket. Gak penting juga sih.
Anyway, saya adalah penggemar sepakbola menyerang. Mau samba, atau tiki taka atau total voetball, yg penting menyerang. Entah udah lama atau baru, saya melihat ada variasi baru dalam penyerangan, yaitu the false nine.
Apa itu false nine? Secara harfiah, false nine berarti striker bohongan. Striker macam ini bukan striker klasik yang umumnya berpostur kokoh dan kerap menunggu bola di depan gawang lawan. Striker bohongan ini lebih mirip second striker, dia bisa bergerak ke segala arah, menjemput bola, bahkan merebut bola dan membantu pertahanan. Striker seperti ini tidak dituntut untuk memiliki postur kokoh, melainkan lebih diharapkan memiliki tehnik dan skill mumpuni. Striker ini dituntut untuk memiliki kemampuan olah bola, mengumpan dan tentu tidak lupa pada tugas utama: mencetak gol.
False nine ini paling mudah dilihat di Barcelona dan timnas Spanyol. Di Barca, Alexis Sanchez yang kebetulan bernomor 9 adalah striker, tapi dia lebih sering dimainkan melebar sesuai strategi Barca. Begitu pula Fernando Torres di timnas Spanyol. Torres harus rela berbagi produktivitas gol dengan David Villa, Xavi, Iniesta dan Silva. Strategi ini ampuh jika melihat lemari trofi milik dua tim ini.
Sekarang Italia terang-terangan ingin mengkopi gaya Spanyol. Selama kualifikasi Euro 2012, mereka memakai penyerang-penyerang bertubuh kecil. Antonio Cassano, Giuseppe Rossi, Sebastian Giovinco bergantian mengisi pos tersebut. Tidak ada lagi penerus Christian Vieri atau Luca Toni. Mereka seperti menyatukan Roberto Baggio dan Gianfranco Zola pada masa jayanya.
Baik Italia maupun Spanyol mengalami problem karena pola ini. Bukan salah polanya, tapi lebih karena implementer pola ini absen atau sedang off form. Cassano dan Rossi cedera panjang, hal ini memaksa allenatore Cesare Prandelli memutar otak untuk menggantikan mereka. Boleh jadi dia akan meminta Mario Balotelli memainkan peran the false nine, karena di antara striker Italia lain yang tersedia, dialah yang paling bertehnik. Di Spanyol, entrenador Vicente Del Bosque boleh jadi pening melihat kondisi Torres dan David Villa. Torres sedang flop, Villa patah kaki. Alternatifnya boleh jadi memanggil striker yang sedang on fire di La Liga, Roberto Soldado. Tapi memasang Soldado yang miskin pengalaman di turnamen sebesar Euro bukanlah hal bijak. Dengan demikian, Del Bosque bisa saja mendorong Cesc Fabregas ke pos false nine tersebut, seperti yang biasa dilakoninya di Barca.
Pola false nine ini seolah menjadikan para sayap pengumpan silang menjadi worthless. Gak ada penyundul yang baik untuk menyambut crossing akurat mereka. Pemain-pemain seperti Matty Etherington atau David Beckham mungkin gak banyak menunjang pola ini. Satu keunggulan pasti dari pola ini, bek-bek lawan pasti bingung mau menjaga siapa, karena memang tidak ada target man dan semua pemain bergerak dinamis.
Ayo Indonesia! Apa mau coba pake false nine? :)
kalo boaz,tibo,wanggai ity termasuk false nine gak yah?
ReplyDeleteBoaz & tibo bisa sih, klo Wanggai lebih kaya bomber..
ReplyDelete