Pages

Monday, December 26, 2011

The Team Machine - Mereka yang menggerakkan tim.

Seperti ulasan saya sebelumnya di Playmaker Indonesia? (http://indonesianfootballdiary.wordpress.com/2011/12/12/playmaker-indonesia/) tentang pentingnya seorang playmaker, saya jadi tertarik ngebahas peran gelandang bertipe lainnya dalam sepakbola, khususnya sepakbola moderen. Pada dasarnya, permainan seorang gelandang akan tergantung pada strategi dan cara bermain sebuah tim, tapi seorang gelandang juga bisa merubah cara bermain tim. Saya mau mencoba membandingkan peran mesin-mesin dari tim ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap cara tim bermain.

1. Defensive Midfielder / Holding Midfielder / Anchorman
Gelandang bertipe ini mutlak diperlukan di sepakbola modern. Tidak perlu punya gocekan dan umpanp-umpan bagus, gelandang angkut air ini lebih dilihat work-ratenya. Kemampuan tackling yang prima sangat signifikan, karena tugas utama gelandang ini adalah memutus serangan lawan sebelum mencapai wilayah pertahanan. Selanjutnya, gelandang bertahan ini menginisiasi serangan balik tim dengan memberikan short-simple pass kepada gelandang sayap atau gelandang serang. Makelele's Role. Demikianlah peran gelandang ini sesuai yang ditunjukkan oleh Claude Makelele pada saat masa jayanya di Real Madrid. Florentino Perez saat itu menutup mata terhadap peran gelandang kelahiran Kinsasha ini dengan mengatakan bahwa Makelele hanya bisa mengumpan ke belakang atau ke samping, oleh karena itu permintaan kenaikan gajinya agar sejajar dengan para galactico ditolak mentah-mentah. Hengkangnya Makelele berujung pada kejatuhan Los Galacticos.
Contoh: Claude Makelele, Gilberto Silva, Sergio Busquets, Lucas Leiva, Mark Van Bommel, Thiago Motta.

2. Box-to-box Midfielder
Sesuai namanya, box-to-box midfielder memiliki wilayah coverage paling luas dalam permainan sepakbola. Dari BOX penalti sendiri ke BOX penalti lawan. Gelandang ini yang utama adalah harus memiliki fisik prima, karena daya jelajahnya yang harus tinggi itu. Selanjutnya, aspek tehnik dan naluri ofensif juga diperlukan karena gelandang ini juga diharapkan mampu mencetak gol serta memberi assist. Fleksibilitas dan versatilitas gelandang inilah yang disinyalir mengeliminasi peran seorang playmaker. Mobilitas gelandang ini lebih bisa diandalkan untuk menggerakkan sebuah tim, sementara playmaker adalah si imajinatif yang sebenarnya termasuk spesies langka dalam sepakbola. Pemikiran menjadikan seorang gelandang dijadikan sebagai box-to-box midfielder alih-alih seorang playmaker boleh jadi diimplementasikan guna mengatasi kelangkaan stok fantasista.
Contoh: Patrick Vieira, Raul Meireles, Steven Gerrard, Ramires.

3. Deep-Lying Playmaker
Dengan coverage area yang lebih sempit, seorang deep-lying playmaker memiliki tugas berat. Dia harus mengalirkan bola ke depan dengan umpan-umpan jauh atau umpan pendek, mengatur tempo permainan, dan juga sebagai pemutus serangan lawan -meskipun biasanya gelandang ini tidak mempunyai kemampuan defense yang baik. Deep-lying playmaker berposisi didepan pemain belakang dan jarang berada di kotak penalti lawan atau teritorial sayap. Memasangkan deep-lying playmaker dengan anchorman yang diapit dua sayap agresif adalah strategi yang jamak digunakan. Bisa juga menggunakan satu deep-lying playmaker dipadu dengan dua orang anchorman dibelakang double playmaker dan seorang striker. Strategi ini dimainkan AC Milan saat menjuarai Liga Champion 2007 dimana Pirlo sebagai deep-lying playmaker ditemani Gattuso-Ambrosini sebagai anchorman menyeimbangkan double playmaker Kaka-Seedorf dan striker Pippo Inzaghi.
Contoh: Andrea Pirlo, Xabi Alonso, Jack Wilshere.

4. Playmaker
Playmaker juga dibagi dalam beberapa peran. Di Italia dikenal Trequartista (gelandang tiga perempat lapangan) dan Regista (Deep-lying playmaker). Secara umum, attacking midfielder memiliki tugas dan atribut kurang lebih sama dengan deep-lying playmaker. Seorang playmaker memiliki kemampuan membaca permainan plus menerobos pertahanan lawan dan mencetak gol. Barangkali inilah posisi pemain yang paling "jago" di sepakbola. Playmaker inilah yang mampu mengubah permainan dan strategi tim. Saat seorang playmaker bermain buruk, biasanya sebuah tim juga bermain buruk, walaupun tidak selalu begitu. Kepada pemain inilah bola diberikan, lalu dia mengalirkan lagi bola sesuai imajinasinya untuk membongkar pertahanan lawan.
Contoh: Diego Maradona, Xavi Hernandez, Zinedine Zidane, Paul Scholes, Kaka, Andres Iniesta.

5. Winger
Ryan Giggs-David Beckham (MU-1990an akhir), Kily Gonzalez-Miguel Angel Angulo (Valencia 1990an akhir) adalah salah satu contoh pair winger yang ideal. Si kidal menghuni sayap kiri, right-footer menempati sayap kanan. Kemampuan mereka manyisir sisi lapangan dan mengirim umpan tarik ke kotak penalti lawan adalah sumber petaka dari lawan-lawan mereka. Umpan akurat dan lari cepat (tidak berlaku untuk Beckham) sangat diperlukan pemain sayap. Tapi perkembangan penyerangan sayap kini sudah banyak dimodifikasi. Robbery (Robben-Ribery) adalah contoh penempatan dua pemain sayap secara invers. Robben yang kidal ditempatkan di sisi kanan, Ribery yang right-footed di sisi kiri. Bellamy-Downing di Liverpool juga menggunakan sistem ini, begitu pula Adam Johnson di City yang kadang-kadang dipasangkan dengan Samir Nasri untuk mengakomodir strategi the inverted winger. Strategi ini umumnya menyulitkan para pemain bertahan karena mereka bukanlah penggiring bola hingga ke garis goal kick lalu melepaskan crossing, mereka bermain lebih dari itu. Mereka tidak melulu melepas crossing tapi juga menusuk ke tengah lalu melepaskan tembakan ke tiang jauh atau melakukan kombinasi pendek dengan striker. Hanya, inverted winger ini lebih bernaluri menyerang daripada winger tradisional.

@aditchenko

No comments:

Post a Comment