Pages

Sunday, November 4, 2012

Kemenangan meyakinkan!

Pazzini "Bradley Cooper", gol pertama setelah 2 bulan


Kemenangan fantastis akhirnya diukir di giornata 11 serie a oleh skuad Max Allegri. Kemenangan yang sedikit mengurangi beban dari pundak eks pelatih Cagliari itu karena diraih dengan cara spektakuler, 5 gol berbalas 1 dan dengan permainan yang sangat hidup. Berkat kemenangan ini, Milan kini mulai menapaki posisi top-half setelah beberapa pekan sebelumnya nyaris menghuni zona degradasi.

Allegri kembali membuat dahi berkerut dengan mengubah formasi. Pola 4-2-3-1 menjadi yang digunakan sejak start hingga akhir. Setidaknya Allegri sudah menemukan bahwa 2 gelandang tengah mutlak diperlukan guna menyokong trio gelandang ofensif Rossoneri. Menurunkan 5 gelandang dan 3 bek tengah seperti saat melawan Palermo mid-week lalu bukanlah ide yang bagus.

Milan memulai pertandingan dengan positif. Meski Chievo menurunkan formasi ultra-defensif 5-3-2, Milan yang dimotori Riccardo Montolivo dan kapten Massino Ambrosini di tengah mampu mengalirkan bola dengan cepat dan efektif. Hasilya, Milan unggul cepat lewat gol Urby Emanuelson setelah tendangan 1st time-nya dua kali membentur bek Chievo sebelum meluncur mulus ke gawang kiper veteran, Stefano Sorrentino.

Kelemahan lini pertahanan Milan terekspos saat menghadapi set-piece. Gol tandukan Sergio Pellisier di tiang dekat membawa The Flying Donkeys menyamakan kedudukan hanya dalam waktu dua menit. Untungnya Milan tidak panik dan tetap bermain dengan ball possession yang apik dan mengalir. Simple passing dan gocekan-gocekan ringan yang terus dilakukan Milan membuat pemain bertahan Chievo sering dipaksa melakukan pelanggaran. Emanuelson, yang tampil cemerlang dan sempat memperagakan tehnik gocekan Ronaldinho-esque kembali berperan dalam gol kedua, kali ini assist-nya kepada Montolivo membuat Milan kembali unggul.

Selanjutnya, Milan terus memaksa menyerang melalui sayap kanan yang ditempati Emanuelson yang sering melakukan kombinasi dengan Ignazio Abate. Tidak adanya pemain bertahan Chievo yang melapis Boukary Drame membuat Milan leluasa menyerang lewat sisi itu. Meski demikian, hal itu menunjukkan Milan masih cenderung berat sebelah dalam menyerang, karena sisi kiri mereka praktis kurang berperan, dan Stephan El Shaarawy memang difungsikan untuk melakukan terobosan dan finishing saja.

Sementara Giampaolo Pazzini bermain cukup apik sebagai pemantul dan penahan bola. Tercatat dia melakukan 19 touch, 8 umpan dan 2 tembakan. Keterlibatan yang cukup besar bagi si Bradley Cooper.

Gol ketiga lahir dari skema serangan balik yang cepat. Bojan menyelesaikan peluang menembak datar dari jarak cukup jauh, 30 meter. Sepertinya hal yang jarang terjadi di musim ini yaitu gol lewat fast-break membuat Milan kian percaya diri. Gol-gol seperti ini sebenarnya menjadi salah satu kekuatan Milan dalam dua musim terakhir.

Catatan khusus di babak pertama ini, Milan terlalu bergantung kepada Montolivo dalam membangun serangan. Sayangnya, tidak ada lagi pemain setipe dirinya. Jika Monty cedera, Milan akan kesulitan mengembangkan permainan. Selain itu, Milan kerap kesulitan menghadang penyerang jangkung tapi bertehnik Chievo, Cyril Thereau.

Di babak kedua, Milan tidak mengendurkan tempo. Allegri tahu benar bahwa untuk mengamankan posisinya plus menyenangkan tifosi publik San Siro, dia harus memberikan kemenangan impresif. Serangan lewat sayap kanan kini mulai diimbangi dengan sisi lainnya, yaitu sisi kiri. Kevin Constant dan El Shaaraawy mulai berani keluar menyerang dan terlibat dalam serangan-serangan bergelombang il Diavolo Rosso.

Constant menunjukkan performa terbaiknya sejauh ini, terlebih setelah Luciano ditarik keluar. Di babak pertama, gelandang veteran ini kerap meneror sisi kiri pertahanan Milan. Sepeninggal Luciano, Constant berhasil mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Chievo dan mengirimkan banyak crossing. Saya menghitung selama pertandingan babak kedua, bek kiri darurat ini mengirimkan 5 crossing, dua diantaranya nyaris berbuah gol.

Setelah setengah jam belum menambah gol, si fenomenal El Shaarawy mencatatkan namanya di papan skor setelah menyelesaikan crossing mendatar Abate, skema yang sama ketika ia menjebol gawang Genoa, giornata 9 lalu. Ini adalah gol ke-8 il Faraone musim ini yang menjadikannya berada di puncak daftar capocannonieri seri a. Semoga musim dingin ini atau musim panas mendatang, bocah ajaib yang baru merayakan ulang tahun ke 20 ini tetap berseragam merah-hitam.

Di babak kedua ini, giliran Bojan unjuk kemampuan. Bojan mendemonstrasikan kelebihan tehnik dan kecepatannya dalam mengacak-acak lini belakang Chievo yang dikomandoi eks Roma, Marco Andreolli. Kombinasinya dengan El Shaarawy dan Montolivo membuat Milan memegang kendali total di tengah hingga daerah final third.

The icing of the cake akhirnya didapatkan Rossoneri. Bojan membuktikan bahwa dia memang alumni La Masia dengan mengirim umpan ala Xavi dan Iniesta, umpan yang membelah dua lapis pertahanan lawan. Umpan cantiknya itu meloloskan El Shaarawy dari kawalan. Dengan cepat, il Faraone mengirim umpan ke mulut gawang, dimana Bradley Cooper sudah menunggu. Gol pertama striker bernomor punggung 11 sejak 2 bulan, atau 9 giornata lalu ini menutup tirai pertunjukan spektakuler skuad Max Allegri. Gol yang membuat Adriano Galliani terbangun dari kursinya.

Terlalu dini menilai Milan telah cocok memakai pola ini. Milan meraih kemenangan besar ini juga karena andil Chievo yang bermain buruk dan kurang disiplin menjaga pertahanannya. Lini tengah yang diisi Roberto Guana dan Peperin Hatemaj juga terlihat kocar-kacir karena kalah jumlah dari Milan. Milan belum pernah sekalipun menuai streak kemenangan yang akan menjustifikasi kecocokan dan keampuhan pola 4-2-3-1 ini. Hanya saja, kemenangan ini akan membuat Milan kian percaya diri untuk segera meraih hasil-hasil positif berikutnya, terlebih jadwal berat yang diselingi Liga Champions segera menanti.

No comments:

Post a Comment