Setelah
memastikan kedatangan Salvatore Bocchetti dari Spartak Moscow, Milan kemudian
mengumumkan keberhasilan mereka mendatangkan penyerang Roma, Mattia Destro
dengan skema pinjaman. Uang senilai 16 juta euro kemudian harus dibayarkan
Milan pada akhir musim untuk menebus kepemilikan Destro secara penuh. Pada
penutupan bursa transfer musim dingin, Milan kemudian mengamankan pembelian
murah bek oriundo Parma, Gabriel
Paletta.
Kedatangan tiga
pemain ini menyusul Alessio Cerci dari Atletico Madrid dan Jesus Joaquin
Fernandez Saez de la Torre atau lebih dikenal dengan Suso dari Liverpool. Masih belum cukup, Milan
telah memastikan kepulangan Luca Antonelli dari Genoa. Kedatangan Antonelli
menandai pembelian Milan untuk kesekian kalinya atas pemain homegrown. Milan sempat melakukan hal
ini dalam pembelian Luca Antonini, Ignazio Abate dan juga Alessandro Matri. Masih
patut ditunggu akankah Milan mendatangkan Matteo Darmian dan Pierre Aubameyang,
dua mantan pemain didikan akademi mereka pada saat performa dan harga keduanya
berangsur turun.
Sekilas jika
melihat komposisi pemain-pemain yang didatangkan, Milan seperti telah melakukan
pekerjaan yang cukup bagus. Bocchetti, Paletta dan Antonelli berposisi sebagai
bek tengah dan bek kiri, posisi yang kerap menjadi titik lemah yang tak kunjung
diperbaiki oleh Rossoneri dalam beberapa musim terakhir. Meski bukan yang
terbaik di posisi mereka, namun semestinya pengalaman mereka dapat membantu
klub baru mereka meraih posisi lebih baik.
Meski
demikian, ada hal yang perlu diperhatikan dari pemain-pemain baru ini. Ketiga
bek yang didatangkan telah melewati permainan terbaiknya. Paletta memang salah
satu bek terbaik di Seri A, namun predikat tersebut didapatnya dua musim lalu.
Musim ini, Paletta berjuang amat keras mengembalikan performa terbaik seiring
cedera yang sempat dialaminya dan keterpurukan Parma musim ini. Dengan keadaan
ini, amat sulit bagi Paletta untuk langsung menjawab kebutuhan Milan akan
seorang pemimpin di lini belakang.
Terlebih
untuk Bocchetti. Ketika melakukan debut timnas Italia pada usianya ke-23 tahun
2009 lalu, pemain kelahiran Naples ini digambarkan sebagai bek masa depan
Italia. Ia juga terpilih memperkuat skuat Gli Azzurri di Piala Dunia 2010
arahan Marcello Lippi. Talenta Bocchetti menarik perhatian Rubin Kazan, klub
Rusia yang sempat rutin tampil di kompetisi antarklub Eropa. Di bawah arahan
Kurban Bardiyev, Bocchetti tampil reguler untuk Kazan, namun ternyata
kepergiannya ke Rusia membuatnya kurang terpantau. Cesare Prandelli, pengganti
Lippi di timnas Italia pun memalingkan pandangannya.
Tiga tahun
di Kazan, pemain yang mengawali karir di klub Ascoli ini kemudian pindah ke
ibukota. ‘The people’s club’ Spartak Moscow menjadi pelabuhan berikutnya, namun
sayangnya rangkaian cedera lutut menyebabkan penurunan performa sang pemain. Ia
gagal menembus skuat utama dan hanya bermain sebanyak 25 kali dalam dua tahun
terakhir bersama Spartak.
Lalu
beranjak ke lini serang, ada Cerci, Suso dan Destro. Cerci, sebagaimana
diketahui hanya tampil sebanyak enam kali sebagai pemain pengganti tanpa
torehan gol di kompetisi La Liga bersama Atletico Madrid. Kesulitan dalam
beradaptasi dan masalah kedisiplinan karena tidak mampu menjaga berat badan
membuat berang pelatih Diego Simeone sehingga tidak ada tempat bagi Cerci di
skuatnya. Apakah Cerci bisa bersinar seperti musim lalu di Torino? Masih sulit
untuk dijawab, namun jelas tantangan Cerci lebih besar di Milan lantaran Milan
bukanlah Torino yang menjadikannya pusat permainan.
Bagaimana
dengan Suso dan Destro? Dua pemain ini memiliki beberapa kesamaan, yaitu bertalenta
besar namun kurang mendapat kepercayaan klub lamanya. Suso tercatat hanya 14
kali memperkuat Liverpool selama dua setengah musim. Musim lalu, pemain
kelahiran Cadiz ini sebetulnya tampil cukup mengesankan kala dipinjamkan ke
Almeria. Suso tampil sebanyak 33 kali dan mencetak 3 gol yang membantu klub
asal Andalusia ini bertahan di kompetisi La Liga. Namun sekembalinya ke
Liverpool, pelatih Brendan Rodgers tidak kunjung memberinya menit bermain yang
dibutuhkan.
Talenta
besar Suso bukanlah dongeng semata. Pemilik kaki kiri berbahaya ini telah
memperkuat timnas yunior Spanyol dalam lima jenjang, yaitu U-17 hingga U-21. Hanya
pengalaman timnas senior yang belum dicicipinya. Jika dimanfaatkan dengan
benar, Milan jelas beruntung mendapatkan Suso, terlebih secara gratis. Meski demikian
Milan perlu mewaspadai catatan negatif pemain-pemain asal Spanyol yang pernah
memperkuat tim mereka. Jose Mari Romero, Javi Moreno dan terakhir Fernando
Torres adalah penggawa tim matador yang gagal memberi impresi positif untuk
Milan.
Mirip dengan
Suso, Destro adalah penyerang tengah tajam yang sempat dikaitkan dengan Real
Madrid dan Chelsea pada musim panas lalu. Milan juga hendak membelinya, namun
gagal memenuhi permintaan harga yang diajukan Roma. Dalam kemampuan terbaik,
Destro adalah penyerang komplet yang memiliki ketajaman, kecepatan dan tehnik
yang istimewa. Torehan 13 golnya musim lalu meskipun tidak selalu menghuni starting eleven adalah bukti
kehebatannya.
Kondisi
finansial Milan memang membuat mereka tidak leluasa bergerak di bursa transfer.
Dilihat dari pemain-pemain yang didapat, Milan memang mendapatkan pemain-pemain
yang diinginkan, namun belum tentu dibutuhkan. Mereka yang datang bukanlah
sosok pemain yang tengah berada pada kondisi puncak, melainkan mereka yang
telah melewatinya hingga kemudian harga mereka berangsur affordable untuk Milan.
Pendek kata,
jangan terlalu banyak berharap.