Pages

Monday, August 8, 2016

Life After Berlusconi

Spekulasi tentang penjualan saham AC Milan oleh sang patron Silvio Berlusconi kepada grup investor dari negeri Cina akhirnya menjadi kenyataan. Tepat pada tanggal 5 Agustus waktu Italia, Berlusconi melalui perusahaannya yang juga menjadi induk dari Milan, Fininvest, resmi melepas kepemilikan Milan sebanyak 99,9% lebih dengan nilai 740 juta euro kepada grup yang dikabarkan bernama Haixia Capital dan Yonghong Li. Nilai ini termasuk pelunasan hutang-hutang Milan yang jika dijumlahkan bernilai sekitar 220 juta euro.

Bersama Berlusconi, Milan telah menjalani periode pasang surut prestasi. Namun yang patut diingat, Berlusconi adalah salah satu presiden tersukses dari sebuah klub. Bukan semata jumlah gelar yang didapat (total 28 gelar dalam 30 tahun, 5 di antaranya Liga Champions), namun cara Berlusconi mengelola klub pula yang menjadi inspirasi banyak kesebelasan di Italia, dan mungkin saja bahkan berpengaruh hingga ke seluruh benua Eropa. Termasuk obsesinya akan keindahan di lapangan, berwujud sepak bola menyerang dengan permainan atraktif.

Namun kemudian kekuatan finansial Berlusconi tak lagi mampu menopang kebutuhan Milan, termasuk berkompetisi dengan para pesaing di domestik maupun kontinental, yang sudah dikelola dengan lebih modern. Pengelolaan modern dimaksud yaitu menjadikan klub sepak bola sebagai institusi yang mandiri, atau istilah keuangannya sustainable.

Kepayahan Milan dalam menghadapi persaingan terlihat dari lemahnya pergerakan di bursa transfer, sehingga kualitas pemain-pemain yang memperkuat Rossoneri pun tidak mampu menyaingi para rival. Pun demikian dengan mentalitas pemenang yang sudah hilang sejak para senatori pensiun atau hengkang tahun 2012 silam. Dampaknya begitu jelas, yaitu merosotnya prestasi berujung nihilnya keikutsertaan di kompetisi antarklub Eropa selama tiga musim beruntun.

Namun hari-hari ini telah berlalu, dan kita masih akan memiliki banyak waktu untuk mengharu-biru mengenang era Berlusconi. Segera setelah Berlusconi mengumumkan penjualan, Milan kembali bergerak di bursa transfer dan dipastikan akan diguyur dana transfer sebesar 350 juta euro yang diberikan secara gradual. Dana 100 juta euro disiapkan untuk musim ini, di mana 15 juta di antaranya dapat segera cair, dan sisa 85 juta baru akan didapat tiga minggu dari sekarang, atau paling lambat Januari tahun depan.

Dengan hadirnya pemilik baru dan keluarnya dana untuk transfer pemain, berikut hal-hal yang perlu segera dilakukan:

Membeli Sedikit Saja Pemain-Pemain Yang Dibutuhkan
Sejak dibukanya bursa transfer 1 Juli kemarin, Milan baru mendatangkan tiga pemain, yaitu penyerang yang juga merupakan capocannonieri kompetisi Seri B Italia, Gianluca Lapadula, lalu bek kiri asal River Plate, Leonel Vangioni, dan yang terbaru adalah bek tengah Lanus asal Paraguay, Gustavo Gomez. Pembelian Gomez sendiri baru diresmikan sehari sebelum penjualan klub.

Pembelian pemain-pemain ini memang masih jauh dari kata cukup untuk meningkatkan daya saing. Namun karena waktu bergulir kompetisi resmi yang semakin dekat, ada baiknya untuk tidak terlalu banyak mendatangkan pemain baru. Pertimbangannya, akan sulit bagi pelatih Vincenzo Montella untuk mempersiapkan tim dengan pemain-pemain yang belum terbiasa dengan metodenya.

Namun sayangnya, Milan baru akan mendapatkan injeksi 100 juta euro saat bursa transfer musim panas akan ditutup. Kini menjadi tugas dari Adriano Galliani bersama Marco Fassone, CEO baru yang ditunjuk oleh grup investor Cina untuk meyakinkan para pemilik klub pemain incaran untuk setidaknya mau menerima penundaan pembayaran.

Jika memang sulit mendapat persetujuan penundaan pembayaran itu, ada baiknya Milan segera merampungkan penjualan pemain. Carlos Bacca yang memang ingin pergi sebaiknya segera dicarikan klub baru, begitu pula Alessandro Matri dan Luiz Adriano. Dana segar dari penjualan mereka, ditambah 15 juta euro yang sudah di tangan, dapat digunakan untuk membeli dua atau tiga pemain.

Mungkin Galliani dan Fassone dapat memfokuskan diri untuk bernegosiasi ulang dengan bek Villareal, Mateo Musacchio. Banderol 30 juta dapat dipenuhi segera setelah Bacca dijual. Untuk gelandang bertahan, Badelj mungkin saja dapat diikat dengan mahar 10-12 juta euro. Sementara target lain yaitu Juan Cuadrado dan Simone Zaza dapat diupayakan kedatangannya dengan skema pinjaman dengan kewajiban membeli.

Segera Umumkan Struktur Organisasi Baru
Sembari memperkuat tim dengan pemain-pemain baru, tidak kalah pentingnya adalah pengumuman struktur organisasi baru di kursi manajemen. Pembagian peran harus jelas dan tegas, plus jabatan harus diemban oleh mereka yang memiliki kompetensi. Jika Fassone menjadi CEO, ada kemungkinan bahwa ia perlu menunjuk direktur olahraga baru, dan semoga saja berasal dari mantan legenda.

Kehadiran para legenda di jajaran manajemen tidak hanya berfungsi sebagai duta klub. Lebih dari itu, pengisi peran ini dapat menggunakan pengaruh dan pengalamannya sebagai pemain untuk bisa berdiplomasi dengan klub penjual maupun si pemain langsung. Paolo Maldini sepertinya cocok untuk menduduki jabatan ini.

Hidupkan Kembali Scouting dan Perbaiki Kebijakan Transfer
Pembelian pemain yang dilakukan Milan dalam tiga tahun ke belakang, dalam pandangan pribadi penulis, tidak didasari oleh kegiatan scouting yang dilakukan oleh pemandu bakat. Pembelian dilakukan dengan melihat ketersediaan pemain di bursa, harga yang cocok atau mengandalkan hubungan baik dengan sesama direktur olahraga atau pemilik klub lain.

Model seperti ini memang tidak selamanya salah, namun tidak semestinya selalu dijalankan. Pembelian pemain, termasuk penggajiannya sebaiknya memperhatikan betul kualitas si pemain dan kecocokannya dengan kultur dan nilai-nilai klub. Sudah saatnya Milan kembali membeli pemain-pemain dengan bakat yang nyata, untuk kemudian ditempa menjadi bintang. Contohnya adalah pembelian pemain-pemain seperti Thiago Silva atau Ricardo Kaka.

Kerjasama Komersial
Performa keuangan Milan dalam hal pendapatan komersial sebetulnya sudah bagus. Milan konsisten menjadi klub dengan pendapatan komersial tertinggi di Italia, dengan nilai total kerjasama berkisar di atas 100 juta euro setahun. Kehadiran investor dari negeri Cina semestinya dapat meningkatkan pendapatan Milan dari sektor ini, dengan cara menggali potensi-potensi kerjasama komersial baru berbentuk sponsorship atau penjualan merchandise.

Rencanakan Pembangunan Stadion Baru
Stadion merupakan hal penting bagi klub sepak bola di masa ini demi menghimpun seluruh potensi pendapatan. Di Italia, sepanjang pengetahuan penulis, tidak ada stadion sepak bola baru yang dibangun pemerintah. Negara ini terakhir kali menyelenggarakan kejuaraan sepak bola ataupun olahraga berskala global tahun 1990 lalu, sehingga tidak ada urgensi untuk membangun stadion baru.

Milan tidak dapat meniru langkah West Ham United yang menyewa London Olympic Stadium, stadion yang dibangun pemerintah kota untuk menyambut Olimpiade London tahun 2012 sebagai kandang baru mereka menggantikan Boleyn Ground. Yang dapat Milan lakukan adalah membangun stadion baru, proyek yang sebetulnya pernah diinisiasi oleh Barbara Berlusconi tahun 2015, namun gagal karena harga tanah yang terlalu mahal di distrik Portello.