Anda membaca
tulisan ini setelah upaya comeback Ricardo Kaka ke Milan urung terjadi. Cerita
ini mengulangi cerita yang sama beberapa bulan lalu. Milan kembali mundur
setelah Real Madrid dibisiki konsultan pajaknya untuk memasang harga 20 juta
euro bagi sang pemain terbaik dunia 2007 ini. Dengan uang sebanyak itu, Milan
akhirnya memilih untuk mendatangkan Mario Balotelli.
Sekitar lima
tahun lalu, Milanisti cewek mana yang tidak memajang poster Kaka di kamarnya?
Ah mungkin bukan hanya Milanisti, suporter klub lain juga mungkin akan
malu-malu memajang poster pemain bernama lengkap Ricardo Izecson Dos Santos
Leite ini bersanding dengan pemain-pemain idola dari klub favoritnya. Ricardo
Kaka adalah sosok idola layaknya Besarion “Beso” Djugashvili di abad 19, dimana
Caroline Celico berada pada situasi seperti Keke Geladze yang dicemburui oleh
sebagian besar wanita yang menginginkan untuk menjadi istri Beso.
Benar, Kaka
adalah fenomena saat itu. Ia sudah cocok disebut legenda Milan menjadi penerus
figur sentral sebelumnya seperti Dejan Savicevic, Zvonimir Boban atau Manuel
Rui Costa. Dalam beberapa aspek, Kaka bernilai lebih dari para seniornya itu. Aspek
kesantunan, kesalehan dan ketampanan misalnya. Tapi lebih dari itu, pada tahun
2007 ia memimpin Milan memenangi Liga Champions disaat skuat Milan secara
kualitas berada dibawah skuat-skuat pemenang sebelumnya saat Il Diavolo Rosso
juga merajai Eropa.
Pemain dengan
kontribusi sebesar itu tentu tidak akan dijual, apalagi oleh klub yang memegang
prinsip kekeluargaan seperti Milan. Namun siapa sangka vonis hakim pada kasus
Fininvest yang bebuntut denda ratusan juta euro membuat Berlusconi terpaksa
mengiyakan tawaran sebesar 68 juta euro dari Florentino Perez tiga setengah
tahun lalu. Dengan gaji mencapai 10,5 juta euro per musim, Kaka adalah
galactico baru yang Perez usung demi menggulingkan anak-anak dari planet lain
bernama La Masia.
Tidak usahlah
kita membahas apakah upaya Perez menggoyang Barcelona sukses atau tidak, karena
dari sukses atau tidaknya Real Madrid selama tiga setengah tahun ini, hanya
sedikit kontribusi Ricardo Kaka didalamnya. Dengan bandrol dan gaji sebesar
itu, awalnya Perez tentu tidak ingin membeli seorang pemain cadangan. Namun yang
terjadi adalah rangkaian cedera mengganggu form dari sang playmaker, meski
tidak menggerus skill individu yang dimilikinya. Selain faktor cedera, di
posisinya Kaka bersaing dengan Mesut Ozil. Ozil
Kaka lebih
sering menjadi guci antik mahal di bangku cadangan Los Galacticos. Musim ini ia
baru tampil 7 kali dimana enam diantaranya sebagai pengganti. Ini melengkapi
catatan 73 pertandingan dan 20 golnya selama berseragam putih dalam tiga
setengah musim. Dari statistik, sebenarnya kontribusi ini bukanlah catatan yang
jelek. Kaka hanya kalah panggung dari Cristiano Ronaldo, sang bintang utama.
Aspek finansial kembali menjadi
penghalang
Setelah di musim
panas Rossoneri tidak mampu memenuhi permintaan transfer 10 juta euro dari Real
Madrid, di bursa transfer musim dingin ini, Milan mencoba mengangkat romantisme
winter sonata mereka dengan sang mantan bintang. Skema tawaran yang pas dengan
kantong mereka terus tawarkan, dan kabarnya Kaka sampai bersedia gajinya dipotong
demi bergabung kembali ke Milan.
Ini jelas baik
buat karir Kaka karena Milan akan menerima sang mantan bintang dengan tangan
terbuka dan pasti akan memaksimalkan tenaganya. Kehadiran Kaka, meskipun kini
bukanlah orang yang sama seperti lima tahun silam tetap menjadi berkah bagi
Rossoneri, yang kini boleh dibilang tampil tanpa pemain bintang. “Kedatangannya
akan jauh meningkatkan aspek tehnik tim ini.” Ujar Adriano Galliani, wakil
Presiden Milan.
Meski demikian,
baik Milan maupun Madrid tidak bisa gegabah untuk meng-gol-kan transaksi ini.
Dari sisi Milan, jelas mereka sedang menjalankan pengetatan keuangan guna
menyambut Financial Fair Play. Tidak akan ada gunanya jika mereka mendatangkan
pemain berkualitas demi lolos ke Liga
Champions musim depan jika nantinya kondisi finansial malah kemudian memaksa
mereka absen dari turnamen itu.
Seperti
diketahui, Milan menetapkan salary cap untuk mereka sendiri sebesar 4 juta euro
per tahun. Milan bersedia memberi pengecualian bagi Kaka dengan memberinya gaji
sebesar 6 juta. Dengan akumulasi gaji Kaka hingga akhir Juni 2015 sebesar 15
juta euro, Milan telah menghitung bahwa biaya ini kurang lebih sama dengan
penerimaan transfer Pato dari Corinthians baru-baru ini. Hitung-hitungana
sederhana ini menunjukkan bahwa Milan telah memilih pengalokasian dana
penjualan Pato semata-mata untuk membayar gaji Kaka.
Milan terancam terjebak pada situasi delusional hebat sesaat lalu kelimpungan karena kemudian hitung-hitungan finansial memaksa mereka kembali menjual pemain. A temporary success for a long term failure. Pembelian Balotelli membuktikan setidaknya Milan memiliki visi kedepan. Dengan usianya yang masih muda, pemain ini memiliki lebih banyak peluang untuk bersinar.
Begitu pula dari
sisi Real Madrid. Tawaran 30 bulan loan itu berarti membuat Milan akan memiliki
Kaka hinga kontraknya habis tahun 2015 nanti, dan ketika saat itu tiba, Milan
bisa menggaet Kaka dengan gratis. Dengan meminjamkan Kaka ke Milan, Madrid
memang bisa menghemat biaya gaji hingga 25 juta euro, namun hal itu tidak mereka
inginkan karena mereka merasa Kaka masih punya nilai jual mencapai 20 juta (16
juta menurut situs transfermarkt). Dengan nilai itu, Madrid bisa saja berharap
klub seperti Paris Saint Germain atau Anzhi Makhachkala untuk membelinya
ketimbang terus bernegosiasi alot dengan Milan.
No comments:
Post a Comment