Pages

Friday, January 22, 2016

Nomor Sembilan dan BnR



Banyak hal yang terjadi pada Luiz Adriano dalam beberapa hari ini. Setelah mengadakan perpisahan dengan rekan-rekannya di Milanello, ia berangkat ke negeri yang jauh di timur, Tiongkok. Di negeri Tirai Bambu, ia lalu mendatangi Jiangsu Suning, sebuah klub yang mungkin baru kali pertama Anda dengar. Tidak lupa, Luiz Adriano berpose dengan syal bertuliskan nama klub sebelum meresmikan kepindahan.

Tetapi seperti kita ketahui, kepindahan yang tinggal selangkah lagi itu batal. Banyak yang menyebut adanya kesepakatan yang dilanggar dalam perjanjian personal kontrak antara Jiangsu dengan Luiz Adriano. Milan sendiri sudah memberi lampu hijau. Pada akhirnya, Luiz Adriano kembali ke Italia, kembali bertemu dengan rekan-rekan di Milanello, lalu mendapatkan respon beragam dari milanisti.

Jika diceritakan dari kacamata #anakjersey, mungkin cerita Luiz Adriano seperti ini:

Ada seorang kolektor jersey bernama Adri. Adri memiliki koleksi jersey yang kualitasnya biasa-biasa aja. Banyak jersey jadul memang, tapi kualitas barangnya udah gak bagus. Banyak pulls dan bobbles, begitu istilah #anakjersey. Adri bukanlah perawat jersey yang apik. Padahal, ia membayar cukup tinggi ketika membelinya.

Adri masih punya ‘otak dagang. Ia ingin menjual jersey dengan harga yang lebih tinggi ketimbang harga saat ia membelinya supaya mendapatkan untung. Sayangnya kolektor jersey di sini sudah cerdas, rata-rata dari mereka yang sudah paham seluk beluk dunia jersey (baca: sepuh) menakar jersey Adri ini dengan nilai yang lebih rendah. Sudah berulang kali ia memasang iklan, tapi tidak laku-laku karena calon pembeli merasa harga koleksi Adri kemahalan.

Tidak ada harapan jika menjualnya kepada sesama kolektor, pikir Adri. Lebih baik menjual kepada orang awam yang juga suka sepak bola, tajir, tapi bukan anak jersey. Jadilah ia menitipkan jersey-nya di sebuah ruko milik temannya, dengan harapan ia menemukan seorang anak tajir bisa ngeluarin uang rupiah sambil merem.

Usaha Adri membuahkan hasil. Seorang pembeli datang dan tertarik melihat jersey dengan nama punggung seorang pemain Brasil bernomor sembilan. 

“Aaaa ini gue suka nih baju bola. Berapa duit?”
“Satu juta tujuh ratus aja, bang.”
“Wah mahal amat!”
“Ah abang bisa aja. Mobil aja Mercy, masak harga segini dibilang mahal..”
“Yaaa tapi kurangin dong. Lumayan kan bisa buat jajan.”
“Ya udah deh bang.. Ane turunin jadi satu juta lima ratus aja. Deal?”
“Hmm.. Oke deh.. Deal!”
“Oke bang.. Ane bungkus dulu ya.”
“Eh, by the way, gue gak bawa uang cash nih. Nanti ditransfer aja gimana? Tulisin aja nomor rekening elu. Ini gue tinggalin nomor telepon gue.”
“Hmm gimana ya bang.. Gak BnR kan nih?”
“Apaan tuh BnR? Gue taunya GnR. Hahaha.”
“Oh maksudnya, nanti beneran dibayar kan..”
“Ooo jangan takut, bos. Gue bayar lah.. Kalo gak bayar, ini barang gue kembaliin utuh seperti semula.”

Jersey diangkut juga oleh si pembeli ini. Dalam hatinya, Adri berseri-seri membayangkan keuntungan 700 ribu rupiah, karena dia membeli jersey ini enam bulan lalu dengan harga 800 ribu saja. Ia lalu membayangkan, dengan keuntungan ini bisa membeli jersey lain.

“Emang paling bener deh jual ke yang bukan kolektor.”

Sehari-dua hari masih belum ada kabar dari si pembeli. Adri mulai resah. Nomor si pembeli ia terus hubungi, dan dijawab tar-sok-tar-sok. Entar. Besok. Entar. Besok. 

Gak bener nih.

Hari ketiga, barulah si pembeli nelpon si Adri.

“Boss. Sorry nih gue gak jadi ngambil baju bola elu. Bagus sih bajunya, tapi kalo dipikir-pikir mendingan gue beli dari toko sebelah aja deh.”
“Ah gimana sih bos. Kok elu BnR sih?”
“Sorry nih, ini gue kirim balik deh barangnya. Jangan khawatir, masih utuh kok.”
Adri jengkel bukan main. Mau dia posting di twitter, si pembeli ini bukan anak jersey dan bukan anak yang aktif main twitter pula. Skema bully dan retweet dari akun-akun seleb juga gak mempan buat anak orang kaya macam begini. Ya udahlah kalo gitu. Cuma bisa pasrah.

***

Cerita sejenis seperti di atas bukan barang baru. Ada saja alasan untuk membatalkan perjanjian secara sepihak. Jangankan yang belum ditandatangani, yang sudah pun banyak. Berapa orang teman Anda yang pernah membatalkan niat bergabung dengan perusahaan lain meski sudah menandatangani kontrak? Pasti banyak.

Milan patut meradang, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Butuh waktu berhari-hari lagi untuk memulai negosiasi baru hingga merampungkan kepindahan. Transfer pemain bukanlah urusan remeh, dan Milan memang tidak pintar jika berbicara meraup keuntungan dari penjualan pemain.

1 comment:

  1. Punya Jenius ( bank BTPN )
    Mari bergabung bersama kami di Donaco Poker
    Gratis Regis & banyak bonus untuk bank BTPN anda
    Hub kami.
    WHATSAPP : +6281333555662
    CS 24 JAM

    ReplyDelete