Menyaksikan pertandingan yang dilakoni Milan selama pramusim ini, termasuk gelaran Supercoppa Italiana di Birds Nest Stadium Beijing kemarin menyisakan sedikit kekhawatiran dari tifosi, termasuk saya.
Milan memang gak pernah kalah di pre-season ini. Di Audi Cup mereka imbang 1-1 dengan Bayern Muenchen, dan 2-2 lawan Internacional, kemudian kalah adu penalti. Tapi yang lebih patut dicermati adalah permainannya. Lawan Bayern, kelihatan bek sayap Milan Abate dan Taiwo belum siap menghadapi winger kelas dunia macam Arjen Robben dan Thomas Mueller. Memang Milan gak kebobolan banyak, tapi serangan sayap Die Rotten juga membuat para gelandang Milan kehilangan konsentrasi dan membuat mereka lupa pada tugasnya menata permainan karena harus membantu pertahanan.
Lawan Internacional lebih baik. Milan mampu mengkreasi banyak peluang yang sayangnya hanya 2 gol yang tercipta, dan sayangnya pula harus kebobolan 2 'cheap goal'. Dan dari duel ini terlihat kepantasan Cassano sebagai pemain Milan. Sentuhan magisnya sangat kita butuhkan disaat kritis.
Semalam lawan Inter, saya memang gak nonton, tapi dari yang saya baca dan dengar dari yg menonton, permainan Milan di babak pertama kurang memuaskan. Milan banyak ditekan Inter dan para gelandang tidak menemukan permainan terbaiknya. Banyak yg mengkritik permainan Gattuso & Seedorf di babak pertama. Tapi di babak kedua untungnya tangan dingin Max Allegri berhasil mengubah jalannya pertandingan. Permainan Seedorf dan Boateng jauh membaik yg ujung2nya 2 gol tercipta dan memutarbalikkan keadaan.
Tapi diatas itu semua, Milan sebagai tim yg mengincar semua gelar di 2011/2012 butuh lini tengah yg lebih siap dan mampu menentukan jalannya pertandingan sejak awal. Seedorf memang bisa diandalkan dalam beberapa situasi, tapi kecepatannya sudah gak bisa lagi diandalkan. Gattuso juga sama. Sementara Boateng lebih bertipe box to box midfielder yg sangat powerful tapi bukanlah seorang penentu atau playmaker.
Untuk itu, kehadiran 1 orang gelandang kiri yang dicari2 selama ini memang sangat dibutuhkan. Dia akan mampu mengubah pola kerja lini tengah Milan secara keseluruhan, dan menginisiasi serangan dengan warna baru yg belum terbaca oleh rival2 Milan. Siapa orangnya? Montolivo dan Aquilani sekarang paling sering disebut2, sementara Cesc Fabregas relatif hanya impian seperti layaknya Marek Hamsik yang malah gak pernah disebut2 lagi.
Montolivo bukan seorang gelandang kiri, dia lebih ditengah atau kanan. Karakter playmaker ada padanya, serta punya tendangan jarak jauh bagus. Montolivo adalah pemimpin lini tengah Gli Azzuri yang tengah membangun kekuatan pasca kehancuran masif di Piala Dunia lalu. Menyenangkan punya pemain seperti ini di sebuah tim. Monty mungkin bisa mengisi pos Gattuso atau bahkan Van Bommel, sementara Seedorf dan Urby tetap bergantian di pos kiri.
Aquilani dilain pihak berkarakter playmaker dan berteknik tinggi, bisa bermain di kiri, dan disia-siakan Liverpool yang lebih memilih Charlie Adam. King Kenny Dalglish mungkin belum pernah menonton video Aquilani pernah lihat videonya melakukan umpan rabona pada saat Roma menghadapi Milan, yang berujung gol Totti ke gawang Nelson Dida.
Kalau boleh pilih, saya pilih keduanya berbaju Milan. Keduanya adalah aset besar dalam persepakbolaan Italia. Kesimpulannya, Aquilani atau Montolivo bisa jadi solusi. Dari ranah Bavaria, ada nama Bastian Schweinsteiger. Schweini sangat menonjol permainannya saat menjadi playmaker di Piala Dunia 2010, dan dia jelas bisa ditempatkan sebagai gelandang kiri. Tapi, keengganan Bayern melepasnya adalah sebuah kesulitan buat Milan, yang budgetnya terbatas.
Ada pula opsi mendatangkan ex-golden boy Ricardo Kaka. Tapi Milan akan berjudi jika mendatangkannya. Injury prone dan inkonsistensi permainannya sejak meninggalkan Milanello adalah sebuah nilai minus, belum lagi fakta bahwa ex bintang kebanyakan gagal jika melakukan come back ke san siro. Tapi bisa ditebak, Berlusconi dan Galliani paling menyukai Kaka dibanding kesemua kandidat Mr. X, ditambah rumor yang mengatakan harga Kaka bisa didiskon hingga 'hanya' 11 juta euro saja.
Sementara di lini penggedor, para petinggi kelihatan gak ada puasnya. Sudah punya Ibra, Pato, Robinho, Pippo, Cassano dan Paloschi tapi masih aja mengharapkan Balotelli. Ada keyakinan bahwa Milan adalah tempat pemulihan pemain bandel dengan sikap kekeluargaan yg ditawarkan. Fakta bahwa Balotelli seorang Milanista juga diyakini akan meredam super-ego sang wonderkid jika jadi bergabung. Tapi saya sendiri gak rela jika harus mengorbankan 1 dari 6 striker kita bahkan untuk seorang Balotelli. 2-3 tahun lagi mungkin Balotelli baru bisa berguna untuk Milan. Selama ini, Super-Mario lebih banyak membuat sensasi daripada prestasi. Mendatangkannya lebih baik dengan status pinjaman, itupun kalau ada salah satu attacante Milan ada yg hengkang.
Segeralah datang, Mr. X!!
Forza Milan!!