Pages

Friday, February 6, 2015

Menilai Pergerakan Transfer Musim Dingin Milan

Setelah memastikan kedatangan Salvatore Bocchetti dari Spartak Moscow, Milan kemudian mengumumkan keberhasilan mereka mendatangkan penyerang Roma, Mattia Destro dengan skema pinjaman. Uang senilai 16 juta euro kemudian harus dibayarkan Milan pada akhir musim untuk menebus kepemilikan Destro secara penuh. Pada penutupan bursa transfer musim dingin, Milan kemudian mengamankan pembelian murah bek oriundo Parma, Gabriel Paletta.

Kedatangan tiga pemain ini menyusul Alessio Cerci dari Atletico Madrid dan Jesus Joaquin Fernandez Saez de la Torre atau lebih dikenal dengan  Suso dari Liverpool. Masih belum cukup, Milan telah memastikan kepulangan Luca Antonelli dari Genoa. Kedatangan Antonelli menandai pembelian Milan untuk kesekian kalinya atas pemain homegrown. Milan sempat melakukan hal ini dalam pembelian Luca Antonini, Ignazio Abate dan juga Alessandro Matri. Masih patut ditunggu akankah Milan mendatangkan Matteo Darmian dan Pierre Aubameyang, dua mantan pemain didikan akademi mereka pada saat performa dan harga keduanya berangsur turun.

Sekilas jika melihat komposisi pemain-pemain yang didatangkan, Milan seperti telah melakukan pekerjaan yang cukup bagus. Bocchetti, Paletta dan Antonelli berposisi sebagai bek tengah dan bek kiri, posisi yang kerap menjadi titik lemah yang tak kunjung diperbaiki oleh Rossoneri dalam beberapa musim terakhir. Meski bukan yang terbaik di posisi mereka, namun semestinya pengalaman mereka dapat membantu klub baru mereka meraih posisi lebih baik.

Meski demikian, ada hal yang perlu diperhatikan dari pemain-pemain baru ini. Ketiga bek yang didatangkan telah melewati permainan terbaiknya. Paletta memang salah satu bek terbaik di Seri A, namun predikat tersebut didapatnya dua musim lalu. Musim ini, Paletta berjuang amat keras mengembalikan performa terbaik seiring cedera yang sempat dialaminya dan keterpurukan Parma musim ini. Dengan keadaan ini, amat sulit bagi Paletta untuk langsung menjawab kebutuhan Milan akan seorang pemimpin di lini belakang.

Terlebih untuk Bocchetti. Ketika melakukan debut timnas Italia pada usianya ke-23 tahun 2009 lalu, pemain kelahiran Naples ini digambarkan sebagai bek masa depan Italia. Ia juga terpilih memperkuat skuat Gli Azzurri di Piala Dunia 2010 arahan Marcello Lippi. Talenta Bocchetti menarik perhatian Rubin Kazan, klub Rusia yang sempat rutin tampil di kompetisi antarklub Eropa. Di bawah arahan Kurban Bardiyev, Bocchetti tampil reguler untuk Kazan, namun ternyata kepergiannya ke Rusia membuatnya kurang terpantau. Cesare Prandelli, pengganti Lippi di timnas Italia pun memalingkan pandangannya.

Tiga tahun di Kazan, pemain yang mengawali karir di klub Ascoli ini kemudian pindah ke ibukota. ‘The people’s club’ Spartak Moscow menjadi pelabuhan berikutnya, namun sayangnya rangkaian cedera lutut menyebabkan penurunan performa sang pemain. Ia gagal menembus skuat utama dan hanya bermain sebanyak 25 kali dalam dua tahun terakhir bersama Spartak.

Lalu beranjak ke lini serang, ada Cerci, Suso dan Destro. Cerci, sebagaimana diketahui hanya tampil sebanyak enam kali sebagai pemain pengganti tanpa torehan gol di kompetisi La Liga bersama Atletico Madrid. Kesulitan dalam beradaptasi dan masalah kedisiplinan karena tidak mampu menjaga berat badan membuat berang pelatih Diego Simeone sehingga tidak ada tempat bagi Cerci di skuatnya. Apakah Cerci bisa bersinar seperti musim lalu di Torino? Masih sulit untuk dijawab, namun jelas tantangan Cerci lebih besar di Milan lantaran Milan bukanlah Torino yang menjadikannya pusat permainan.

Bagaimana dengan Suso dan Destro? Dua pemain ini memiliki beberapa kesamaan, yaitu bertalenta besar namun kurang mendapat kepercayaan klub lamanya. Suso tercatat hanya 14 kali memperkuat Liverpool selama dua setengah musim. Musim lalu, pemain kelahiran Cadiz ini sebetulnya tampil cukup mengesankan kala dipinjamkan ke Almeria. Suso tampil sebanyak 33 kali dan mencetak 3 gol yang membantu klub asal Andalusia ini bertahan di kompetisi La Liga. Namun sekembalinya ke Liverpool, pelatih Brendan Rodgers tidak kunjung memberinya menit bermain yang dibutuhkan.

Talenta besar Suso bukanlah dongeng semata. Pemilik kaki kiri berbahaya ini telah memperkuat timnas yunior Spanyol dalam lima jenjang, yaitu U-17 hingga U-21. Hanya pengalaman timnas senior yang belum dicicipinya. Jika dimanfaatkan dengan benar, Milan jelas beruntung mendapatkan Suso, terlebih secara gratis. Meski demikian Milan perlu mewaspadai catatan negatif pemain-pemain asal Spanyol yang pernah memperkuat tim mereka. Jose Mari Romero, Javi Moreno dan terakhir Fernando Torres adalah penggawa tim matador yang gagal memberi impresi positif untuk Milan.

Mirip dengan Suso, Destro adalah penyerang tengah tajam yang sempat dikaitkan dengan Real Madrid dan Chelsea pada musim panas lalu. Milan juga hendak membelinya, namun gagal memenuhi permintaan harga yang diajukan Roma. Dalam kemampuan terbaik, Destro adalah penyerang komplet yang memiliki ketajaman, kecepatan dan tehnik yang istimewa. Torehan 13 golnya musim lalu meskipun tidak selalu menghuni starting eleven adalah bukti kehebatannya.

Kondisi finansial Milan memang membuat mereka tidak leluasa bergerak di bursa transfer. Dilihat dari pemain-pemain yang didapat, Milan memang mendapatkan pemain-pemain yang diinginkan, namun belum tentu dibutuhkan. Mereka yang datang bukanlah sosok pemain yang tengah berada pada kondisi puncak, melainkan mereka yang telah melewatinya hingga kemudian harga mereka berangsur affordable untuk Milan.

Pendek kata, jangan terlalu banyak berharap.