Jelang
laga uji coba Indonesia lawan Filipina yang berlangsung Rabu (14/8), keputusan
berani dibuat oleh pelatih Jacksen F. Tiago dengan tidak menyertakan penyerang
Persib Bandung, Sergio Van Dijk dalam skuatnya.
Tidak
disertakannya Van Dijk mengundang pertanyaan. Performa penyerang berusia 31
tahun ini di Indonesia Super League (ISL) sangat cemerlang. Dalam 24 laga yang
telah dimainkan, ia mampu menceploskan 19 gol untuk Persib. Koleksi Van Dijk
hanya kalah dari striker Persipura, Boaz Solossa yang telah mengoleksi 24 gol.
Kiprah
Van Dijk di Persib memang kerap mengundang pujian. Banyak pelatih yang
menyebutnya penyerang terbaik di Indonesia saat ini. Penilaian yang wajar,
permainan efektif Van Dijk tercermin dari sentuhannya pada bola yang maksimal
hanya tiga kali. Penempatan posisinya juga baik, ia kerap bergerak ke segala
arah dan terlibat dalam penyusunan serangan. Kelebihan yang jarang dimiliki
oleh penyerang Indonesia pada umumnya.
Dengan
level permainan seperti itu, Van Dijk memang tak tertandingi di kompetisi ISL. Kualitas
lawan yang dihadapi berada dibawah levelnya. Tidak jarang pula ia mencetak gol
lewat aksi individu dan juga bola-bola mati. Performa brilian Van Dijk sejauh
ini telah menjadi katalis prestasi Persib, yang kini bersaing ketat dengan
Arema dan Mitra Kukar untuk memperebutkan posisi ke-2 kompetisi ISL.
Meski
begitu, laga internasional adalah soal lain. Tim nasional bukanlah Persib yang
memberinya panggung utama. Van Dijk diturunkan dalam laga kompetitif resmi
lawan Arab Saudi dalam debutnya, selanjutnya ia juga bermain di laga uji coba
melawan Belanda, Arsenal dan Liverpool. Beratnya lawan-lawan yang dihadapi pada
awal karir Van Dijk di tim nasional Indonesia menghambat kontribusinya. Hal ini
memang diamini Van Dijk sendiri. “Kalau bisa kita menghadapi lawan yang selevel
dulu. Lawan yang terlalu tangguh akan membuat kepercayaan diri berkurang.
(karena kemungkinan menang yang lebih tipis – red)” Ujarnya seperti dikutip
Republika.
Permainan
tim nasional Indonesia yang masih mengandalkan kemampuan individu ketimbang
kerjasama tim juga makin menyulitkan Van Dijk untuk unjuk kemampuan. Tim
nasional masih belum menemukan skema untuk memaksimalkan kemampuan Van Dijk
secara maksimal. Akibatnya, potensi Van Dijk belum nampak saat mengenakan kaus
merah putih. Bukan hanya belum mencetak gol, ia juga jarang memberi ancaman
bagi pertahanan lawan.
Laga
lawan Filipina beberapa hari lalu adalah persiapan tim nasional menghadapi
agenda berat dalam waktu dekat, yaitu Kualifikasi Piala Asia. Ada kemungkinan
besar bahwa pelatih Jacksen memang tidak memasukkan nama Van Dijk dalam
rencananya menghadapi Cina dan Irak bulan Oktober dan November ini, dan
nantinya Arab Saudi bulan Maret tahun 2014 karena Van Dijk memang belum bisa
termaksimalkan.
Dalam
laga-laga tersebut, PSSI dan Badan Tim Nasional memang membebani Jacksen target
untuk meraih hasil maksimal, sehingga tidak mengherankan jika Jacksen lebih
memilih untuk mengandalkan pemain-pemain yang lebih cocok dengan karakter
permainan. Pendeknya, keputusan Jacksen meninggalkan Van Dijk adalah murni
karena pertimbangan taktik.
Dari
stok penyerang yang dipilih Jacksen dalam laga uji coba melawan Filipina,
nama-nama yang bercokol adalah Greg Nwokolo, Boaz Solossa, Titus Bonai dan
Patrich Wanggai. Terdapat pula kesamaan diantara keempatnya, yaitu mereka adalah
penyerang-penyerang yang bertipe pekerja keras, mengandalkan kecepatan dan
mampu memerankan banyak peran di lini depan.
Sementara
Van Dijk adalah tipe pemain yang berbeda. Ia adalah tipe penyerang yang tidak
banyak berlari dan membawa bola, tidak menonjol pula dalam hal kecepatan. Van
Dijk boleh jadi lebih unggul dari skill dan taktik. Namun demikian, ia membutuhkan
tim yang mengelilinginya sebagai poros serangan.
Semoga
situasi yang terjadi belakangan ini tidak membuat tim nasional terus mengabaikan
Van Dijk. Keberadaan predator dengan rekor gol mengesankan sekelas Van Dijk tetaplah
sebuah keuntungan besar. Jika memang Van Dijk tidak dimasukkan dalam rencana
tim nasional di Kualifikasi Piala Asia, semoga tim nasional tidak
mengabaikannya pada turnamen Piala AFF tahun depan. Dan saat turnamen Piala AFF
tersebut tiba, semoga kita bisa menyaksikan tim nasional yang lebih baik dan dengan
Van Dijk sebagai poros permainan.
No comments:
Post a Comment