Pages

Sunday, April 3, 2016

Cesare Maldini, Perginya Sang Pionir Kesuksesan

Photo from acmilan.com




Belum habis duka publik sepak bola karena meninggalnya Johan Cruyff tanggal 24 Maret lalu, kabar duka datang dari Cesare Maldini. Legenda Milan dan sepak bola Italia ini tutup usia pada hari minggu dini hari (3/4) waktu Italia pada usia ke-84 tahun.

Jika Cruyff dianggap sebagai sosok yang mentransformasi Barcelona dari kesebelasan yang berada di bawah bayang-bayang Real Madrid menjadi kesebelasan atraktif dan bergelimang gelar, maka bagi kesebelasan AC Milan, sosok Cesare Maldini tidaklah kalah besarnya.

Maldini lahir di Trieste, sebuah kota di sebelah timur laut Italia yang dekat dengan perbatasan Kroasia dan Slovenia. Ia mengawali karir senior di kesebelasan lokal Triestina pada tahun 1952. Milan yang melihat potensi besar Maldini mendatangkannya dua tahun kemudian untuk memperkuat lini belakang. Maldini datang untuk menyeimbangkan skuat Milan yang kala itu masih diperkuat Gunnar Nordahl dan Niels Liedholm, dua nama dari trio maut Gre-No-Li asal Swedia. Satu nama lagi yaitu Gunnar Gren sudah pindah ke Genoa.

Dengan Nordahl di depan, Liedholm di tengah dan Maldini di belakang inilah Milan mulai menemukan kembali kejayaan yang hilang. Setelah tiga dekade dilewati tanpa gelar, baru pada tahun 1951 gelar kembali ke San Siro. Kedatangan Maldini tahun 1954 memberi tambahan kekuatan yang signifikan. Kepemimpinan dan kharisma Maldini yang dilengkapi kecakapan teknikal memberi Milan empat gelar scudetto pada tahun 1955, 1957, 1959 dan 1962. Sebuah era kesuksesan baru.

Prestasi ini kemudian berlanjut ke ajang antarklub Eropa saat pelatih Nereo Rocco datang pada tahun 1961. Di bawah asuhan pelatih yang disebut-sebut sebagai bapak filosofi catenaccio ini, Maldini menjadi kapten Milan pertama yang memenangi gelar Eropa. Meski era trio Gre-No-Li sudah berakhir saat itu, namun Maldini mampu memimpin para penerus seperti Giovani Trapattoni, Gianni Rivera dan Jose Altafini untuk menapaki kejayaan kontinental. Dalam laga final yang berlangasung pada tahun 1963, Rossoneri tanpa diduga berhasil mengalahkan Benfica dalam partai final yang berlangsung di stadion Wembley, London.

Kesuksesan ini tentu saja luar biasa. Benfica saat itu diperkuat sekelompok pemain brilian yang dikenal sebagai Os Magicos pimpinan sang legenda Eusebio. Kesebelasan berjuluk As Aguias di bawah asuhan Bella Guttman tengah merajai Eropa dan mengincar trofi ketiga secara beruntun. Kepercayaan diri mereka amat tinggi, maklum saja karena pada dua final sebelumnya, mereka berhasil mengalahkan Barcelona dan Madrid. Siapalah Milan kala itu. Namun kedigayaan sang unggulan berhasil dikunci rapat-rapat oleh rantai catenaccio yang diusung Maldini dan kawan-kawan di lapangan. Sebuah gol Eusebio berhasil dibalas melalui dua gol Altafini. Sisa 20 menit pertandingan, Benfica bernafsu menyamakan kedudukan, namun mereka menemui rantai kokoh yang dibentangkan Maldini.

Selepas mengakhiri karir bermain pada tahun 1967, Maldini menekuni dunia kepelatihan. Banyak belajar dari Rocco, Maldini sempat menukangi Milan dengan sumbangsih sebuah Piala Winners dan Piala Italia. Ia lalu ditunjuk menjadi asisten pelatih Enzo Bearzot di timnas Italia yang memenangi Piala Dunia tahun 1982. Kepercayaan sebagai pelatih kepala Italia akhirnya didapat pada ajang Piala Dunia 1998, di mana Italia takluk dari tuan rumah Perancis lewat adu penalti pada babak perempat final.

Dengan empat scudetto dan sebuah Piala Eropa (champions) semasa bermain, tak pelak Maldini adalah pemain tersukses Milan pada era 50 hingga 60an. Maldini pula yang kemudian menjelma sebagai bek tangguh pada era di mana taktik sepak bola bertumpu pada penyerangan. Menariknya, Maldini di kubu Milan dan Rocco merupakan rival berat dari Internazionale yang saat itu juga tengah berjaya di bawah asuhan Helenio Herrera. Milan-Rocco dan Inter-Herrera bergantian memenangi Seri A tahun 60an. Inter bahkan memenangi dua Piala Eropa secara beruntun tahun 1964 dan 1965, dan Milan memenangi gelar kedua tahun 1969. Berawal dari kesuksesan duo Milan pula, timnas Italia dengan bertumpu pada pemain Milan-Inter berhasil memenangi Piala Eropa tahun 1968 dan melaju hingga final Piala Dunia 1970.

Bagi Milan, karir bermain Maldini amatlah berpengaruh dalam meletakkan fondasi kesuksesan. Gelar demi gelar domestik yang didapat Milan menjadikan nama kesebelasan ini mahsyur di Italia bersama raksasa lain seperti Juventus, Internazionale dan Torino. Sementara gelar Eropa yang didapat Milan menjadi gelar pertama yang didapat kesebelasan asal Italia. Kesuksesan Milan hingga kemudian menjadi salah satu pengumpul gelar Eropa terbanyak jelas tidak lepas dari peran Maldini sebagai pionir yang memberi gelar perdana.

Pria yang akrab disapa Cesarino ini pula yang memulai tradisi Milan sebagai rumah bagi bek-bek berkualitas dunia. Setelah dirinya, Milan menemukan Roberto Rosato, Fulvio Collovati, dan Franco Baresi. Hal ini kemudian berlanjut pada Paolo, sang anak yang mewarisi bakatnya. Ciri permainan para legenda ini pun memiliki kemiripan, yaitu keras namun elegan, berteknik tinggi, cerdik dan karismatik. Cesare adalah sosok yang memulainya.

Sosok Paolo Maldini sebagai La Bandiera Milan memang kelak lebih populer ketimbang sang ayah. Karir Paolo lebih panjang dan torehan gelarnya juga lebih banyak, termasuk karir di timnas di mana Paolo bermain di empat Piala Dunia berbanding satu milik Cesare. Sepanjang karir profesionalnya yang hanya di Milan, Paolo telah menyumbang 26 trofi bergengsi bagi Rossoneri, paling utama adalah tujuh gelar Seri A, dan lima Liga Champions. Jika digabungkan, dua Maldini berbeda generasi ini telah menyumbang 32 trofi penting bagi Milan. Sumbangan dinasti Maldini untuk Milan masih mungkin bertambah karena dua anak Paolo, yaitu Christian dan Daniel kini tengah meniti karir bersama kesebelasan junior Milan. Dan harus diakui, dinasti Maldini yang bersinonim dengan kejayaan Milan dan sepak bola Italia berawal dari Cesare sebagai pionir.

Selamat jalan, legenda!

3 comments:

  1. Situs Taruhan Ayam Indonesia yang populer di AgenS128, yang bisa anda mainkan disini dengan nyaman dan aman.

    Dengan minimal deposit hanya Rp 50.000 saja sudah bisa mainkan semua permainan yang ada di dalamnya.

    Bonus Cashback Rollingan bisa anda dapatkan setiap minggu di hari selasa

    Cara perhitungan Bonus Cashback, dihitung dari win/lose dati hari senin sampai minggu per periode, dan dibagikan setiap hari Selasa

    BONUS BESAR KLIK DISINI
    AGEN SBOBET
    JUDI BOLA ONLINE
    SABUNG AYAM S128
    SABUNG AYAM SV388
    AGEN SBOBET, MAXBET
    PROMO BONUS SABUNG AYAM
    FREECHIPS SABUNG AYAM
    JUDI TARUHAN SABUNG AYAM
    BANDAR BOLA TERPERCAYA
    AGEN SITUS TARUHAN BOLA
    AGEN SBOBET
    SITUS JUDI TARUHAN TERPERCAYA 2019
    TANGKASNET
    JUDI CASINO ONLINE

    Untuk info selanjutnya, bisa hubungi kami di:
    WEBSITE : https://www.linktr.ee/s128agen
    BBM : D8B84EE1 / AGENS128
    WA : 0852-2255-5128 .

    Terima kasih .. Salam Agens128 :)

    ReplyDelete
  2. Dapatkan Permainan Sportsbook Terbesar dan Terlengkap Bersama Winning303..
    SBOSports - iSports - CSports - OSports

    Dapatkan pertandingan paling update di dalamnya...

    Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 6 Jenis Games Sekaligus :
    1. Sportbooks
    2. Live Casino
    3. Slot Online
    4. Lottery/Togel
    5. Poker Online
    6. Sabung Ayam

    Hubungi Kami di :
    Customer Service 24 Jam
    WA: +6287785425244

    ReplyDelete
  3. Mau Bonus berlimpah untuk permainan Slot dan poker??/
    yukz bergabung dengan kami Winning303 agent betting online dengan promo yang banyak dan berlimpah
    Dapatkan Langsung
    Bonus New Member Slot 15%
    Bonus New Member Poker 10%
    Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
    Bonus Deposit 10% Setiap Hari
    Bonus Deposit Poker Setiap Hari
    Bonus Cashback 5-10%
    Bonus 100% 7x Win Streak Sabung Ayam
    Diskon Togel Hingga 65%
    Bonus Rollingan Slot 1%
    Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%

    Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :

    - WA : +6287785425244

    ReplyDelete