Pages

Sunday, October 27, 2013

So You Think You Know Neymar

Internazionale Milan boleh meraih gelar treble winners tahun 2010 lalu, namun yang mereka hadapi setelah itu adalah kepergian Jose Mourinho, yang kemudian menjadi awal kemunduran mereka hingga kini. Barcelona juga meraih treble winners setahun sebelum Inter, namun hingga kini prestasi Barcelona masih stabil (jika ukurannya adalah gelar-gelar La Liga yang masih mereka dapatkan dan pencapaian minimal semifinal Liga Champions sejak 2009 tersebut).

Barcelona yang kini kita saksikan bukanlah tim asal jadi. Adalah Johan Cruyff, mantan pemain dan pelatih mereka yang mengusulkan pembangunan akademi La Masia tahun 1976 kepada Josep Luis Nunez, presiden Barca saat itu. Ia belajar dari keberhasilan Ajax Amsterdam yang mampu meraih tiga gelar beruntun Piala Eropa (sekarang Liga Champions) tahun 1971 hingga 1973 lewat penampilan memukau talenta-talenda dari akademi sendiri. Seperti kita tahu, talenta-talenta tersebut juga menghasilkan salah satu tim terbaik dunia sepanjang masa yang tanpa mahkota, yaitu tim nasional Belanda tahun 1974.

Cruyff mendapatkan keinginannya dari Nunez tahun 1979, dimana ia kelak menuai hasil yang ia tanam lewat pemain-pemain macam Pep Guardiola dan Guilermo Amor yang ia tangani awal tahun 90an. Selanjutnya, La Masia menelurkan generasi Xavi Hernandez, Carles Puyol, Victor Valdes, Andres Iniesta hingga Lionel Messi dan kawan-kawan yang biasa kita saksikan kini.

Maka tidaklah mengherankan saat semalam Barcelona mampu mengalahkan Real Madrid yang dihuni pemain berharga ratusan juta euro. Terlepas dari kontroversi yang memang suka atau tidak menjadi bagian dari permainan sepak bola, Barca memang lebih superior. Pelatih Tata Martino mengusung pola 4-3-3 seperti biasa, juga pemain yang biasa ia turunkan, dengan preferensi menaruh Cesc Fabregas sebagai false nine dan menempatkan Leo Messi di sayap kanan. Taktik yang biasa digunakan Barca kala menghadapi lawan kuat yang pertahanannya rapat.

Tata Martino belajar banyak dari keberhasilan tim nasional Brasil pada Piala Konfederasi beberapa bulan lalu. Alih-alih menjadikan Messi sebagai sentral permainan, ia justru lebih mengandalkan Neymar. Hal ini terlihat dari banyaknya aliran bola mereka di daerah final third yang ditujukan kepada pemuda yang oleh pengamat dinilai overrated itu. Situs Whoscored memperlihatkan bahwa 36% dari serangan Blaugrana berada pada sisi kiri dimana Neymar bermain.

Nyatanya, Neymar sudah berkali-kali membuktikan bahwa ia bukanlah pesepakbola yang hanya hebat di Youtube dan memiliki yacht seharga 30 juta dollar serta mansion senilai 15 juta dollar. Lebih dari itu, Neymar adalah seorang pesepakbola cerdas dengan pemahaman taktik yang tinggi.

Keputusannya pindah ke Barca awal musim sempat mengundang keraguan karena Neymar lebih menonjol sebagai pemain yang sering “bermain sendiri” sementara Barcelona adalah tim yang dapat menghasilkan ratusan passing per laga. Pindahnya Neymar ke Eropa juga dinilai terlalu cepat, apalagi Piala Dunia di rumah sendiri sudah di depan mata.

Namun dari sepertiga musim yang telah dilalui, Neymar telah menunjukkan bahwa ia adalah seorang team player, menyamai reputasinya sebagai pesepakbola Youtube yang sering dinilai dangkal oleh para penggemar awam. Gol pertama yang ia ciptakan tepat saat bendera Catalonia berkibar dan teriakan “Independence” bergemuruh di tribun ultras adalah buah dari pergerakan yang cerdik dan eksekusi dengan presisi tinggi.

Carlo Ancelotti bukannya tinggal diam. Sebagai pelatih yang telah memenangi dua gelar Liga Champions dan memenangi gelar juara liga di tiga kompetisi berbeda (Italia, Inggris dan Prancis), Carletto jelas lebih dari berpengalaman, ia adalah Guru. Ancelotti menurunkan Dani Carvajal alih-alih Alvaro Arbeloa yang tampangnya mirip bintang film porno itu. Ancelotti belajar dari final Piala Konfederasi saat Arbeloa berkali-kali dikadali oleh Neymar.

Kedatangan Neymar juga dapat dilihat sebagai bukti tajamnya visi petinggi Blaugrana. Meski memiliki akademi terbaik dunia, mereka masih membutuhkan pemain dengan kemampuan seperti Neymar agar permainan mereka tidak terlalu text-book. Namun Barca juga tidak pernah sembarangan mengambil talenta. Jika mereka mengincar seorang pemain dari luar klub, pastilah pemain tersebut memang benar-benar memenuhi standar tinggi yang mereka miliki. Neymar, setidaknya telah mampu membuktikan diri bahwa ia memiliki standar tersebut.

Keberadaan Neymar nyatanya memberi alternatif dan kesegaran pada permainan Barca yang terlalu Messi-sentris. 6 assist dan rataan 2 key-passes per laga yang telah ia sumbangkan dan rambut ayam yang telah ia cukur juga membuktikan bahwa Barcelona telah menjadi rumah yang baik untuknya, bukan hanya makin mengembangkannya secara taktikal, namun juga membuatnya lebih rendah hati. Hal yang tidak mudah mengingat saat bermain di Santos, ia telah mencetak lebih dari 200 gol. Puja-puji juga ia dapatkan, dan ia tidak pernah salah. Neymar disebut nekat dengan pindah ke Barcelona untuk berbagi tempat dengan Messi, bintang yang telah menjadi ikon kota.


Kompetisi memang masih berada pada fase awal. Madrid juga masih memiliki banyak amunisi untuk terus membuat hidup Barca susah hingga akhir kompetisi nanti, belum lagi ancaman yang datang dari The Wonder Team Atletico. Tapi dalam kasus Neymar, setidaknya ia telah membuktikan bahwa ia bukanlah pemain yang overrated, melainkan wrongly-rated.

No comments:

Post a Comment