Pages

Tuesday, October 2, 2012

Giornata 6 seri a: kebangkitan prima punta lawas

Romario dari Salento



Anda mungkin hanya bisa menggerutu saat menyaksikan pertandingan antara Udinese melawan Genoa minggu malam lalu. Pertandingan tidak bertaji dan tidak bergigi berujung skor kacamata itu untungnya tidak terjadi di malam minggu, atau malam prime-time disaat anda sebetulnya memiliki banyak pilihan acara lain ketimbang menonton siaran langsung sepak bola dirumah.

Menyaksikan pertandingan yang sama sekali tidak seru berkesudahan 0-0 itu sama saja menonton acara infotainment atau program promosi apartemen mahal, yang mungkin akan membuat anda lebih baik menonton film lawas di HBO Signature saja daripada tetap diam didepan televisi dan berbuat dosa mengutuk dan menyumpahi pemain-pemain yang tidak kunjung menampilkan pertunjukan seru.

Lini masa di twitter tidak kalah kejamnya. Para penggemar sepak bola yang saya follow itu banyak yang mencibir pertandingan ini dengan tema sama, yaitu pertadingan yang super membosankan. Bola hanya berkutat ditengah lapangan dan direbut lagi oleh lawan saat hendak memasuki final third. Udinese yang memang bertindak sebagai tuan rumah memang banyak memegang kendali permainan, namun mereka seperti amatiran ketika memasuki wilayah lawan. Dan seperti layaknya tim Italia, Genoa menempatkan 7 pemain di daerah mereka ketika diserang, menyisakan Ciro Immobile dan Marco Borriello di depan frustasi tidak kunjung mendapat bola.

Mungkin TVRI apes menyiarkan pertandingan ini disaat terjadi berbagai hujan gol di pertandingan lainnya di waktu yang bersamaan. Di Bergamo, Atalanta diluluhlantakkan il Toro Torino 1-5. Di Sisilia, Palermo menghajar the flying donkeys Chievo 4-1. Di Olimpico, Lazio menumbangkan Siena 2-1. Di Renato D’all Ara, tuan rumah Bologna melibas Gli Elefanti Catania empat gol tanpa balas. Partai lainnya juga berlangsung sengit. Pescara berhasil menundukkan tuan rumah Cagliari 2-1 dan penalti dari Edinson Cavani membawa Napoli membungkam tuan rumah Sampdoria 1-0.

Seandainya saja TVRI menyiarkan pertandingan Atalanta melawan Torino, kita bisa melihat aksi Rolando Bianchi memporak-porandakkan tim yang di pekan ketiga mengalahkan Milan. Eks striker Manchester City ini mampu mencetak dua gol ke gawang Andrea Consigli, kiper yang digadang-gadang menjadi penerus Gianluigi Buffon di tim nasional Italia. Di giornata ini tidak hanya Bianchi yang mencetak dua gol, tapi ada juga nama-nama lawas seperti Alberto Gilardino dan Cristian Terlizzi. Bintang pada pekan ini layak ditujukan pada Romario dari Salento, alias Fabrizio Miccoli yang mencetak hattrick ke gawang Chievo.

Di partai yang berlangsung beda waktu, Milan ditahan imbang Parma 1-1. Stephan El Shaarawy kini berpotensi menjadi satu-satunya pemain di Milan seperti halnya Robin Van Persie di Arsenal musim lalu. Di Turin, Juventus menolak bermain dalam dunia Zemanlandia setelah mencukur Roma, tim asuhan Zeman dengan skor telak 4-1. Kali ini, Zeman yang rapuh pertahanannya dipaksa bermain di Juvelandia. Kembali bermainnya Daniele De Rossi nyatanya belum mampu mengangkat permainan il Lupo.

Terakhir, duel klub yang ditangani dua pelatih berbakat Italia, Inter dan Fiorentina berkesudahan 2-1 untuk timnya Andrea Stramaccioni atas tim Vincenzo Montella. Antonio Cassano dan Diego Milito menjadi pahlawan tim dengan gol-golnya.

Rangkaian partai pekan keenam ini adalah yang paling produktif sepanjang gelaran seri a musim ini. Dari 10 partai, tercipta 32 gol yang berarti rataan pertandingan menghasilkan tiga gol. Tentu hal ini luar biasa untuk seri a yang dikenal jarang menghasilkan skor besar dan goal bonanza dalam banyak partainya dalam satu giornata. Seri a yang dicibir sebagai kompetisi yang penuh intrik, diving, skandal dan strategi bertahan nyatanya dalam beberapa momen mampu mempertontonkan banjir gol dan permainan terbuka.

Jumlah gol seri a di pekan ini memang masih kalah dari gol-gol yang terjadi di English Premier League (EPL) dimana bintang-bintang ini total menyumbangkan 34 gol, dimana tujuh diantaranya tercipta di Carrow Road saat Luis Suarez mencetak hattrick dan membawa Liverpool meraih kemenangan perdana musim ini. 

Parade pembantaian yang lazim terjadi di La Liga kembali terjadi di jornada ini. Real Madrid, Real Valladolid, Osasuna dan Malaga masing-masing membantai lawan-lawannya dengan selisih minimal empat gol. Total gol la liga di pekan ini adalah 35 gol. Raihan 32 gol di seri a dibandingkan 34 di EPL dan 35 di la liga tentu tidak buruk.

Dari nama-nama yang saya sebutkan diatas, rasanya tidak salah jika tahun ini adalah kebangkitan para prima punta lokal Italia. Fenomena ini seiring dengan eksodus bintang mereka karena krisis yang melanda sebagian klub. Kini, nama-nama lokal yang mulai terlupakan seperti Gilardino, Bianchi, maupun Miccoli siap kembali unjuk gigi merevitalisasi kompetisi negeri peninsula sekaligus memunguti sisa-sisa harapan mereka menjadi penggedor utama La Nazionale.

Saya tidak akan heran lagi kalau sewaktu-waktu bakal menyaksikan partai banjir gol lagi seperti saat Lazio bermain imbang 4-4 lawan Milan di musim 1999/2000 dimana saat itu Andriy Shevchenko megukir tripletta.

Seri a belissimo!

No comments:

Post a Comment