acundo Roncaglia
Tidak harus menjadi pengamat sepak bola atau talent scout untuk menilai bagusnya seorang pemain. Cukup melihat pada naluri dasar sang pemain saat  berada di lapangan. Gerak tipu sederhana, gerakan mengoper, cara melakukan shooting, tekel, bergerak membaca permainan maupun melihat posisi kawan dan lawan. Gerakan-gerakan dalam sepak bola pada dasarnya adalah gerakan dasar naluriah yang dimiliki semua orang. Kelebihan pesepak bola adalah sederhana dan mudahnya gerakan itu dia lakukan, namun itu adalah andil dari proses latihan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Apa yang ada di benak saya ketika melihat sosok berseragam ungu Fiorentina bernama Facundo Roncaglia? Saya bisa langsung menilainya bahwa dia adalah pemain bagus. Gerakannya yang sederhana dan tidak banyak berlari namun keterlibatannya dalam permainan sangat tampak. Puncaknya adalah tendangan keras jarak jauhnya yang bersarang ke gawang Antonio Mirante di bawah mistar gawang Parma. Saya jadi teringat tendangan dari sosok Gabriel Batistuta, yang biasa meneror lawan-lawannya dengan sepakan kerasnya ketika masih berseragam ungu Fiorentina. Dengan seperangkat kualitas tehnik demikian, saya sampai mengira Roncaglia adalah seorang gelandang. Butuh 10-15 menit kemudian bagi saya untuk menyadari bahwa dia ternyata seorang pemain belakang.
Karena penasaran, saya berusaha mencari tahu tentang pemain ini. Roncaglia bukanlah David Beckham atau Lionel Messi yang begitu mudahnya mesin pencari menemukan apapun tentang mereka, namun percayalah hal ini hanya tinggal menunggu waktu. Dari informasi yang minim tersebut, ternyata Roncaglia adalah seorang pemain yang sudah tidak terlalu muda, dia sudah berusia 25 tahun. Maafkan ketidaktahuan saya, tapi pemain ini bahkan belum diperhitungkan untuk menjadi starter di tim arahan pelatih berbakat Vincenzo Montella awal musim ini.
Penempatannya di sisi kanan tiga pemain bertahan memang membuat pemain yang memiliki buyut di Italia selatan ini kerap maju membantu serangan. Tidak hanya baik dalam membantu serangan, tentunya pemain ini memiliki kemampuan bertahan yang bagus. Julukannya yaitu El Torito atau banteng kecil sudah cukup menjelaskan permainan tanpa komprominya sekaligus kemampuannya membaca permainan.
Performa cemerlangnya turut terdengar seantero nasional, dan kabar beredar bahwa pelatih tim nasional Italia Cesare Prandelli hendak mencobanya di La Nazionale. Seperti biasa, polemik oriundi memang selalu muncul setiap ada pemanggilan pemain keturunan. Dari permainan bagusnya, baik Italia maupun Argentina memang pantas memperebutkannya. Dia adalah calon cult hero Fiorentina.
Namun jika realistis melihat peluang, Roncaglia seharusnya memilih Argentina ketimbang Italia. Italia sudah memilii banyak stok bek tengah mumpuni, sementara Argentina masih mencari penerus Walter Samuel dan Nicolas Burdisso. Pemain muda seperti Ezequiel Garay dan Nicolas Otamendi masih belum cukup memberi ketenangan bagi skuad Alejandro Sabella. Kehadiran Roncaglia di tim tango akan menyeimbangkan tim ini, yang seolah terlalu berat kedepan.
Meski demikian, Roncaglia ternyata lebih berhasrat untuk menjadi oriundi membela tim Azzuri. Jika benar dipanggil Prandelli, Roncaglia akan menjadi oriundi ke-57 sepanjang sejarah tim nasional Italia sejak Johnny Moscardini, pemain kelahiran Falkirk (Skotlandia) menjadi yang pertama hampir sembilan puluh tahun lalu. Kesempatan berkompetisi dan bertandem dengan bek-bek tangguh seperti Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini maupun Andrea Ranocchia nampaknya lebih memikatnya ketimbang menjadi penerus Samuel-Burdisso.
Kemudahan Roncaglia dalam beradaptasi di Italia bisa disebabkan dari komposisi skuad Fiorentina, selain dari pengalamannya di Eropa sebelumnya bersama Espanyol. Jika Anda memperhatikan roster dari La Viola musim ini, Anda akan melihat  skuad kosmopolitan dengan dominasi seimbang pemain Eropa dan Amerika Latin. Kondisi ini turut mempermudah adaptasi bek tengah yang juga bisa bermain di posisi bek kanan ini karena kecenderungan pemain-pemain latin untuk memainkan bola lebih lama.
Kebisaannya bermain multiposisi ini juga turut membantu perkembangannya. Vincenzo Montella, pelatih yang menyukai sepak bola atraktif dengan pola 4-3-3 ataupun pola tiga bek ternyata terus memasangnya ketika pemain ini tampil impresif dalam latihan. Kini, Roncaglia menjadi salah satu pemain la viola dengan menit terbanyak. Dari enam pertandingan awal seri a, ia selalu menjadi starter dan tidak pernah diganti. Entah bermain di tim nasional Argentina atau Italia kelak, yang pasti tim nasional tersebut beruntung jika memiliki pemain ini.

Tulisan ini dimuat di blog @FootballFandom1 (www.footballfandom.net)