Pages

Monday, May 16, 2011

Barbara Berlusconi dan AC Milan


SEBAGAI putri dari Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, Barbara Berlusconi kerap dibandingkan dengan Ivanka Trump, anak pengusaha sukses Amerika Serikat, Donald Trump. Hal itu tidak menghentikan langkah perempuan berusia 26 tahun ini untuk menjadi apa pun yang ia inginkan.

Menjadi seorang Berlusconi di negeri pizza, sama seperti berasal dari keluarga dengan kekuasaan politis bak Kennedy. Sebagai putri kedua dari miliarder Italia, Barbara juga menjadi ahli waris dari kerajaan bisnis ayahnya yang membentang dari industri pertelevisian, penerbitan, iklan, perbankan, asuransi, serta olahraga.

Media massa memang menjadi inti bisnis keluarga tersebut. Melalui kerajaan Mediaset dan sebagai kepala pemerintahan, Berlusconi dilaporkan memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung, terhadap lebih dari sekitar 90 persen televisi Italia. Meski demikian, pengaruh tersebut tidak mampu memberangus pers oposisi yang melaporkan dugaan ketidakberesan keuangan perusaah, serta kejanggalan seksual yang dimiliki perdana menteri Italia tersebut.

"Memang benar bahwa aku adalah putri Berlusconi. Tetapi, hal itu tidak menghentikanku menjadi orang yang mandiri dengan pikiranku sendiri. Nama Berlusconi dihargai oleh banyak orang. Banyak yang percaya kepadanya, dan banyak orang pula yang merasakan kebingungan tertentu. Aku tidak dapat menyangkal asal-usul keluargaku. Tapi, aku menjalani hidup dengan caraku sendiri" ujarnya suatu kali.

Moralitas
Dilahirkan di Arlesheim, Swiss, pada 30 Juli 1984, Barbara mengambil studi filsafat di University Vita-Salute San Raffaele. Namun, jangan membayangkan masa remajanya sebagai anak rumahan yang patuh dan tunduk. Sejumlah pemberontakan kecilnya menjadi isu hangat di berbagai media massa, mulai dari tindikan di lidah ketika remaja, sampai penolakannya untuk bergabung dengan partai Forza Italia ayahnya.

Sebagian dari diri Barbara sangat fokus pada masalah moralitas. Peranan etika di dalam bisnis menjadi tema dari konferensi yang diselenggarakannya pada 2008 di Bocconi University, sebuah sekolah bisnis utama di Italia. Mengingat latar belakang tuduhan bisnis kotor yang dijalankan oleh ayahnya, hal ini terasa bagaikan ironi.

Tapi, ibu dua anak itu membela diri dan bersikeras bahwa tema konferensi tersebut bukan berbau politis.

"Konferensi itu adalah suatu cara bagiku untuk meyakini apa yang mungkin akan kulakukan di masa depan. Aku akan memiliki sejumlah tanggung jawab besar, dan aku akan memerlukan landasan moral yang solid" tegasnya.

Hingga kini, sejumlah tanggung jawab yang dijalankan Barbara antara lain terlibat dalam dunia seni, amal, serta dewan direksi. Dia juga sibuk mengasuh kedua putranya, buah cintanya bersama bankir Giorgio Valaguzza yang telah menjadi teman hidupnya selama beberapa waktu.

Saat berusia 19 tahun, perempuan yang dijuluki sebagai 'putri pemberontak' oleh pers Italia ini diangkat sebagai anggota dewan perusahaan yang dipegang ayahnya, Fininvest. Meski demikian, dia memilih membatasi peran tersebut sampai mendapatkan pengalaman lebih.

Ketika tsunami memorak-porandakan Asia pada 2004, ia dan seorang temannya, Francesca Versace, mendirikan badan amal Milano Young. Pada awalnya, yayasan tersebut mendanai bantuan bagi korban tsunami sebelum berkembang ke isu lain, seperti memberi beasiswa bagi orang asing yang belajar di Italia. Sedangkan di bidang seni, Barbara turut mendirikan Cardi Black Box, sebuah galeri seni di Milan yang juga membuka cabang di London.

Dengan segudang aktivitas berbeda yang dijalaninya, si pirang ini belum mampu memastikan langkah apa yang akan diambilnya kelak.

"Harus ada alasan yang sangat bagus bagiku untuk terjun ke dalam politik" kata perempuan yang mengaku memiliki passion di bidang penerbitan.

Meski banyak kritik dan kecaman yang dilayangkan terhadap ayahnya, Barbara dengan sepenuh hati tetap mendukungnya.

"Bahkan meski pun semuanya menentangnya, ayahku tetap berjuang untuk cita-citanya. Aku mengagumi hal itu dan berharap dapat melakukan hal yang sama. Tapi, dengan cita-citaku sendiri." (timesoneline/marieclaire/LI/OL-06)

AC Milan
Era kepemimpinan dinasti Berlusconi di AC Milan agaknya masih bakal terus berlanjut hingga waktu cukup lama. Seiring semakin menua usia Seilvio Berlusconi, kini sang putri, Barbara Berlusconi mulai digodok untuk menjadi pemimpin I Rossoneri masa depan.

Barbara Berlusconi memang tak langsung menjadi calon penerus ayahnya di kursi presiden. Dia memulai 'kawah candradimuka' melalui salahs atu jabatan di direksi Milan. Dan mulai Rabu (20/4) lalu, perempuan yang juga kekasih striker asal Brasil, Alexandre Pato ini resmi menjadi salah satu dari 13 direksi utama di Milan.

Namun, Barbara Berlusconi juga bukan satu-satunya calon pewaris takhta sang ayah. Sebelum dia, kakaknya, Paolo Berlusconi sudah lebih dulu bercokol di kursi direksi. Sejak Barbara masuk, kursi direksi utama yang semula hanya 12 ditambah satu menjadi 13.

Menurut wakil presiden Milan, Adriano Galliani, masuknya Barbara menjadi salah satu indikasi dinasti Berlusconi berharap bisa tetap eksis mendedikasikan kehidupannya di Milan.

Barbara Berlusconi diyakini bakal mewarisi jabatan Presiden AC Milan dari ayahnya, Silvio Berlusconi, suatu saat nanti dan ia sudah mulai menyusun rencana bagi I Rossoneri di masa depan yaitu untuk lebih fokus kepada para pemain muda.

Barbara sudah mulai dipersiapkan untuk memimpin Milan setelah ia diangkat sebagai anggota Dewan Direksi klub itu beberapa pekan lalu. Dan, kebanggaannya sebagai seorang pejabat baru menjadi semakin lengkap setelah Milan memastikan Scudetto musim ini usai menahan imbang AS Roma tanpa gol di Olimpico, Minggu dini hari WIB.

“Saya sangat senang kami berhasil mencapai target ini, tapi ini harus menjadi awal untuk membangun sebuah Milan yang baru,” kata Barbara kepada Corriere dello Sport.

“Skuad ini harus mampu bersaing di Eropa dan juga mampu memenuhi tuntutan ekonomis yang baru bagi sebuah klub sepakbola.

“Mimpi kami adalah melihat Milan meraih sukses sepanjang 25 tahun berikutnya. Apalagi, ini adalah klub dengan koleksi trofi yang paling banyak dibanding klub-klub lain di dunia dan kami tak ingin kehilangan rekor itu.”

Beberapa pemain veteran Milan seperti Andrea Pirlo, Clarence Seedorf, Massimo Ambrosini dan Pippo Inzaghi akan habis kontraknya musim panas ini dan tak tertutup kemungkinan mereka bakal dilepas untuk memberi ruang bagi regenerasi.

“Yang paling penting, saya ingin membangun sebuah tim yang fokus kepada para pemain muda,” kata Barbara yang kini mengencani Alexandre Pato, bintang termuda di Milan saat ini.

Taken from: Media Indonesia, Tribun News, Tempointeraktif

1 comment: