Pages

Thursday, December 29, 2011

Setelah PSSI tandingan, lalu timnas tandingan?

Rasanya makin aneh melihat bangsa ini. Segala persoalan diselesaikan dengan tandingan yang menabrak sana sini. Memang sudah karakternya, yang punya kekuasaan selalu menyalahgunakan kekuasaannya, sementara yang merasa ditindas penguasa menempuh segala cara untuk mendongkel penguasa yang ada. Setelah liga sepakbola tandingan, kini Indonesia menghadapi fase yang makin ngawur. Perkenalkan: PSSI tandingan!

Sekelompok orang yang membentuk KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) ini awalnya menggelar rapat sepakbola nasional, lalu dari hasil rapat anggota PSSI itu, muncul ide untuk mengadakan KLB (Kongres Luar Biasa) guna menurunkan Djohar Arifin dari kursi ketua umum PSSI.

PSSI menanggapi dingin hasil rapat itu, malah terkesan menantang KPSI. Hal inilah yang memicu terbentuknya PSSI tandingan.

Okelah PSSI memang bikin kacau dan mengotori olahraga rakyat ini. Pengharaman kompetisi ISL termasuk mengasingkan pemain-pemainnya dari timnas adalah blunder terbesar dan terkacau yang saya pernah lihat dalam sebuah organisasi sepakbola. Ketidakmampuan PSSI dalam menyusun format kompetisi yang baik serta ketidakbecusan mereka menyelesaikan masalah internal kepengurusan klub-klub peserta kompetisi yang akan mereka rangkul adalah kegagalan nyata PSSI. PSSI nanti lebih suka membentuk tim nasional sepakbola yang berisi kumpulan pihak yang mau manut sama mereka, bukan tim nasional yang berisi pemain-pemain terbaik dari negeri.

Ironisnya, ngawurnya PSSI ini diikuti dengan KPSI yang ingin membuat PSSI tandingan! Kalo dari berita yang saya dengar, PSSI tandingan itu udah punya struktur sedemikian rupa untuk menjalankan sebuah organisasi sepakbola. Yang saya sebagai orang awam bingung adalah kemana muara dari PSSI tandingan ini?

Muara organisasi sepakbola suatu negara adalah timnas. Timnas yang sah tentu timnas yang bisa mengikuti kompetisi dibawah naungan FIFA. Lalu apa yang akan dilakukan PSSI tandingan pada akhirnya? Membuat timnas tandingan? Apa bedanya kita sama timnas Basque, atau timnas Catalonia di Spanyol? Mereka punya timnas yang kadang melakukan pertandingan eksebisi, tapi tidak pernah bisa mengikuti turnamen yang diadakan FIFA. Lalu apa inti dari perjuangan mereka ini?

Yang diinginkan rakyat sebenernya simple. Gak ada lagi rusuh sepakbola, liga berjalan normal tanpa liga tandingan. Biarin lah timnas kita masih kalah terus, tapi setidaknya jika kompetisi berjalan normal, ada harapan buat timnas kita untuk membaik prestasinya.

Ibarat Fight fire with fire, kenapa persoalan di bangsa ini selalu diselesaikan dengan kekerasan? Perbedaan yang ada makin dimunculkan, lalu dilegitimasi dengan sistematis sehingga menghasilkan perpecahan? Kubu A dan kubu B, si A gak mau disalahin, si B gak mau disalahin. Eskalasi kekacauan di sepakbola ini sama dengan kekerasan yang kita lihat belakangan ini di televisi. Pada akhirnya tidak ada yang menang, semua kalah. Sepakbola kalah. Bangsa ini kalah.

Semoga hari esok lebih baik dari hari ini.

@aditchenko

No comments:

Post a Comment