Pages

Sunday, July 21, 2013

Apakah Gabriel Paletta Solusi Tepat Pertahanan Milan?

Sejak 3 dekade silam, AC Milan adalah tim yang terkenal dengan keberadaan pemain-pemain belakang tangguh berkelas dunia. Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta, Paolo Maldini, hingga Jaap Stam. Tidak heran, nama-nama ini seolah menjadi hantu bagi pemain-pemain belakang baru Milan karena permainan dan kontribusi mereka kerap dibanding-bandingkan dengan nama-nama yang melegenda itu.

Roque Junior, Martin Laursen, Roberto Ayala, Jose Chamot maupun Fabricio Coloccini sempat mengisi skuat ini berbarengan dengan para legenda itu. Mereka bukanlah pemain belakang yang buruk, namun akibat perbandingan-perbandingan dengan para legenda tersebut mereka gagal memunculkan permainan terbaik. Kesempatan bermain merekapun terbatas.

Dua musim lalu, seorang bek Brasil bernama Thiago Silva didapuk menjadi calon legenda Milan karena kemajuannya yang sangat pesat sehingga menjadikannya bek tengah berkelas dunia. Namun kondisi keuangan Milan yang buruk memaksanya hengkang ke Paris Saint Germain. Kini, sektor pertahanan Milan diperkuat oleh duet Philippe Mexes dan Cristian Zapata, dengan dilapis oleh pemain-pemain senior seperti Cristian Zaccardo dan Daniele Bonera, juga seorang bek muda bernama Jherson Vergara.

Baik Mexes, Zapata, Zaccardo maupun Bonera juga bukanlah pemain yang buruk. Hanya saja, disebut berkelas duniapun tidak. Hal ini cukup mengganggu Rossoneri karena ketiadaan bek tengah berkelas dunia dipercaya akan semakin menjauhkan mereka dari gelar. Hal ini bukannya tidak disadari oleh manajemen. Pada bursa transfer musim panas ini, mereka kemudian dikaitkan dengan beberapa nama yang dianggap akan mampu memperkuat lini belakang mereka.

Nama pertama adalah Davide Astori. Bek yang kini bermain di Cagliari ini adalah jebolan akademi Milan. Astori, yang kini berusia 26 tahun sudah wara-wiri ke tim nasional Italia. Ia juga diincar oleh Manchester United sebagai bukti kehebatannya. Milan juga sebenarnya sempat mengincar Angelo Ogbonna, bek yang juga langganan tim nasional Italia. Namun eks pemain Torino ini sudah berbaju Juventus. Banderol kedua pemain yang mencapai 15 juta euro adalah hambatan bagi Milan.

Nama kedua yang kini ramai dibicarakan adalah bek Parma asal Argentina, Gabriel Paletta. Bek jangkung berusia 27 tahun ini hangat dibicarakan media-media Italia sebagai target transfer Milan. Siapakah Paletta? Beberapa tahun lalu, publik lebih mengenalnya sebagai pemain berbakat Argentina yang gagal bersinar di kompetisi Eropa.

Paletta mengawali karirnya di klub Banfield sejak usia 16 tahun. Hanya butuh waktu tiga tahun baginya untuk menembus tim utama Banfield, hal yang kemudian membuatnya terpilih menjadi pengisi lini belakang tim nasional junior Argentina pada perhelatan Piala Dunia U-20 tahun 2005 silam.

Penampilan memikat Paletta di kejuaraan tersebut memikat klub besar Inggris, Liverpool. Sayangnya, Paletta gagal menembus posisi starter. Total, ia hanya bermain sebanyak 3 kali sepanjang musim 2006/2007 tersebut. Selanjutnya, Paletta mudik ke Argentina untuk memperkuat Boca Juniors.

Di Boca, Paletta menemukan kembali kepercayaan dirinya. Sadar bahwa ia pindah ke Eropa di usia yang terlalu muda membuatnya tampil baik bersama Boca. Bersama klub rival abadi River Plate tersebut, Paletta menyumbangkan gelar juara Torneo Apertura dan Recopa Sudamericana tahun 2008.

Panggilan kembali ke Eropa datang. Kali ini klub papan tengah Italia, Parma yang membelinya. Bermain di Parma yang relatif lebih jauh dari sorotan ketimbang di Liverpool ternyata menjadi berkah baginya. Bersama Parma inilah Paletta kemudian mulai menapaki puncak permainan sebagai seorang pemain belakang berkelas. Kompetisi Seri a telah mengangkat namanya.

Paletta bermain gemilang sepanjang musim lalu. Situs whoscored menilai rataan performanya sebesar 7,2. Hal itu menjadikannya pemain dengan nilai rating terbaik kedua Parma musim lalu dibawah Jonathan Biabiany. Musim lalu, Paletta diasuh dua pelatih yaitu Franco Colomba dan Roberto Donadoni. Ditangan Colomba, Paletta bermain dalam sistem empat bek dimana ia berduet dengan Alessandro Lucarelli. Masuknya Donadoni menggantikan Colomba di pertengahan musim mengubah sistem permainan. Paletta hingga akhir musim bermain dengan sistem tiga pemain belakang, dan tetap tampil mengesankan.

Milan tidak salah mengincar pemain ini. Secara statistik, penampilan Paletta mungkin masih berada dibawah Mexes dan Zapata, namun dalam beberapa aspek seperti tekel maupun kemampuan membaca permainan Paletta sedikit lebih unggul. Pendek kata, kehadiran Paletta akan menciptakan kompetisi yang positif di lini pertahanan Milan sehingga performa tim akan meningkat secara keseluruhan.

Namun lagi-lagi harga menjadi masalah. Setelah sempat dihargai 10 juta euro, Direktur Parma Pietro Leonardi tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan, yaitu siapapun yang berminat pada Paletta harus mengeluarkan uang 35 juta euro. Pernyataan Leonardi tersebut seolah menegaskan bahwa pemain ini berstatus tidak dijual.

Tidak mengherankan memang karena Parma sendiri kini sedang berusaha bangkit sebagai kekuatan baru Seri a seperti tahun 90an lalu dimana mereka adalah tim papan atas. Ambisi tersebut tertuang di bursa transfer ini. Meski harus kehilangan penyerang muda berbakat Ishak Belfodil, namun sebagai gantinya mereka mendapatkan Antonio Cassano. Dengan poros Cassano di penyerangan dan Paletta di pertahanan inilah Parma mengusung optimisme menuju musim baru.

Kini tinggal bagaimana Adriano Galliani sebagai transfer guru Milan bertindak. Galliani memang penuh teka-teki. Ia terkenal sering mewujudkan transfer-transfer mengejutkan buat Milan, dan tidak jarang transfer tersebut terjadi menjelang penutupan. Galliani tahu benar akan kebutuhan Milan pada bek tangguh, namun lebih dari itu ia berhadapan dengan kondisi finansial Milan yang terbatas.

(tulisan ini ditolak oleh salah satu fanbase, karena dianggap sebagai tulisan rumor belaka.. hihihi)

@aditchenko

No comments:

Post a Comment