Bicara Milan, memang gak bisa lepas dari pemain2 senior. Pemain yang sudah berusia diatas 30 tahun ini biasa disebut "the old guard". Pemain-pemain ini bukan sekedar pemain penghangat bangku cadangan, tapi sebagian dari mereka masih ada yang menjadi tulang punggung tim.
Banyak pertimbangan yang diambil manajemen Milan untuk mempertahankan para old guard. Faktor utama adalah pengalaman. Pemain2 ini sangat matang dan mampu mengatasi tekanan. Ekspos media terhadap mereka relatif lebih rendah karena sudah dianggap melewati masa keemasan. Justru inilah yang bisa diambil manfaatnya, karena dengan demikian mereka bisa total bermain sepakbola tanpa banyak gangguan. Kedua adalah masalah profesionalisme. Pemain2 ini adalah mentor bagi pemain muda Milan macam Alexandre Pato maupun Ignazio Abate. Mereka menularkan mental juara, yang memang sudah menjadi tradisi bagi Milan sebagai klub pengumpul trofi terbanyak di dunia. Ketiga adalah pemain2 ini mampu membawa suasana positif baik di lapangan, ruang ganti, maupun saat berlatih. Tidak ada ego kebintangan dari pemain2 ini, yang ada malah suasana kekeluargaan yang kental. Tidak mengherankan kalau pemain2 bengal macam Ibrahimovic sampai Cassano seolah menemukan rumahnya. Dan faktor terakhir adalah kecanggihan Milan lab, yaitu pusat kebugaran Milan yang menjadi sarana bagi para pemain untuk memulihkan cedera dengan cepat serta menerapkan metode latihan yang menghindari cedera. Tidak heran Paolo Maldini mampu bermain hingga usia 39, dan Alessandro Costacurta hingga 40 tahun.
i musim 2010/2011 dimana Milan keluar sebagai jawara Italia, peran the old guard tidak bisa dikesampingkan, mereka antara lain:
1. Clarence Seedorf
Pemain berusaia 35 tahun ini bersinar saat Milan melakukan sprint akhir. Perannya saat Milan memenangi derby sangat sentral, dimana dia memegang kendali lapangan tengah dan dengan visinya yang luar biasa mampu memanjakan para penyerang seperti Pato dan Robinho. Sempat tampil mengecewakan hingga pertengahan musim hingga dijuluki 'slowdorf', tapi diakhir musim tampil sangat dominan sehingga dijuluki 'seedorfinho'.
2. Alessandro Nesta
Walau sudah berusia 34, peran sentralnya di lini belakang masih tidak tergantikan. Kehadirannya mampu memunculkan potensi luar biasa Thiago Silva, rekan duetnya yang 9 tahun lebih muda. Ketenangan, tackling dan interceptnya masih salah satu yang terbaik di dunia. Kelemahannya hanya masalah rentan cedera.
3. Christian Abbiati
Portierre berusia 33 tahun ini tampil konsisten sepanjang musim walau semula diproyeksikan untuk menjadi deputi dari Marco Amelia. Penyelamatannya ketika derby sangat berkelas dan nyaris mustahil.
4. Mark Van Bommel
Ini adalah perekrutan terbaik Milan pada bursa transfer musim dingin. Walau debutnya sebagai pemain di serie a diwarnai kartu merah, namun dia segera menunjukkan kelasnya di pertandingan selanjutnya hingga akhir kompetisi. Kemampuan bertahannya mengesankan Max Allegri, sampai Andrea Pirlo yang sudah 10 tahun terakhir menempati posisinya bisa tersingkir dan terancam tidak mendapat perpanjangan kontrak. Peran kotornya membuat Seedorf dan Boateng mampu tampil lepas membantu penyerangan.
5. Gennaro Gattuso
Kapten kedua Milan ini menemukan kembali permainan terbaiknya musim ini. Dirinya kembali dipercaya menjadi starter setelah musim lalu dibawah kepelatihan Leonardo hanya menghangatkan bangku cadangan. Pemain ini memiliki pengaruh besar diruang ganti, dan gaya ngototnya mampu membuat lawan takut.
Nama-nama gaek lain seperti kapten Massimo Ambrosini, Andrea Pirlo, Filippo Inzaghi, Mario Yepes, Gianluca Zambrotta, dan Massimo Oddo mungkin lebih banyak menghuni bangku cadangan karena masalah kebugaran, namun jika dipercaya tampil mereka juga tidak mengecewakan. Zambrotta misalnya, disaat Luca Antonini kehilangan konsistensi, dialah yang tampil stabil menggantikannya hingga akhir musim. Begitu pula Yepes yang mampu melapis Nesta, serta Inzaghi yang sempat membuat 2 gol ke gawang tim sebesar Real Madrid di babak penyisihan liga champions.
Jadi, siapa bilang pemain tua tidak berguna?
No comments:
Post a Comment