Siapa gak doyan eskrim Magnum? Rasa mewah dan elegannya adalah andil dari coklat Belgia disana. Siapa juga yg bisa nolak Waffle yg disajikan bareng eskrim, coklat meleleh atau selai stroberi?
Sirkuit Spa-Francorchamps di Belgia adalah sirkuit langganan penyelenggaraan F-1. Sirkuit ini banyak disebut pembalap sebagai salah satu sirkuit paling menantang dari semua sirkuit balap F1 yang pernah ada. Bagi para fans, sirkuit ini juga menjadi sirkuit paling populer karena lokasinya yang berada di tengah hutan pedalaman. Negara tetangga Belanda ini identik dengan kebangsawanan, sesuatu yg elegan, cita rasa tinggi, klasik. Masih kurang? Negara ibukota Uni Eropa dan NATO berpenduduk 10,5 juta jiwa ini adalah salah satu negara terkenal penjual berlian. Kalo pernah nonton film Blood Diamond (satu2nya film bagus Leo Di Caprio in my opinion) seakan membuktikan eksistensi negara beribukota Brussel itu di kancah internasional.
Tapi, ada yg gak bisa lepas dari Belgia, yaitu sepakbola. Olahraga terpopuler dunia ini adalah juga olahraga terpopuler negeri kecil ini. Pemain2 bertalenta selalu hadir, walau prestasi timnasnya jauh dibawah bayang2 Belanda sang tetangga, yang notabene tim papan atas dunia.
Bagi Indonesia, Belgia sangat bersahabat karena negara ini adalah batu loncatan bagi pemain2 sepakbola Indonesia yg ingin bermain di eropa. Salah satu klubnya yaitu CS Vise baru2 ini dibeli oleh Nirwan Bakrie, dimana tujuannya adalah memberikan kesempatan bagi para talenta2 sepakbola Indonesia untuk membela klub itu. Terbukti sekarang 3 pemain Indonesia yg merupakan alumni tim SAD (Sociedad Anonima Deportivo) baru dikontrak CS Vise. Ketiga pemain tersebut adalah, bek kiri Yericho Christiantoko, bek kanan Alfin Ismail Tuasalamony dan striker Yandi Sofyan Munawar.
Kalo bicara timnas Belgia, tim ini bisa dibilang medioker. Prestasi tertinggi sepakbola Belgia hanyalah peringkat ketiga Piala Dunia 1986, dimana saat itu Diego Maradona sendirian membawa Argentina juara dunia. Selain itu, Belgia juga menempati runner up Euro 1980.
Tapi cuma sebatas itu kiprah timnas Belgia dalam pentas sepakbola dunia. Di tahun 90an prestasinya mulai menurun dan hanya numpang lewat di Piala Dunia maupun Piala Eropa. Walaupun ada pemain2 hebat macam kiper terbaik Piala Dunia 1994 Michel Preudhomme atau sang playmaker jempolan Enzo Scifo, serta kakak beradik Emile & Mbo Mpenza. Begitu pula diawal 2000an, reputasi mereka sebagai partisipan numpang lewat masih gak berubah.
Hingga sekarang di 2011, prestasi tim ini nampaknya berada di titik nadir. Mereka absen di Piala Dunia 2006 dan 2010, dan terakhir ikut Piala Eropa 11 tahun lalu saat menjadi tuan rumah bersama Belanda, itupun langsung tersingkir di penyisihan grup.
Tim setah merah atau dikenal Rode Duivels ini teraktual gagal lolos ke Piala Eropa 2012 di Polandia-Ukraina karena kalah bersaing dengan Jerman dan Turki. Padahal kalo rajin main game Football Manager, siapa yg gak ngeri liat barisan skuadnya. Pemain2 Belgia adalah andalan di klubnya masing2, dan bukan klub sembarangan tapi klub2 liga utama eropa.
Simon Mignolet (Sunderland) sebagai kiper, lalu 4 bek diisi Anthony Van Den Borre (Racing Genk), Vincent Kompany (Manchester City), Daniel Van Buyten (Bayern Muenchen) & Thomas Vermaelen (Arsenal). Gelandang bertahan diisi sang kapten Timmy Simmons (PSV) dan si kribo Marouane Fellaini (Everton), sementara Radja Nainggolan (Cagliari) dan Marten Marteens (AZ Alkmaar) sebagai pelapis. Di posisi playmaker ada Stefan Defour (Standard Liege), di teritorial sayap ada Axel Witsel (Benfica) dan Mousa Dembele (Fulham), belum lagi Si Fenomenal Eden Hazard (Lille) dan The New Didier Drogba, Romelu Lukaku (Chelsea) serta Dries Mertens (PSV) yg menjanjikan di barisan penggedor.
Tapi anehnya tim yg diisi gabungan pemain2 bertalenta ini masih saja gagal tampil sebagai tim, meskipun di klubnya masing2 mereka adalah andalan. Apa yg salah di timnas mereka? Sangat disayangkan talenta2 cemerlang ini gagal mencicipi turnamen akbar dunia. Bagaikan sebatang coklat pahit dan sepotong waffle hambar!
No comments:
Post a Comment