Pages

Friday, May 25, 2012

The Dream Team: Mereka yang absen di Euro 2012


Henrik Mkhitaryan, orang Armenia yang bukan personel System of a Down

Euro 2012 sudah semakin mendekat, dan para kontestan sudah banyak yang bersolek. Training camp telah ditentukan, uji coba terakhir untuk menentukan skuad final juga sudah dipersiapkan. Pengecualian terjadi pada Roy Hodgson yang sudah jauh-jauh hari menentukan armadanya. Entah karena sudah kadung yakin atau sekedar menghindari polemik dan konflik berkepanjangan.

Namun tidak banyak yang peduli apa yang dilakukan oleh para pemain dari negara-negara yang tidak lolos ke putaran final. Saya sudah pernah membahas dan menyayangkan betapa tim penuh pemain bagus seperti Belgia tidak lolos kesini, dan kita gagal menyaksikan penampilan dari Eden Hazard dan kawan-kawan. Tidak hanya Belgia sebenarnya yang membuat kita merasa kehilangan. Bosnia, Swis, Norwegia yang penampilannya bagus di babak kualifikasi juga patut kita sayangkan ketidakhadirannya.

Begitu pula Armenia. Kita mungkin lebih mengenal milisi musik metal Daron Malakiyan dan Serj Tankian, ataupun Youri Djorkaeff, sang legenda Prancis keturunan negara ini. Mereka lebih terkenal daripada seorang Henrik Mkhitaryan, pemain yang tampil konsisten sehingga membawa negara yang tidak punya pantai ini menduduki peringkat 3 babak kualifikasi diatas Slovakia, yang dua tahun lalu lolos ke babak knock-out Piala Dunia di Afrika Selatan.

Setelah berdiskusi rekan twelveyardbox, saya coba menyusun starting line-up para pemain yang negaranya absen di putaran Euro 2012. Satu negara satu pemain. Dijamin tidak jelek-jelek amat dibanding Euro dream team nanti deh. Bahkan setelah membaca ini, Anda mungkin berpikir penyusunan tim ini akan sama sulitnya dengan menyusun Euro dream team nanti. Dengan formasi 4-2-3-1, berikut susunan dan profil singkat para pemainnya:


Kiper: Diego Benaglio (Swis – Vfl Wolfsburg)
Penjaga gawang 28 tahun meteroseksual ini tampil bagus di Euro 2008 dan Piala Dunia 2010. Penyelamatan-penyelamatan hebatannya mampu menghadirkan satu-satunya kekalahan bagi juara dunia Spanyol dalam partai pembuka mereka di Piala Dunia 2010.

Bek kanan: Branislav Ivanovic (Serbia – Chelsea)
Tidak diragukan lagi, Ivanovic adalah salah satu bek paling berkembang musim ini. Kebisaannya main di posisi bek tengah dan bek kanan membantu klubnya Chelsea menjuarai Piala FA dan Liga Champions. Pemain ini juga piawai mencetak gol lewat sundulan dalam situasi set-piece.

Bek tengah: Jonny Evans (Irlandia Utara – Manchester United)
Tidak banyak yang mengakui kehebatannya karena musim-musim sebelumnya lebih dikenal lewat blunder dan penampilan buruk di laga menentukan. Namun musim ini Evans menunjukkan kepada semua orang bahwa dia mampu menjaga stabilitas lini belakang United yang ditinggal cedera kapten Nemanja Vidic dan penurunan performa Rio Ferdinand.

Bek tengah: Brede Hangeland (Norwegia – Fulham)
Bek jangkung yang kokoh di udara dan memiliki tehnik bagus ini tampil 53 kali bersama Fulham musim ini. Konsistensi permainannya membuat bek 31 tahun ini mapan di klub dan tim nasional.

Bek kiri: Gareth Bale (Wales – Tottenham Hotspurs)
Tidak ada yang meragukan permainan pemuda Wales ini. Cepat, kuat dan memiliki tendangan keras adalah kelebihannya. Naluri ofensifnya membuatnya dipasang sebagai sayap kiri oleh Harry Redknapp walaupun bek kiri adalah posisi naturalnya. Sayangnya seperti George Best dan Ryan Giggs, dia berasal dari negara yang tidak memiliki prestasi sepakbola mentereng dan tradisi lolos ke turnamen besar.

Gelandang bertahan: Henrik Mkhitaryan (Armenia – Shakhtar Donetsk)
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, pemain ini membuat negara Armenia menjadi tidak sekadar negara asal System of a Down saja. Penampilan konsistennya di lini tengah tim yang secara mengejutkan menduduki posisi ketiga babak kualifikasi –terbaik untuk mereka sepanjang sejarah- ini membuatnya sempat diincar Arsenal. Tidak salah memang, karena selain masih muda (23 tahun), pemain ini terpilih sebagai pemain terbaik Shakhtar Donestsk musim ini dimata pendukung tim.

Deep-lying Playmaker: Gylfi Sigurdsson (Islandia – Swansea City)
Dia adalah loan-sensation musim ini. Tampil hanya 9 kali namun mampu mencetak 5 gol untuk membawa Swansea nyaman di papan tengah setelah diawal musim dijagokan kembali turun kasta ke Championship Division. Pemain ini sebenarnya menempati posisi nomor 10 di belakang striker, namun visi bermain dan kemampuan passing serta tendangan-tendangan jarak jauhnya membuat saya tidak ragu untuk memberinya peran Pirlo-esque dalam tim saya ini.

Gelandang serang kanan: Eden Hazard (Belgia – Lille)
Dialah alasan mengapa saya sampai tidak menempatkan Vincent Kompany di sentral pertahanan tim saya. Meraih gelar pemain terbaik Ligue 1 tiga musim beruntun bukanlah pencapaian sembarangan. Eden Hazard adalah pemain yang namanya akan menghiasi headline koran-koran Eropa dalam tajuk transfer pemain. Klub manapun tidak akan melewatkan talenta besarnya.

Gelandang serang tengah: Stevan Jovetic (Montenegro – Fiorentina)
Pemain yang akrab dipanggil Jojo ini adalah penerus sejati legenda Montenegro dan AC Milan, Dejan Savicevic. Kelihaiannya bermain di posisi gelandang serang adalah anugerah bagi Fiorentina yang berkat penampilan bagusnya mampu selamat dari jeratan degradasi. Hanya butuh pindah klub saja untuk menjadi seorang bintang besar.

Gelandang serang kiri: Marek Hamsik (Slovakia – Napoli)
Sang Jenderal telah membuktikan kapasitasnya sebagai pemain terbaik Slovakia sejak merdekanya negara ini tahun 1990. Permainannya mampu mengangkat Napoli sebagai klub elit Seri a. Sempat santer akan bergabung dengan AC Milan musim panas lalu, kini Hamsik akan semakin diburu oleh para klub besar Eropa setelah kegagalan Napoli lolos ke Liga Champions.

Penyerang tengah: Edin Dzeko (Bosnia – Manchester City)
Keberhasilan City menjuarai EPL turut ditentukan oleh kontribusi pemain jangkung ini. Gol penyama kedudukan saat melawan Queens Park Rangers di partai penentuan melecut semangat The Eastlands untuk mencetak gol penentu, yang akhirnya berhasil mereka buat. Tampil kurang impresif musim lalu karena faktor adaptasi, kini Dzeko mampu mencetak 15 gol walaupun tidak menjadi pilihan utama Roberto Mancini. Jangan lupakan pula kontribusinya untuk tim nasional Bosnia yang dibawanya hingga ke babak play-off sebelum disingkirkan Portugal.

Punya susunan berbeda? Silahkan buat versi Anda sendiri.

Zapraszamy do Euro 2012! Stwórzmy historię razem!

4 comments:

  1. hehehe kebetulan ga punya versi sendiri, ga sempet buat bikin ginian dan udah terwakili pula di sini. Semuanya pantas, tapi saya lebih suka Kompany masuk di posisi Evans.

    Evans bagus, tapi Kompany lebih bagus. Minimal catatan musim ini.

    ReplyDelete
  2. Dilema memang mas, mau pilih Kompany atau Hazard, soalnya biar seru satu negara kirim satu pemain. Hehehe Cheers.

    ReplyDelete
  3. saya lebih prefer Nuri Sahin di Deep Lying Playmaker, Sigurdsson cenderung box-to-box

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang agak maksa sih, tapi ini subjektif karena Sigurdsson favorit saya :D

      Delete