Pages

Wednesday, January 30, 2013

They finally Choose Balotelli over Kaka


Anda membaca tulisan ini setelah upaya comeback Ricardo Kaka ke Milan urung terjadi. Cerita ini mengulangi cerita yang sama beberapa bulan lalu. Milan kembali mundur setelah Real Madrid dibisiki konsultan pajaknya untuk memasang harga 20 juta euro bagi sang pemain terbaik dunia 2007 ini. Dengan uang sebanyak itu, Milan akhirnya memilih untuk mendatangkan Mario Balotelli.

Sekitar lima tahun lalu, Milanisti cewek mana yang tidak memajang poster Kaka di kamarnya? Ah mungkin bukan hanya Milanisti, suporter klub lain juga mungkin akan malu-malu memajang poster pemain bernama lengkap Ricardo Izecson Dos Santos Leite ini bersanding dengan pemain-pemain idola dari klub favoritnya. Ricardo Kaka adalah sosok idola layaknya Besarion “Beso” Djugashvili di abad 19, dimana Caroline Celico berada pada situasi seperti Keke Geladze yang dicemburui oleh sebagian besar wanita yang menginginkan untuk menjadi istri Beso.

Benar, Kaka adalah fenomena saat itu. Ia sudah cocok disebut legenda Milan menjadi penerus figur sentral sebelumnya seperti Dejan Savicevic, Zvonimir Boban atau Manuel Rui Costa. Dalam beberapa aspek, Kaka bernilai lebih dari para seniornya itu. Aspek kesantunan, kesalehan dan ketampanan misalnya. Tapi lebih dari itu, pada tahun 2007 ia memimpin Milan memenangi Liga Champions disaat skuat Milan secara kualitas berada dibawah skuat-skuat pemenang sebelumnya saat Il Diavolo Rosso juga merajai Eropa.

Pemain dengan kontribusi sebesar itu tentu tidak akan dijual, apalagi oleh klub yang memegang prinsip kekeluargaan seperti Milan. Namun siapa sangka vonis hakim pada kasus Fininvest yang bebuntut denda ratusan juta euro membuat Berlusconi terpaksa mengiyakan tawaran sebesar 68 juta euro dari Florentino Perez tiga setengah tahun lalu. Dengan gaji mencapai 10,5 juta euro per musim, Kaka adalah galactico baru yang Perez usung demi menggulingkan anak-anak dari planet lain bernama La Masia.

Tidak usahlah kita membahas apakah upaya Perez menggoyang Barcelona sukses atau tidak, karena dari sukses atau tidaknya Real Madrid selama tiga setengah tahun ini, hanya sedikit kontribusi Ricardo Kaka didalamnya. Dengan bandrol dan gaji sebesar itu, awalnya Perez tentu tidak ingin membeli seorang pemain cadangan. Namun yang terjadi adalah rangkaian cedera mengganggu form dari sang playmaker, meski tidak menggerus skill individu yang dimilikinya. Selain faktor cedera, di posisinya Kaka bersaing dengan Mesut Ozil. Ozil
Kaka lebih sering menjadi guci antik mahal di bangku cadangan Los Galacticos. Musim ini ia baru tampil 7 kali dimana enam diantaranya sebagai pengganti. Ini melengkapi catatan 73 pertandingan dan 20 golnya selama berseragam putih dalam tiga setengah musim. Dari statistik, sebenarnya kontribusi ini bukanlah catatan yang jelek. Kaka hanya kalah panggung dari Cristiano Ronaldo, sang bintang utama.

Aspek finansial kembali menjadi penghalang
Setelah di musim panas Rossoneri tidak mampu memenuhi permintaan transfer 10 juta euro dari Real Madrid, di bursa transfer musim dingin ini, Milan mencoba mengangkat romantisme winter sonata mereka dengan sang mantan bintang. Skema tawaran yang pas dengan kantong mereka terus tawarkan, dan kabarnya Kaka sampai bersedia gajinya dipotong demi bergabung kembali ke Milan.

Ini jelas baik buat karir Kaka karena Milan akan menerima sang mantan bintang dengan tangan terbuka dan pasti akan memaksimalkan tenaganya. Kehadiran Kaka, meskipun kini bukanlah orang yang sama seperti lima tahun silam tetap menjadi berkah bagi Rossoneri, yang kini boleh dibilang tampil tanpa pemain bintang. “Kedatangannya akan jauh meningkatkan aspek tehnik tim ini.” Ujar Adriano Galliani, wakil Presiden Milan.

Meski demikian, baik Milan maupun Madrid tidak bisa gegabah untuk meng-gol-kan transaksi ini. Dari sisi Milan, jelas mereka sedang menjalankan pengetatan keuangan guna menyambut Financial Fair Play. Tidak akan ada gunanya jika mereka mendatangkan pemain berkualitas demi lolos ke  Liga Champions musim depan jika nantinya kondisi finansial malah kemudian memaksa mereka absen dari turnamen itu.

Seperti diketahui, Milan menetapkan salary cap untuk mereka sendiri sebesar 4 juta euro per tahun. Milan bersedia memberi pengecualian bagi Kaka dengan memberinya gaji sebesar 6 juta. Dengan akumulasi gaji Kaka hingga akhir Juni 2015 sebesar 15 juta euro, Milan telah menghitung bahwa biaya ini kurang lebih sama dengan penerimaan transfer Pato dari Corinthians baru-baru ini. Hitung-hitungana sederhana ini menunjukkan bahwa Milan telah memilih pengalokasian dana penjualan Pato semata-mata untuk membayar gaji Kaka.

Milan terancam terjebak pada situasi delusional hebat sesaat lalu kelimpungan karena kemudian hitung-hitungan finansial memaksa mereka kembali menjual pemain. A temporary success for a long term failure. Pembelian Balotelli membuktikan setidaknya Milan memiliki visi kedepan. Dengan usianya yang masih muda, pemain ini memiliki lebih banyak peluang untuk bersinar.

Begitu pula dari sisi Real Madrid. Tawaran 30 bulan loan itu berarti membuat Milan akan memiliki Kaka hinga kontraknya habis tahun 2015 nanti, dan ketika saat itu tiba, Milan bisa menggaet Kaka dengan gratis. Dengan meminjamkan Kaka ke Milan, Madrid memang bisa menghemat biaya gaji hingga 25 juta euro, namun hal itu tidak mereka inginkan karena mereka merasa Kaka masih punya nilai jual mencapai 20 juta (16 juta menurut situs transfermarkt). Dengan nilai itu, Madrid bisa saja berharap klub seperti Paris Saint Germain atau Anzhi Makhachkala untuk membelinya ketimbang terus bernegosiasi alot dengan Milan.

No comments:

Post a Comment