Pages

Wednesday, March 14, 2012

Pavel Pogrebnyak, kembalinya si anak hilang

“Seorang striker, bagaimanapun akan dinilai dari berapa gol yang dia cetak, untuk itulah dia bermain.” Demikian ungkapan yang saya curi dengar dari seorang pelatih sebuah tim amatir di dekat tempat tinggal saya, saat dia sedang menasihati strikernya, yang sering sekali membuang-buang peluang.
Entah apa yang dikatakan seorang pelatih terhadap dua striker mahal Liga Primer Inggris, Fernando Torres dan Andy Carroll mengenai seretnya gol mereka sejak didatangkan dengan harga fantastis pada bursa transfer musim dingin tahun lalu. Torres dan Carroll bukanlah striker jelek, mereka adalah mesin gol di klub terdahulu mereka, namun melempem di klub barunya.

Tidak terpikir sedikitpun oleh petinggi Chelsea dan Liverpool saat itu untuk mengontrak seorang striker asal Rusia bernama lengkap Pavel Viktorovich Pogrebnyak. Pogrebnyak memang nama yang masih asing bagi penggemar sepakbola, ditambah lagi dengan sulitnya melafalkan namanya yang sangat Rusia sekali. Padahal, pemain inilah yang semula akan menjadi ujung tombak utama tim nasional Rusia saat akan menghadapi kompetisi Euro 2008. Sayangnya, Pogrebnyak mengalami cedera saat latihan, yang kemudian mengubur impiannya bermain di kejuaraan antar negara terakbar di benua biru itu.

Penampilan Rusia tanpa Pogrebnyak di kejuaraan yang berlangsung di Austria dan Swiss tersebut ternyata tetap memikat. Mereka mampu melaju hingga babak semifinal, tempat dimana pemain asal klub Zenit St. Petersburg bernama Andrei Arshavin mencuri perhatian dunia pertama kali. Penggantinya, yaitu Roman Pavlyuchenko juga tampil baik di kejuaraan tersebut. Setelah kejuaraan itu, Arshavin dan Pogrebnyak kemudian diboyong oleh dua klub kota London yang berseberangan. Arshavin ke Arsenal, Pavlyuchenko ke Tottenham Hotspurs. Sejak saat itu,Pavel Pogrebnyak dilupakan.

Setelah sembuh. kepindahannya ke Bundesliga bersama Vfb Stuttgart ternyata malah menurunkan level permainannya. Selama dua setengah tahun, Pogrebnyak hanya mampu mencetak 15 gol dari 68 pertandingannya bersama klub di kota produk mobil Mercedez-Benz diproduksi yang pernah diperkuat oleh the 90’s magic triangle Krassimir Balakov, Giovane Elber, dan Fredi Bobic tersebut.

Penciuman tajam Martin Jol yang akhirnya membawa Pogrebnyak ke Craven Cottage. Fulham yang tengah dililit masalah ketajaman memang membutuhkan seorang striker yang memiliki kemampuan finishing touch yang baik. Tidak puas dengan performa Bobby Zamora, Jol yang pernah mengenal Pogrebnyak karena sempat melatih Hamburger SV itu kemudian meminjam Pogrebnyak dari Stuttgart hingga akhir musim. Hal ini membuatnya melepas Zamora ke Queens Park Rangers.

Tidak disangka, striker berusia 28 tahun ini justru menemukan sinarnya di kompetisi Premier League. Dia mampu mencetak 5 gol dari 3 pertandingan awalnya, termasuk sebuah hattrick ke gawang Wolverhampton Wanderers dua pecan lalu. Ajaibnya, 5 gol tadi tercipta hanya dari 7 percobaan tembakan ke gawang lawan. Dari statistik tersebut terbukti bahwa Pogrebnyak adalah striker yang sangat efisien dalam memanfaatkan peluang. Dia mungkin tidak banyak mengancam gawang lawan dan bukanlah pemain yang bisa sendirian memenangkan pertandingan, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa ketajamannyalah yang akhirnya menolong timnya meraih poin demi poin. Dia telah memenuhi tugas utamanya sebagai seorang striker, yaitu mencetak gol.

Rezeki memang rahasia Tuhan, memang terlalu dini menyebut Pogerbnyak sudah sukses di Liga Inggris hanya dari beberapa pertandingan saja. Belum terbacanya permainan striker besar ini memang menjadi berkah baginya, namun jika lawan-lawan Fulham mampu menganalisa lebih dalam permainan sekaligus menemukan kelemahan Pogrebnyak, masa sulit siap menanti. Pogrebnyak bukanlah tipe striker yang mampu menciptakan peluang mencetak golnya sendiri lewat aksi-aksi magis macam Zlatan Ibrahimovic, dia butuh dukungan penuh dari rekan-rekannya. Jumlah tembakannya yang hanya tujuh kali dalam tiga laga menunjukkan bahwa Pogrebnyak bukanlah pemain yang kerap mengancam lini pertahanan lawan. Efisiensinya dalam memanfaatkan peluanglah yang perlu diwaspadai.

Bagaimanapun juga, Pogrebnyak memiliki modal untuk menjadi striker yang sukses di Inggris. Postur yang tinggi kekar membuatnya memiliki kekuatan untuk beradu fisik dengan para defender besar yang menghadang. Keatletisannya jika dikombinasikan dengan kecepatan lari, kekuatan tendangan kaki kiri dan efektifitas pemanfaatan peluang akan membuatnya menjadi seorang striker komplit.

Pogrebnyak memang masih perlu banyak hal untuk membuktikan diri. Level permainannya memang belum pantas disamakan dengan Robin Van Persie yang berpredikat sebagai striker terbaik saat ini di level top flight, namun dengan lima golnya dari tiga pertandingan, sudah lebih dari cukup untuk membuat publik Inggris meng-googling namanya dan tabloid olahraga Inggris mulai memasangnya sebagai pusat pemberitaan. Jangan kaget pula jika para penggemar permainan fantasy premier league akan mulai memasang dirinya sebagai salah satu striker di tim khayalan mereka.

Setelah Kamerad Arshavin sudah mulai lelah karena hanya menghangatkan bangku cadangan dan Kamerad Pavlyuchenko sudah mudik ke Lokomotiv Moscow, kini nantikan aksi kompatriot mereka. Si anak hilang telah kembali, Kamerad Pogrebnyak.

No comments:

Post a Comment