Pages

Friday, January 6, 2012

Milanovella


Berbagai media belakangan ini ramai memberitakan saga transfer Carlos Tevez ke Milan. Milan mencoba memanfaatkan buruknya hubungan Carlitos dengan pelatih Roberto Mancini dan petinggi klub Manchester City akibat menolak untuk dimainkan saat laga penyisihan grup Liga Champions 2011/2012 melawan Bayern Muenchen. Dan hari ini, Tevez makan siang dengan Galliani.

Berawal dari Fantanito
Cerita serupa tapi tak sama terjadi di kubu klub kota mode Milan. Cassano yang baru menempuh perjalanan pesawat terbang seusai pertandingan Liga Italia melawan AS Roma dikabarkan jatuh pingsan dan mengalami kesulitan bergerak dan berbicara. Cassano kemudian dikabarkan mengalami stroke ringan dan harus dioperasi jantungnya. Kehilangan Cassano merupakan kehilangan besar buat Milan. Penampilannya yang impresif dan kian menyatu dengan pilar-pilar lama Milan membuatnya menjadi pemain tak tergantikan di lini depan Rossoneri.

Hilangnya Fantanito dari lapangan selama 6 bulan memang belum membuat Milan mengalami krisis hasil, namun jadwal padat awal tahun adalah waktu yang krusial dalam penentuan nasib sebuah tim diakhir musim. Rossoneri menyadari penuh hal itu ketika musim lalu mereka mendatangkan Cassano, Mark Van Bommel, dan Urby Emanuelson. Mendatangkan pemain yang sudah jadi di bursa transfer musim dingin terbukti merupakan cara ampuh untuk mengisi bensin dari tim guna mempertahankan momentum bagus yang telah tercipta.

Eskalasi tingkat permainan Milan
Atas dasar keberhasilan itulah Milan kini ngotot mendatangkan Tevez. Tevez dinilai memiliki kualitas setara untuk menggantikan Cassano, dan memiliki kemampuan untuk menentukan hasil pertandingan. Tevez adalah tipe petarung berskill tinggi yang akan membuat lini depan Milan makin menakutkan. Disandingkan dengan Ibra, Robinho dan Pato, Tevez akan menjadikan seri a makin gemerlap.

Kedatangan Ibra dan Robinho satu setengah tahun lalu menjadikan Milan naik satu-dua level. Penyerang-penyerang bagus macam Marco Borriello dan Klaas Jan Huntelaar bahkan harus rela angkat koper dari Milanello. Milan mampu meraih scudetto dengan permainan menyerang yang mengerikan plus pertahanan yang sangat kokoh yang dikomando Thiago Silva.

Kedatangan Tevez dinilai lebih positif untuk target jangka pendek Milan selama 2-3 tahun kedepan. Dengan usia 27 tahun, permainan Tevez dinilai masih berada di puncaknya dalam kurun waktu itu. Kombinasi usia para attacante Milan dengan Ibra (30), Cassano (29), Robinho (28) dan Tevez (27) adalah kombinasi ideal yang masih akan bertahan 2-3 tahun lagi plus menjadi mentor pas buat Pato (22) dan El Sharaawy (19), meskipun akan membuat Pippo Inzaghi (38) makin gerah.

Finansial
Percayalah kalo aspek bisnis udah sangat diperhitungkan Milan. Transfer peminjaman setahun dan pembelian 24 juta euro untuk Ibra setelah sebelumnya ditransfer Barca dari Inter sebesar 70 juta adalah prestasi besar, begitu pula 18 juta untuk Robinho setelah harga belinya 32 juta. Dan kabar terakhir untuk Tevez, Milan menawarkan loan dengan opsi pembelian setelah 10-15 laga atau pencapaian gol tertentu.

Kehadiran Tevez memang beresiko membebani keuangan Milan, yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk mempermanenkan Ibra dan Kevin-Prince Boateng. Belum lagi gajinya yang besar akan semakin menggelembungkan biaya operasional Milan. Financial Fair Play yang dicanangkan UEFA menyaratkan kerugian maksimal adalah 38 juta euro

Posisi Tevez di Milan
Jika jadi, dimana Tevez akan bermain? Tevez, seperti halnya dengan Messi dan Cristiano Ronaldo, adalah seorang penyerang komplet yang mampu bermain di lini serang manapun. Striker, second striker, false nine, winger, inverted winger bisa dijalaninya dengan baik. Walaupun kadang-kadang bisa jadi nemesis bagi timnya sendiri karena egoistisnya. Di dressing room dan latihan, lingkungan kekeluargaan Milan yang menawarkan comfort zone terbukti mampu menjinakkan para beasts. Ibra, Cassano, Robinho, Van Bommel adalah pesepakbola bertalenta yang terkenal bad boy dan trouble maker tapi mampu dijinakkan oleh aroma kebersamaan Milanello.

Altrenatif
Bagaimana dengan opsi lain jika Operation Tevez ini gagal? Maxi Lopez sudah pasti dilewatkan karena tenggat dari Catania sudah lewat. Ada wacana penggaetan pemuda potensial asal Brazil, Leandro Damiao yang kini berusia 22 tahun dan bermain untuk Internacional. Damiao kabarnya juga dilirik Arsenal, Inter dan Juventus.

Will keep you posted. Milanovella.
@aditchenko

No comments:

Post a Comment